47. First Kiss

10.2K 1.1K 40
                                    

Angin pagi terasa sejuk jika di hirup, dan cuaca yang terang seperti ikut tersenyum. Asya masih mengeratkan pelukannya di perut Kelvin, gadis itu menyenderkan kepalanya di punggung Kelvin yang terkesan nyaman.

Asya masih merasa malu lantaran Kelvin sudah mengetahui hubungannya dengan David. Namun Asya memilih untuk tidak memikirkannya lagi. Bagi Asya, Kelvin seperti obat penenangnya dikala ia sedih. Asya semakin tidak mau melepaskan pelukan ini.

"Kelvin" panggil Asya. Ia mengubah posisi kepalanya dengan menempelkan dagunya di pundak Kelvin.

"Kenapa Sya?"

"Gue mau jujur sama lu"

"Soal?"

"Soal...soal perasan gue" ucap Asya sedikit gugup. Asya sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi.

"Perasaan apa maksud lu?"

"G-gue..."

"Gue suka sama lu" kata Asya sangat cepat hingga Kelvin tidak mau mendengarnya dengan jelas.

"Hah? Apa Sya?"

Asya menghembuskan nafas nya perlahan. Padahal ia sudah memberanikan diri untuk mengatakan yang sejujurnya tentang perasaannya, ia juga sudah menurunkan rasa gengsinya namun suara nya begitu kecil untuk didengar oleh Kelvin. Sepertinya Asya salah tempat, tapi tak apa, ia akan mengatakannya lagi jika waktunya sudah tiba.

"Gapapa Vin, lupain"

Mereka telah sampai. Saat Asya dan Kelvin memasuki parkiran, mereka berpapasan dengan Andra yang baru saja tiba di sekolah. Ia terus menatap kedua orang itu dengan tatapan tajam. Mengapa Asya bisa berpelukan dengan Kelvin? Andra tak habis pikir. Ia berniat menghampiri Asya, namun langkahnya terhenti ketika Andra kembali mengingat tentang rencana penculikan Asya sore nanti.

"Sabar Ndra, hari ini lu harus sabar. Karena dengan begitu setalah Asya diculik dan dibuang, lu bisa milikin Kelvin tanpa adanya penganggu" monolog Andra.

Ia tersenyum miring dan berbalik arah untuk melanjutkan langkahnya menuju koridor sekolah.

Kelvin sudah turun dari motornya. Ia membantu merapikah rambut Asya yang berantakan lantaran terkena hembusan angin yang begitu kencang. Sedangkan gadis itu terus mengamati wajah Kelvin yang tengah asik dengan rambut nya.

Merasa gemas Kelvin kembali memainkan pipi tembam Asya dan mencubit kedua pipi itu dengan perasaan ingin memakannya, "Gemes gue sama pipi lu,"

"Sono lu masuk duluan"

"Dih, gaje" Asya menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Ia segera meninggalkan Kelvin yang masih menatapnya di parkiran. Asya mencoba meraba tas nya. Ah sial, ia lupa membawa makanan untuk Mang Jamal dan juga Kelvin. Bodoh, kenapa dirinya bisa sangat lupa?

Asya segera menghampiri Mang Jamal yang tengah berjaga, "Pagi Mang Jamal"

"Pagi neng Asya"

"Mang Jamal, maaf ya Asya lupa bawa makanan seperti biasanya. Jadi Asya ganti pakai ini," Asya memberinya selembar uang sebagai gantinya.

"Neng Asya, gak perlu repot-repot"

"Gapapa mang, nanti sisanya bisa buat beli makan Dito dirumah" ucap Asya lembut. Dito adalah anak Mang Jamal yang paling kecil. Bocah itu juga mengenal Asya sangat dekat.

"Makasih ya neng"

Asya mengangguk dan tersenyum kearahnya, "Asya masuk dulu ya"

Asya terus melangkahkan kakinya menuju koridor dan lorong-lorong panjang yang begitu ramai. Sekolah sudah begitu ramai dengan kedatangan para murid. Asya terus menatap kawasan sekolah ini dengan perasaan sedikit sedih. Tidak seperti biasanya, biasanya ia selalu berangkat lebih awal untuk menaruh bekal nasi yang sengaja ia tinggal di laci meja Kelvin. Namun kali ini ia lupa membawanya.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang