Sepulang sekolah Asya memilih untuk pulang seorang diri. Ia menolak tawaran Kelvin dan menyuruh seluruh teman-temannya untuk pulang lebih dulu. Gadis itu sedang ingin menyendiri, namun bukan Kelvin namanya jika tidak keras kepala.
Pria itu terus mengamati Asya dari belakang. Ia tidak benar-benar meninggalkannya, karena Kelvin takut jika terjadi sesuatu dengan gadis itu.
Seperti rencana Andra, kini ia sedang berada di dalam mobil wanita misterius itu. Mereka terus mengamati Asya yang tengah berjalan seorang diri. Asya sengaja tidak menaiki transportasi umum, ia sedang ingin berjalan kaki sampai ke wilayah base camp nya.
Wanita itu segera menelfon orang suruhannya yang sudah stay dibelakang Asya. Panggilan itu akhirnya tersambung dengan cepat, "Apa kamu sudah siap?"
"Culik Asya sekarang!"
Namun orang suruhannya seakan memilih diam dan tidak merespon ucapan wanita itu. Hal itu membuat ia merasa kesal.
"Apa kamu dengar ucapan ku?"
"Nathan, culik dia sekarang!" ucap wanita itu penuh penekanan disetiap katanya.
"Bakal gue lakuin"
"Pria yang cerdas" wanita itu langsung mematikan panggilannya. Ia tersenyum miring dan meninggalkan tempat itu menuju base camp Katradoz. Ya benar, wanita itu adalah ketua Katradoz saat ini. Yang sangat membenci Asya sejak dulu.
Dan orang suruhannya adalah Nathan. Sahabat dekat Asya dimasa SMP. Sejujurnya Nathan tidak ingin melakukan ini, namun wanita itu selalu mengancamnya. Bagaimana Nathan bisa mengenal wanita itu? Jawabannya sudah jelas karena ia adalah saksi mata bagaimana kematian Alika yang menyebabkan Asya dituduh sebagai seorang pembunuh. Nathan menjauhi Asya juga karena perintah wanita itu. Sudah pasti Nathan tidak ingin melakukannya, namun wanita itu terus mengancamnya bahwa ia akan menyakiti Asya lebih kasar lagi. Karena tidak mau terjadi sesuatu dengan sahabatnya, Nathan memilih untuk menjauh dari Asya.
Pria itu masih diam didalam mobilnya. Ia terus menatap Asya dari belakang dengan perasaan bersalah, "Maafin gue Sya"
Nathan menginjak gas mobilnya sampai ia sejajar dengan Asya. Tak lupa ia juga menggunakan penutup wajah agar Asya tidak mengenalinya. Asya menatap mobil disampingnya bingung, tak lama dari itu Nathan segera turun dan membekap Asya menggunakan obat bius.
"Sialan, apa-apaan lu!"
"Jangan sentuh gue!"
Bugh
Asya berhasil melawannya, namun pandangannya berubah menjadi gelap saat itu juga, dan tenaganya mulai melemas. Saat melihat Asya pingsan Nathan segera mengangkat tubuh gadis itu masuk kedalam mobil. Namun kegiatannya sedikit terganggu ketika seseorang sudah lebih dulu menendang punggunya begitu keras.
"Lepasin dia" ucap Kelvin dengan tatapan dinginnya.
"Ini bukan urusan lu!"
"Bacot"
Bugh
Bugh
Kelvin menghajar Nathan habis-habisan. Asya terjatuh di sebelah trotoar karena ulah Nathan yang sengaja menjatuhkan tubuhnya demi melawan serangan Kelvin. Saat Kelvin menatap Asya terjatuh karena ulah pria itu, emosi nya seperti naik secara drastis.
Ia langsung membabi buta Nathan tanpa henti. Tidak ada pengendera atau warga yang tengah berlalu lalang. Entah mengapa jalanan ini menjadi sepi secara sekejab.
Nathan berhasil tersungkur ditengah jalan. Dengan gerakan cepat Kelvin mulai mengambil alih Asya dan mengangkat wanita itu agar ia bawa ketempat yang lebih aman. Namun langkahnya tercekat dan tubuhnya mulai tumbang ketika Nathan memukul bagian belakang kepala Kelvin dengan bongkahan kayu besar.
Kelvin jatuh bersamaan dengan Asya di tengah-tengah jalan. Kedua orang itu menjadi tidak sadarkan diri. Karena takut jika ada orang yang melihatnya, Nathan dengan gesit memilih untuk membawa kedua orang itu masuk kedalam mobil. Pria itu kembali menginjak gas mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata setelah ia berhasil membawa kedua orang itu.
Nathan membelokkan setir mobilnya menuju hutan. Hutan ini sangat sunyi nan sepi. Tidak ada orang satupun yang lewat. Bahkan pohon-pohon yang ada disekitarnya sangat lebat dan juga tinggi. Pria itu terhenti dipinggiran hutan yang sangat curam. Nathan membuka pintu belakang mobilnya untuk menurunkan Asya dan juga Kelvin.
Ia hanya menaruh tubuh Asya dipinggir hutan tanpa ada niatan membunuhnya. Hal itu tidak akan ia lakukan, karena sejak dulu Nathan sangat menyayangi Asya dan menaruh perasaannya pada gadis itu. Perlahan Nathan mulai memeluk tubuh Asya, "Maafin gue Sya, maaf gue harus pakai cara ini"
"Gue yakin lu bakal baik-baik aja sama dia disini. Lu gak perlu takut Sya, gue gak akan bunuh lu, gue sayang sama lu"
"Buktiin ke semua orang kalau lu bakal baik-baik aja, gue tau lu kuat"
"Maaf Sya, maaf...." Nathan mengeratkan pelukannya. Ia terus mengusap rambut Asya lembut. Ia tahu jika dirinya bodoh, namun tidak ada yang bisa ia lakukan lagi.
Pria itu kembali menaruh tubuh Asya diatas tanah. Ia juga membawa tubuh Kelvin secara bergantian untuk ia baringkan disebelah Asya. Nathan segera meninggalkan kedua orang itu pergi. Namun saat Nathan beranjak pergi Asya mulai mengerjapkan matanya. Ia langsung tersadar saat itu juga, Asya langsung mengamati mobil Nathan yang mulai menjauh. Ia melebarkan matanya dan menghafalkan plat mobil pria itu, "B 3431 NT"
"B 3431 NT"
"B 3431 NT" Asya terus mengucapkan isi plat mobil itu yang berhasil ia ingat. Gadis itu spontan memegang kepalanya yang sedikit pusing. Sial. Tas, hp dan uanganya tertinggal dijalan saat ia pingsan. Tidak ada yang ia bawa sama sekali, tapi untung saja nyawanya tidak ikut tertinggal.
Tangan Asya menyenggol kaki Kelvin. Ia baru tersadar jika dirinya dibuang bersama Kelvin di hutan. Apakah Kelvin yang mencoba menyelamatkannya? Kalau iya, Asya sangat berterimakasih walaupun pria itu juga ikut terbuang bersamanya.
"Kelvin"
"Kelvin bangun, lu bisa denger suara gue kan?"
"Ah sial, dia pingsan" ucapnya frustasi. Asya menghampiri pria itu dan mengangkat sedikit kepalanya. Ia menaruh kepala Kelvin diatas pangkuannya. Namun ada yang aneh, Asya merasa ada cairan yang menyentuh tangannya. Saat gadis itu mengangkat telapak tangannya ternyata sudah banyak darah yang menempel.
Ia menatap belakang kepala Kelvin, dan menemukan luka sobekan disana. Tanpa berpikir panjang Asya langsung merobek sebagian seragamnya untuk menutipi luka di belakang kepala Kelvin.
"Vin, ayo sadar. Ada gue disini"
"Maaf, gara-gara gue lu jadi ikutan kayak gini"
"Kenapa lu gak pulang duluan? Gue kan udah nyuruh lu pulang, dasar batu!" monolog Asya. Ia kembali menaruh kepala Kelvin di pangkuannya, gadis itu mulai mengelus rambut Kelvin dan merapihkan sebagian rambut yang menutupi mata pria itu.
Saat ia memegang kening Kelvin suhu tubuhnya seperti naik. Asya menjadi panik jika terjadi sesuatu dengannya. Gadis itu mulai bangkit dan mengangkat tubuh Kelvin dipunggungnya, "Berat banget sih ni kakek cangkul"
"Eh, pait pait pait. Jangan sampai yang asli dateng"
"Gue harus cari pemukiman warga di sekitar sini. Kelvin cepet sadar dong, badan lu berat banget. Bertahan ya, gue bakal nemuin tempat supaya lu bisa istirahat,"
"Asya lu pasti bisa, gaboleh nyerah"
"Vin, lu tau gak? Kalau gue suka sama lu, gue juga sayang sama lu, cinta juga sih hahaha. Kenapa sih tadi pagi lu harus budeg? Padahal gue lagi jujur soal perasaan gue sendiri"
"Dasar bayi" Asya terus berbicara walaupun ia tahu jika Kelvin tidak akan mendengarnya dan menjawab ucapannya. Asya terus berjalan dengan langkah kecilnya seraya menggendong Kelvin dibelakang punggungnya. Asya harus menahan punggungnya yang mulai sakit, rasa sakitnya tak sebanding dengan rasa sakit hatinya jika terjadi sesuatu pada Kelvin nantinya.
"Kamu cuma punya aku,"
"Aku egois Vin"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]
Fantasy"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki musuh dihidupnya. Bagaimana seorang Asya bisa memiliki musuh? Itu terjadi karena peristiwa dua tahun yang lalu. Asya sendiri termasuk salah sa...