SE-IMAN tak SE-AMIN"Astaghfirullah, "
Farel berdecak kesal ketika seorang gadis menabrak jalannya. Matanya berhasil mendapati seorang Salma yang tengah mengatur deru napasnya.
Gadis itu terlihat sangat ketakutan. Selain itu juga sepertinya Salma tengah buru buru dengan jalannya sambil membawa beberapa tumpukan buku.
"Maaf kak, Salma nggak sengaja. " ucap maaf Salma kepada Farel.
Seperti Vania dulu, kali ini Salma juga sama selalu menundukkan kepala ketika berhadapan dengan lawan jenisnya.
"Lo temennya Vania kan? "Tanya Farel yang tidak mau marah-marah karna hal kecil itu.
Salma masih menundukkan kepala, ia juga mengangguk berkali kali namun pelan untuk merespon pertanyaan Farel.
"Lo bisa ngomong nggak sih?! "
Salma terlonjak kaget mendengar ucapan Farel yang meninggi. "I-iya saya temannya Vania. "Sahut Salma terbata.
Kali ini Farel tersenyum mendengar sahutan Salma. Tanpa ia sadari, ternyata Salma sekilas bisa melihat senyuman manis yang diterbitkan dari wajah tampan Farel.
"Gue nitip ini. Bilang ke Vania PIN ponselnya satu sampai empat kali. " jelas Farel sambil menyodorkan ponsel Vania kepada Salma.
Salma mengangguk kembali, ia masih mematung sampai akhirnya Farel pergi meninggalkannya.
"Mashaallah kak, itu senyum apa madu dicampur gula manisnya pake banget. "
Salma menggelengkan kepala berkali kali ketika ia menyadari ucapannya yang ngawur. Tidak seharusnya seorang wanita memuji pria lain yang bukan muhrimnya.
"Astaghfirullah, maafin Salma ya Allah. "
***
"Hai Vania. "Sapa Farel berjalan pelan disamping Vania.Vania hanya tersenyum kecil. Ia masih setia berjalan dengan tatapannya yang menatap lurus ke depan tanpa berani melihat Farel.
Siang ini Vania memutuskan untuk mengikuti sholat berjamaah dimasjid dekat kampus. Di kampus memang menyediakan mushola untuk mereka yang sholat, tapi dalam waktu singkat sholat semua orang dilangsungkan sendiri sendiri tanpa melaksanakannya dengan berjamaah.
"Waalaikumsalam, " balas Vania yang berhasil menyinggung Farel.
Farel terkekeh kecil. "Assalamualaikum maksudnya, "
Farel menata rambutnya yang terlihat sangat acak acakan. Ia mengambil parfum dikantong jaketnya lalu menyemprotkannya ke pergelangan tangan hingga lehernya sekaligus.
Bau parfum rasa mint milik Farel berhasil tercium sampai ke indra penciuman Vania. Namun, Vania lebih memilih untuk diam dan tidak mempermasalahkan hal itu sedikitpun.
Tiba tiba ingatan tentang satu kontak WhatsApp yang tersimpan diponsel Vania berhasil teringat kembali oleh Farel. Beberapa jam yang lalu sebelum Farel berangkat ke kampus, Farel sempat menyempatkan beberapa waktunya untuk membuka ponsel milik Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
SE-IMAN TAK SE-AMIN [END]√
General FictionBANTU TEMBUSIN 1K:) TEMBUS 1K, AKU NEXT PART YANG UNBROKEN. "Kita se Iman, tapi tak se amin. "-VANIA WINATA AYUDYA. "Dalam hitungan hari, gue bisa jamin se iman kita juga akan segera se amin. " -FAREL YUDA MAHESWARA. Cerita Fiksi! Cerita mereka...