52. Dalang Penculikan

9.3K 1K 76
                                    

Setelah penculikan Asya dan Kelvin berakhir, mereka kembali untuk pulang kerumahnya masing-masing. Tetapi tidak dengan anggota Bradiz, mereka tidak kembali kerumah melainkan ke base camp kesayangannya.

Rasya tengah membopong tubuh Asya yang masih melemas. Luka-luka ditubuhnya juga sudah diobati ketika ia berada di rumah sakit.

Rasya menaruh tubuh Asya diatas sofa, semua sahabatnya juga ikut duduk bersama mereka. Malam ini Aretta juga ikut menginap di base camp milik Bradiz.

"Kalian udah makan?" tanya Asya kepada semua orang.

"Gak usah tanya-tanya deh lu! Khawatir sama orang lainnya belakangan aja, lu harus khawatir sama diri lu sendiri dulu" balas Anya mengamuk.

"Padahal gue cuma nanya"

"Siapa yang nyulik lu Sya?" tanya Aretta. Tangan gadis itu mulai menggenggam tangan Asya, ia terus memijat pelan tangan Asya tanpa henti.

"Gue gak sempet liat orang itu Ta, tapi gue hafal sama plat mobil yang dia pakai"

"Berapa nomor plat mobil nya? Biar gue yang cari tau tentang mobil itu" tanya Aretta mulai serius. Ia segera mengeluarkan ponselnya untuk mencatat nomor plat mobil itu.

"B 3431 NT, itu plat mobil nya" ucap Asya sangat lancar.

"Udah Sya, lu istirahat aja sekarang" suruh Key. Setiap melihat Asya terluka ia selalu menjadi orang yang paling khawatir dengannya. Karena Asya sudah banyak membantunya, dulu Asya juga yang membantu ekonomi keluarga Key saat keluarganya dilanda kebangkrutan.

"Tapi hari ini ada balapan, balapan yuk?" ajak Asya.

"Gue tonjok lu anjir, TIDUR!" ucap Ivana dengan nada suara meninggi. Ia sangat kesal dengan Asya, sudah tahu jika tubuhnya banyak memiliki luka namun gadis itu malah mengajaknya untuk balapan liar malam ini.

"Iya-iya" Asya menunduk, ia berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai. Padahal sudah tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan. Namun teman-temannya masih saja khawatir dengannya.

Saat Asya sudah masuk kekamarnya, bergantian dengan Moza yang baru saja datang. Ia datang dengan keringat yang mulai bercucuran di atas dahinya.

"Dari mana lu Za?" Tanya Rasya.

"Tadi gue ada urusan sebentar,"

"Tumben"

"Biasa orang sibuk" ucapnya dengan nada sombong.

Keesokan pagi nya....

Keempat gadis itu tengah dihukum oleh Pak Ripto. Rasya juga ikut bersama mereka, namun mengapa hanya empat gadis? Jawabannya karena Asya tidak mengikuti hukuman itu, ia sudah berangkat pagi-pagi sekali mendahului semua sahabatnya. Ia kembali menjalani misinya untuk memberi bekal Kelvin. Asya mencoba mengingat, sudah berapa kali Asya memberikan lelaki itu sebuah bekal? Dan sudah berapa kali Asya mengode Kelvin walaupun pria itu tak kunjung sadar?

"Semangat semuanya!" ucap Asya sangat keras. Ia tengah menatap seluruh sahabatnya yang sedang menjalani hukuman dengan tertawa kecil.

"Awas lu Sya, abis ini gue gebukin pantat lu sampai merah" ancam Anya kesal.

"Anya, sedang apa kamu? Cepat selesaikan hukuman kamu!" Tegur Pak Ripto.

"Berisik!" sentak Anya spontan.

"BILANG APA KAMU TADI?!"

"Eh e-eggak Pak, maksud saya Ivana yang berisik"

"Apa lu anjir, gue diem dari tadi" timpal Ivana tidak terima. Mereka kembali melanjutkan hukumannya hingga bel istirahat berbunyi. Asya masih menatap sahabatnya dengan tersenyum jail. Ia sudah membelikan sebuah minuman dingin untuknya. Namun tiba-tiba saja Andra berjalan dihadapan Asya dengan tatapan heran.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang