XXXV

117 20 0
                                    


SE-IMAN tak SE-AMIN

Gimana ya rasanya kalo kita nulis, bahasa tokohnya itu 'kak', 'iya kak' dll. Tiba-tiba kita ganti 'iya mas', 'mas', 'mas Farel'. Iii nggak mau nggak suka galayyy 😭.

Nggak canda.

Hari ini Farel akan memberitahu sekaligus menjelaskan kepada Vania tentang pemberhentian kuliah mereka.

Ralat, maksudnya pemberhentian kuliah Farel. Terserah jika Vania tidak sependapat. Bukan masalah juga bagi Farel, kalau Vania mau melanjutkan kuliahnya.

Yang terpenting, Farel akan memberhentikan kuliahnya sendiri. Farel sadar, kepentingan keluarganya jauh lebih penting daripada kepentingan dirinya sendiri.

"Vania, hari ini aku mau ke kampus." ucap Farel yang berhasil memberhentikan aktifitas Vania.

Saat ini Vania tengah mengoleskan selai coklat kedalam roti tawarnya dan roti tawar Farel.

Vania memberhentikan aktifitasnya sejenak. Tapi tanpa menjawab sedikitpun ucapan Farel, Vania lebih memilih kembali melanjutkan aktifitasnya dan mengabaikan sang empu.

Farel? Dia hanya tersenyum getir. Bagaimanapun Vania memperlakukannya, jelas saja Farel bisa menerimanya baik-baik.

Farel percaya, batu yang keras juga bisa terlubangi dengan tetesan-tetesan air yang di iringi berjalannya waktu.

"Papa udah ngasih aku pekerjaan baru dikantor. Aku akan memutuskan kuliah aku, demi cari nafkah buat kamu. "

Degg..

Vania terkejut mendengar penjelasan Farel. Tapi Vania, dia sangat bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan mudah.

Tetap saja meskipun demikian, Vania masih terdiam dan tidak bergeming sama sekali.

"Hari ini aku mulai berangkat kerja. Hari ini juga aku akan ke kampus buat ngundurin diri dan memberhentikan masa kuliah aku. Sisanya kamu, kamu bebas memilih untuk lanjut kuliah, atau fokus menjadi seorang isteri. " ucap Farel kembali, meskipun dia tahu kalau Vania tidak akan meresponnya.

Serasa Farel semua ucapannya sudah cukup menjelaskan Vania, saat itu juga Farel langsung pergi dengan tas hitamnya untuk ke kantor.

Tanpa memakan terlebih dahulu porsi rotinya, Farel langsung pergi meninggalkan Vania yang masih tak bergeming.

Saat tepat diambang pintu, Farel membalikan tubuhnya menatap Vania. Apapun yang akan Farel lakukan, Farel rasa hal itu tidak akan sedikitpun membuat Vania simpati.

Farel tersenyum kecil, "Assalamualaikum, " salam Farel yang sangat lirih hingga Vania pun mungkin tidak bisa mendengarnya.

***
Sesampainya Farel di kampus, ditengah perjalanan masuk kampus Farel langsung dicegah oleh Dimas yang sudah tersenyum senyum jahil.

"Subhanallah temen aku, udah gede ya. " ucap Dimas tanpa mengucapkan salam sedikitpun.

Mendengar logat bicara Dimas yang alay itu berhasil membuat Farel terkekeh kecil.

SE-IMAN TAK SE-AMIN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang