Mata pelajaran fisika kini tengah dimulai, seluruh siswa fokus menatap papan tulis yang berada di depan kelas. Terkecuali dengan Asya, ia terus saja menatap papan tulis itu dengan tatapan kosong.
Asya tengah memikirkan bagaimana nasib perasaannya, apakah ia salah bahwa ia dengan tidak sengaja menaruh perasaannya terhadap seseorang bernama Kalvin, seseorang yang baru ia temui beberapa minggu lalu.
"Asya"
"Nak Asya.."
Asya masih terus saja melamun, sampai-sampai ia tidak mendengar panggilan yang dilontarkan dari Bu Chandra.
"ASYA!" Asya tersentak dan tersadar dari lamunannya.
"Iya, Bu?"
"Sudah tiga kali Ibu panggil, tapi kamu masih saja melamun!"
"Apa yang sedang kamu fikir kan?!"
"Kalau kamu tidak bisa fokus dengan pelajaran Ibu, silahkan keluar dari kelas dan tidak mengikuti pelajaran saya sampai jam waktu Ibu selesai!" tegas nya.
"Maaf, Bu" Asya berdiri dari kursinya, berjalan melewati Bu Chandra keluar kelas.
Karena merasa kasihan, serentak anak Bradiz berpura-pura tidur di atas meja nya. Mereka hanya ingin menemani Asya di luar kelas. Pasti gadis itu sedang butuh penyemangat.
"Ivana, Anya, Keane!"
"Sedang apa kalian?!" sentak Bu Chandra.
"Ngantuk Bu" jawab Anya santai. Jawaban itu mampu membuat Bu Chandra semakin kesal, "Keluar kalian bersama Asya!"
"Yess, Makasih Ibu cantik" ucap Ivana dengan senyuman kegirangan. Ia segera merapikan bukunya dan bergegas keluar kelas.
"Keane sedang apa kamu?" Keane berbalik berjalan menuju mejanya untuk mengambil sebuah buku.
"Ambil buku, Bu"
"Untuk apa?"
"Buat belajar Bu, saya kan rajin. Dadah...awas kangen" ketiga wanita itu sangat senang ketika mereka berhasil keluar dari mata pelajaran fisika. Mereka langsung menyusul Asya yang tengah duduk diam di antara tribun basket.
"WOY!!" ucap Anya mengejutkan Asya yang sedang termenung.
"Kalian ngapain disini? bukannya sekarang pelajarannya Bu Candra?" tanya Asya tercengang.
"Kita mau nemenin lu lah" Ivana duduk di salah satu tribun yang berada dibawah Asya, dengan membawa minuman yang sempat ia beli sebelum menemui gadis itu.
"Nih minum dulu" Ivana membagikan minuman yang tadi sempat ia beli di kantin.
"Makasih ya, kalian baik bangett"
"Santai aja kali"
"Gara-gara gue lu semua jadi ikutan bolos pelajaran"
"Bukan salah lu, lagian kita-kita juga bosan dengerin Bu Chandra yang ngomel mulu" Key terkekeh.
"Lagian lu kenapa jadi gak fokus pas pelajaran Bu Chandra?" tanya Anya sambil meneguk minuman nya.
"Gue bingung sama perasaan gue sendiri" jawab Asya sambil tersenyum kecut.
Yang Asya pikirkan ialah, jika ia menyatakan perasaannya terhadap Kelvin, ia takut Kelvin akan menjauh darinya. Jadi menurut Asya lebih baik ia memendam perasaannya, daripada harus menjaga jarak dengan Kelvin. Tapi jika Asya terus saja menyembunyikan perasaannya, itu juga akan menyakitinya.
"Perasaan gimana maksud lu?" mereka menatap Asya dengan tatapan serius.
"Gue..."
"Gue suka sama Kelvin"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]
Fantasy"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki musuh dihidupnya. Bagaimana seorang Asya bisa memiliki musuh? Itu terjadi karena peristiwa dua tahun yang lalu. Asya sendiri termasuk salah sa...