Asya, Ivana dan Key tengah perjalanan pulang menuju base camp tanpa mengucapkan sepatah kata apapun kepada sepuluh pemuda itu. Ivana merasa marah saat Antaris sudah berani membentak Asya di hadapannya, ia langsung menarik Asya begitu saja keluar dari dalam ruangan itu. Kini Key yang mengambil alih untuk urusan menyetir mobil.
"Ivana..."
"Kenapa, Sya?"
"Asya bukan pembunuh" ucap nya lirih dipelukan Ivana. Sejak tadi ia hanya melamun dengan tatapan kosong.
"Iya, gue percaya lu bukan pembunuh"
"Tapi Antaris selalu bilang gue pembunuh"
"Syuttt, dia bohong. Jangan di dengerin ya?" Ivana semakin mengeratkan pelukannya. Asya adalah orang yang ceria dan murah hati, tetapi banyak yang mengira jika ia gadis cuek dan judes. Itu salah, hanya orang baru yang menyimpulkan sifat Asya seperti itu.
Walaupun di awal gadis itu memang cuek, tetapi sifatnya akan hangat jika ia sudah merasa kenyamanan. Ivana sedih ketika mendengar ucapan Asya tadi, ia percaya Asya bukanlah seorang pembunuh. Bagaimana bisa, bahkan saat berkelahi pun ia masih sempat mengantarkan lawan nya ke rumah sakit.
"Dasar cowo batu! harusnya gue biarin aja dia mati di tengah jalan malem itu" umpatan Ivana di dalam hati.
Sekarang yang ada dipikiran Asya adalah apa yang maksud dari ucapan Antaris tadi? membunuh Adik nya? bahkan Asya belum pernah bermain tangan dengan Adiknya, dan Alena juga sedang baik-baik saja di rumah.
"Key, anterin gue pulang ke rumah" saat ini Asya hanya membutuhkan Asih, "Sekalian besok Kelvin juga bakal jemput gue di rumah"
"Kalian gapapa kan di base camp tanpa gue?gue cuma kangen sama Bunda" pekik Asya masih dengan tatapan tenang dan senyuman tipis nya.
"Iya gue anter lu sampai rumah, gapapa kalik di base camp juga masih rame" jawab Key. Ia langsung membelokkan setir mobil nya menuju jalan rumah Asya.
Karena jarak rumahnya dekat, mereka tidak membutuhkan waktu yang lama. Key segera berhenti tepat di depan rumah gadis itu. Ivana yang awalnya ingin menghantar Asya sampai kedalam rumah pun langsung menghentikan niatnya karena penolakan Asya, "Udah sampe sini aja, makasih ya"
"Jaga diri baik-baik lu"
"Awas aja kalau sampe macem-macem" sewot Ivana.
"Bawel, udah balik sono"
"Dih ngusir"
"Bodo wlee"
"Yaudah gue balik ke base camp duluan" Asya melambaikan tangan nya saat mereka sudah mulai menjalankan mobil.
Saat mobil itu sudah menghilang dari pandangannya, ia segera berjalan masuk kedalam rumah nya. Sepertinya Udin dan Rita belum juga pulang dari kampung nya. Ayah nya juga belum pulang dari luar kota.
Asya mengetok keras pintu rumahnya, "Sebentar" terdengar suara Asih dari balik pintu.
"Cari siapa ya?"
"BUNDAAA"
"Astaga, Asya kenapa kamu tidak langsung masuk kedalam rumah saja?" Asya langsung masuk kedekapan Asih saat itu juga.
"Bunda, Asya kangen..."
"Asya kangen banget sama Bunda"
"Kangen banget banget banget" ucap Asya bertubi-tubi.
"Iya sayang, sudah ayo masuk dulu" Asih segera membawa Asya masuk kedalam rumah. Diberi nya Asya segelas air putih. Mereka duduk tenang di ruangan keluarga. Sedangkan Asya masih terus memeluk Bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]
Fantasi"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki musuh dihidupnya. Bagaimana seorang Asya bisa memiliki musuh? Itu terjadi karena peristiwa dua tahun yang lalu. Asya sendiri termasuk salah sa...