SE-IMAN tak SE-AMINSetelah menyelesaikan sholat subuh, Farel kembali terduduk di tempat tadi yang ia gunakan untuk sahur bersama Azmi.
Just info Azmi itu cowok yang tadi ngajakin Farel sahur bareng ya.
Dari situlah Farel menjadi saksi Azmi yang menjadi guru ngaji beberapa anak-anak di masjid itu.
Farel berjanji, setelah ini ia akan menanyakan semuanya tentang Azmi. Darimana Azmi datang, dimana rumahnya, dan apa tujuannya ada disini.
Pasalnya, sebelum ini Farel belum pernah melihat Azmi berkeliaran disekitar.
Satu jam, dua jam. Farel tertidur. Azmi sangat betah menjadi guru ngaji anak anak yang jumlahnya tidak terbilang sedikit. Kalau Farel yang ada diposisi Azmi, sudah Farel pastikan anak-anak itu merengek karna Farel tinggal.
"Bang Farel, " Azmi membangunkan Farel pelan pelan.
Sang empu pun langsung membuka kedua matanya pelan, Farel mengedarkan pandangan sekitar dan benar saja, ternyata suasana masjid sudah sepi.
"Eh sorry gue ketiduran. "
Azmi mengangguk paham, ia mengambil posisi duduk di samping Farel.
Farel meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Sekilas ia melihat jam yang terpasang di dinding atas pintu masjid, dan betapa terkejutnya Farel ketika menyadari ternyata jam sudah menunjukan pukul delapan pagi.
"Jam berapa lo selesai ngajar anak-anak? " tanya Farel lagi lagi mengedarkan pandangan sekitar.
Azmi tampak berpikir, pasalnya sudah beberapa aktifitas lain yang ia lakukan sampai-sampai lupa jam berapa ia menyelesaikan ajaran ngaji nya.
"Kayaknya jam setengah enam tadi bang. " sahut Azmi yang akhirnya ingat kapan ia menyelesaikannya.
Farel mengangguk paham. Sempat terjadi keheningan diantara mereka beberapa menit, dan akhirnya kembali berhasil Farel pecahkan.
"Lo orang asli sini? " tanya Farel kembali, yang mendapatkan gelengan kepala dari Azmi.
"Nggak bang, saya asli orang surabaya. "
Farel melengkungkan sudut bibirnya. Ia mengangguk kepala pelan, menandakan kepahaman dengan maksud perkataan Azmi.
"Terus ngapain lo disini? " tanya Farel kembali, yang sepertinya tidak akan ada habisnya.
"Jenguk nenek bang. Ibu asli orang sini, tapi bapak asli orang surabaya. Terus ibu, Azmi sama bapak bikin rumah sendiri di surabaya. " jelas Azmi.
"Nenek sehat? "
Azmi mengangguk.
"Abang sendiri asli orang sini? " kali ini Azmi yang bertanya.
"Iya gue asli orang sini. "
Azmi kembali teringat Farel yang tertidur didalam mobil beberapa jam lalu, "terus kenapa bang Farel tidur didalem mobil? "
Mendengar pertanyaan Azmi Farel langsung menghembuskan napas pelan. Farel jadi teringat dengan tujuannya untuk mencari Firman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SE-IMAN TAK SE-AMIN [END]√
General FictionBANTU TEMBUSIN 1K:) TEMBUS 1K, AKU NEXT PART YANG UNBROKEN. "Kita se Iman, tapi tak se amin. "-VANIA WINATA AYUDYA. "Dalam hitungan hari, gue bisa jamin se iman kita juga akan segera se amin. " -FAREL YUDA MAHESWARA. Cerita Fiksi! Cerita mereka...