"ANAK-ANAK AYO TURUN...KITA SARAPAN" ucap Asih berteriak dari lantai bawah, "Siap Bunda cantik!" jawab kedua gadis itu serempak. Asya dan Alena sudah bersiap dengan seragam nya. Mereka berjalan beriringan menuruni tangga.
"Selamat pagi Bunda" ucap Alena bersemangat.
"Selamat pagi anak Bunda. Langsung di makan sarapan nya, keburu dingin."
Asya hanya mengambil selembar roti, dengan menggunakan slay coklat diatasnya. Ia sejak dulu memang tidak terbiasa sarapan. Menurut Asya, sarapan hanya membuat nya sakit perut.
Ia segera mengunyah roti itu sampai habis, berlanjut dengan meneguk susu coklat hangat yang sudah di siapkan oleh Rita.
Merasa Alena juga sudah selesai dengan kegiatan makan nya, Asya berniat mengajak Alena untuk berangkat bersama.
"Alena, berangkat sama Kakak, ya?"
"Siap, Boss" jawab Alena dengan memberi hormat kepada Asya.
"Bunda, Asya berangkat dulu ya" segera ia mengecup punggung tangan Asih.
"Alena juga berangkat ya Bunda" pamit Alena
"Hati-hati di jalan ya"
"Assalamu'alaikum" ucap mereka bersamaan.
Diperjalanan suara tawa mereka mampu menguasai sepanjang jalan. Asya selalu memberi lelucon, dan itu mampu membuat Alena tertawa terbahak-bahak.
Tak terasa candaan mereka menyingkat kan waktu di perjalanan. Mereka mulai memasuki parkiran SMA Cakra Birawa. Alena turun terlebih dahulu dari atas motor dengan dibantu Asya yang berusaha melepas helm Adiknya.
"Kak, aku masuk duluan ya?" Alena mencium pipi Asya terlabih dahulu sebelum ia masuk. Asya mengangguk dengan senyuman tulus nya sebagai jawaban.
Asya berjalan menuju koridor. Dengan cepat seseorang mencekal tangan Asya hingga membuat sang pemilik tangan menatap ke arah nya.
Anya bersama dua sahabat nya juga menatap balik Asya dengan tatapan tak berdosa. Padahal Asya sudah mengira jika itu Kelvin.
Bodoh, kenapa gue keinget dia sih.
"Tumben berangkat sama Adek lu?" tanya Ivana.
"Sekali-kali" jawabnya acuh. Di sepanjang jalan Asya hanya diam dengan tatapan datar.
"Dasar"
"Heh, bitch!" Suara itu mampu membuat inti Bradiz berhenti melangkah dan Asya yang pertama membalikkan badan nya. Menatap orang yang sudah membuat mood nya menjadi buruk pagi ini, disusul oleh ke tiga sahabatnya yang juga sama menatap wanita itu jengah.
"Aigoo, si chili mulai lagi" Ivana menatap Andra kesal.
"Manggil siapa lu?" tanya Key santai.
"Diem aja lo!"
"Apa?" Sahut Asya tenang.
Andra berjalan tergesa-gesa dengan tatapan penuh amarah nya menatap Asya. Tangan nya ingin meraih rambut Asya, tapi Anya menepis tangan itu dengan kasar.
"Jangan sentuh temen gue!" ucap nya tegas.
Asya merasa heran, mengapa Andra begitu marah pada nya? Padahal ia tak melakukan hal apa pun. Lagi pula ia baru saja datang.
"Temen lo yang mulai!"
"Gue gak ngerasa ganggu lu" ucap Asya mulai mendekat.
"LU KAN, YANG NULIS TULISAN SAMPAH LU ITU DI MEJA GUE?!" ucap Andra penuh amarah.
"Gue baru dateng"
"Terus kalau bukan lu, siapa lagi bitch?!"
"Ndra, gue beneran baru dateng"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]
Fantasía"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki musuh dihidupnya. Bagaimana seorang Asya bisa memiliki musuh? Itu terjadi karena peristiwa dua tahun yang lalu. Asya sendiri termasuk salah sa...