Asya tengah sibuk bersama Alena. Seperti biasa mereka sedang melakukan ritual pagi nya, apalagi kalau bukan skincare an. Sebetulnya mereka hanya bingung harus melakukan kegiatan apa di hari libur yang tampak biasa saja. Tidak seperti orang-orang yang selalu menghabiskan hari liburnya bersama dengan kekasih mereka.
Asya dan Alena juga sudah membantu Asih untuk membersihkan semua bagian rumah nya. Rita dan Udin entah sampai kapan mereka akan kembali, Asya merindukannya. Gadis itu sangat merindukan cita rasa khas masakan Rita. Ia juga sangat merindukan Udin yang selalu bermain bersamanya.
Bagi Pak Udin sendiri, Asya tetaplah Asya. Gadis ceria, bawel, dan kadang tingkahnya seperti anak kecil. Walaupun orang-orang selalu mengatakan sebalikannya.
"Alena, Kakak bosen banget di rumah" keluh Asya, ia kembali menghampiri kasur yang terdapat di kamar Adiknya.
"Dikira Kakak doang, aku juga bosen kalik"
"Kita udah jarang jalan-jalan ya?" celetuk Asya. Gadis itu langsung bangkit dan menatap Alena yang juga sedang menatap balik mata Asya.
"GASSSS" ucap mereka secara bersamaan.
Asya berlari menuju kamar nya. Ia segera bersiap-siap untuk memutari jalanan Ibu Kota yang sudah lama tidak ia lakukan bersama Adik nya. Alena juga melakukan hal yang sama seperti apa yang di lakukan Kakaknya.
Kini Asya sudah siap, ia hanya memakai celana panjang berwarna hitam dan hoodie berwarna abu-abu. Sedangkan Alena hanya memakai rok pendek dan kaos polos berwarna hitam.
Asya lebih dulu menuruni tangga untuk meminta ijin Asih. Ternyata Bundanya sedang asik menonton acara di televisi.
"Bunda" Asih hanya menoleh sekilas setelah itu kembali menatap film yang sedang ia tonton.
"Asya sama Alena mau keluar ya?"
"Mau kemana?"
"Mau jalan-jalan Bunda"
"Bunda di tinggal sendirian nih di rumah?" tanya Asih dengan nada suara memelan, "Bunda ayo ikut sama kita" sahut Alena yang sedang berjalan menghampiri kedua wanita itu.
"Oke tunggu sebentar. Awas aja kalau sampai Bunda di tinggal" Asih beranjak dari sofa. Berjalan cepat menuju Kamar nya. Asya yang melihat tingkah Bundanya hanya menggeleng terkekeh.
Bisa dibilang Asih memiliki wajah yang sangat cantik. Kadang orang-orang mengira jika Asih adalah Kakak nya, padahal jelas-jelas ia Bundanya.
Tak butuh waktu lama, Asih segera menghampiri mereka dengan mengenakan kaos putih dibaluti cardigan hitam dan celana panjang berwarna putih.
"Bunda udah siap nih, yuk kita langsung cuss"
Mereka berjalan secara beriringan dengan raut wajah penuh kebahagiaan. Asih memilih untuk menyetir mobil menuju sebuah Mall terkenal di Ibu Kota. Tempat dimana Asya dan Kelvin sempat membolos saat itu.
Diperjalanan tidak ada suasana hening didalam mobil itu. Asih terus saja bercerita tentang masa kecil Asya dan Alena. Mulai dari Asya yang selalu membuat anak orang menangis, dikejar ayam, jatuh dari pohon, dan masuk kedalam selokan.
Asih masih ingat jelas moment-moment itu, apalagi Asya yang tidak pernah kapok dan terus mengulangi kejahilannya. Sedangkan masa kecil Alena, ia sering menangis karena selalu dijahili oleh teman-teman rumahnya. Untung saja Asya selalu datang untuk membantu dan menolong Adik nya. Bahkan dulu Asya selalu melempari anak-anak nakal itu menggunakan sayur yang sedang Pak Tarno jual. Pak Tarno adalah pedagang sayur yang selalu keliling di komplek perumahannya. Dan berakhir Asih yang membayar itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]
Fantasy"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki musuh dihidupnya. Bagaimana seorang Asya bisa memiliki musuh? Itu terjadi karena peristiwa dua tahun yang lalu. Asya sendiri termasuk salah sa...