SE-IMAN tak SE-AMIN
Gadis cantik berusia lima tahun itu tersenyum lebar menatap sekitar.
Mencari sang empu, yang kini tengah dicarinya untuk diadukan sesuatu.
"Abi.. " rengeknya setalah berhasil menemukan sang empu yang ia cari dari tadi.
Merasa dirinya dipanggil, Farel langsung menghentikan langkahnya. Mencari sumber suara yang sedari tadi terus merengek memanggil.
"Abi, kak Fadlinya jahat sama Nazwa. " adu Nazwa mengadukan Fadli.
Melihat kepolosan putrinya, Farel langsung terkekeh kecil. Ia mencium pipi Nazwa berkali kali hingga memerahkan warna pipi sang empu.
"Dimana ini kak Fadlinya. Nakal ya dia berani gangguin putri cantiknya abi. " ucap Farel pura-pura mencari keberadaan Fadli.
Hal itu berhasil membuat Nazwa tertawa lepas. Senang rasanya mengadukan kakaknya yang berani mengerjai.
"Itu kak Fadlinya. " ucap Nazwa menunjuk dimana Fadli juga tengah mengadukan adiknya itu kepada Vania.
Melihat Nazwa yang juga tengah mengadu, Fadli langsung menangis kejer. Nyalinya sangat ciut kalau sudah berhadapan dengan Abinya.
Berbeda dengan Vania, kini sang empu malah tertawa lepas melihat aksi anak-anaknya yang menggemaskan.
Entah apa yang diadukan Nazwa kepada Farel, yang jelas Fadli mengadukan Nazwa yang suka merebut mainan Fadli dengan paksa.
Okelah kalau boneka atau mainan berbau gadis, lah ini Nazwa mengambil paksa mobil-mobilan Fadli semuanya.
Tentu saja sebagai seorang kakak Fadli berfikir itu bukanlah mainan yang pas untuk adiknya.
"Sebenernya masalahnya gimana si? " tanya Farel pelan kepada dua anaknya itu yang masing-masing tertunduk.
Vania mengangguk setuju, dia menghapus air mata Fadli pelan dan mengulurkan kekehan kecil.
"Nazwa ngambil semua mainan Fadli, Abi. " sahut Fadli masih tertunduk tak berani menatap.
Vania dan Farel saling menatap. Keduanya terkekeh kecil menertawakan nada bicara Fadli yang bergetar, namum masih terdengar sangat menggemaskan.
"Kenapa kamu nggak kasih? " kali ini Vania yang bertanya.
"Ma-mainan Fadli kan mainan cowok. Nggak pantas buat adik Fadli yang cewek. " sahut Fadli polos dengan tangisan yang semakin memecah.
Inilah yang paling digemaskan dari anak-anaknya. Fadli sangat menggemaskan. Dia bermental ciut ketika kedua orang tuanya sudah mengintrogasinya.
Berbeda dengan Nazwa. Gadis itu malah sibuk memberantakkan mainan Fadli, yang pemiliknya saat ini tengah menangis didepan orang tuanya.
"Nggak boleh, harusnya Fadli ngalah dong sebagai abang. Jangan gitu ya, kasian adik kamu. " jelas Farel malah membuat tangisan Fadli semakin keras.
Entahlah kalau sudah seperti ini, alamat Vania akan tenggelam kedalam dunia tawa nya yang disebabkan oleh anaknya.
"Umi, a-abi nggak sayang Fadli. A-abi dari tadi belain Nazwa mulu huhuu... " tangis Fadli yang langsung digendong Farel.
"Iya deh anak abi yang paling ganteng, maafin abi ya.. " ujar Farel seketika membuat Fadli menghentikan tangis nya.
"Janji Abi nggak boleh salahin Fadli terus? " Fadli mengulurkan jari kelingkingnya.
Saat itu juga Farel langsung menatap Vania, dan keduanya terkekeh. Setelah itu, Farel langsung menerima janji kelingking Fadli dan langsung mencium sang empu.
"Janji, "
Tidak lama kemudian, seseorang datang. "Bang Farel, ayo semuanya udah nungguin dibawah. " ucap Azmi yang langsung diangguki Farel.
"Iya bentar lagi Mi. Ayo-ayo turun, keburu dimarahin umu." arah Farel mengarahkan keluarga kecilnya.
Umu adalah panggilan Farel dan Vania untuk Sajidah dan Vanesha. Sengaja mereka menamainya umu karena untuk membiasakan anak-anaknya dalam memanggil neneknya.
Sesampainya dibawah, Farel dan Vania langsung disambut kedatangannya oleh banyak orang.
Semuanya sudah siap, akan melaksanakan sesi pemotretan bersama keluarga besar.
Disana juga sudah ada Salma dan keluarga kecilnya. Salma sudah menikah dan memiliki satu anak laki-laki hasil dari pernikahannya bersama pria pilihannya.
"Aunty.. " sapa Nazwa yang langsung memeluk Salma erat.
Salma tertawa kecil melihatnya. Dia langsung mengangkat Nazwa dan menggendongnya seraya mencium pipi sang empu.
"Kangen ya sama Aunty? " tanya Salma, Nazwa mengangguk semangat.
Hari ini, Farel mengadakan syukuran kecil dirumahnya. Hanya didatangi beberapa orang, dan keluarga besarnya.
Hari ini juga Farel sengaja mengadakan sesi foto bersama keluarga. Dia tersenyum lebar kala pothografer mengarahkan senyuman untuk masing-masing orang.
"Say Cisss.. " teriak pria pemotret memberi aba-aba.
Semua orang juga tersenyum lebar menatapnya, "cisss.. "
Cekrek...
_TAMAT_
STORY BY. KHAIRUNNISAK
Pecalungan, 4 April 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
SE-IMAN TAK SE-AMIN [END]√
General FictionBANTU TEMBUSIN 1K:) TEMBUS 1K, AKU NEXT PART YANG UNBROKEN. "Kita se Iman, tapi tak se amin. "-VANIA WINATA AYUDYA. "Dalam hitungan hari, gue bisa jamin se iman kita juga akan segera se amin. " -FAREL YUDA MAHESWARA. Cerita Fiksi! Cerita mereka...