51. Pengkhianatan

10K 1.1K 158
                                    

Asya dan Kelvin sudah berada didalam mobil milik Aland. Mereka memilih untuk duduk dibagian belakang, sedangkan Alex lebih memilih untuk menemani Aland yang tengah menyetir. Keempat pemuda itu berniat untuk pergi ke rumah sakit lebih dalu, karena Asya yang memintanya. Ia tidak mau jika penyakit Kelvin kembali kambuh.

Sementara itu, pria yang sedang dibicarakan sedang tertidur pulas disebelah Asya, ia tertidur dengan posisi menyender pada pundak Asya, bahkan deburan nafasnya terasa sampai leher gadis itu yang menyebabkan dirinya sedikit merinding. Awalnya Asya ingin mengubah posisi tidurnya, namun ia takut jika pria itu terbangun. Akhirnya Asya memilih diam dan membiarkan Kelvin bersender pada pundaknya.

"Kak Aland, kok lu bisa tau gue dihutan?" tanya Asya untuk mengalihkan suasana yang begitu hening. Ia masih bingung mengapa Aland dan Alex bisa menemukan titik koordinatnya.

"Aretta yang ngasih tau. Tapi kita sempet kehilangan jejak lu waktu sampai hutan, untungnya ada cewek yang nunjukin jalan," balas Alex mewakili ucapan Aland yang tengah sibuk menyetir.

"Cewek? Siapa?" tanya Asya bingung.

"Gue sih gak sempet nanya namanya, intinya dia pakai dress putih. Tapi anehnya badan dia basah kuyup Sya, aneh gak sih?" tanya Alex balik, ia merubah posisi duduknya sembari menatap Asya yang tengah duduk dikursi belakang.

Asya terdiam. Baju putih? Basah kuyup? Mengapa ciri-ciri wanita yang Alex ceritakan seperti ciri-ciri Alika? Asya menemukan gadis itu juga dengan kondisi yang sama persis. Tapi mungkin saja ia salah orang, karena setahu Asya Alika tidak berani jika bertemu dengan orang baru. Bahkan ia juga sedang berada di pondoknya.

"Gimana bisa lu ketemu cewek itu?" tanya Asya lagi. Alex menceritakan kembali kejadian awal dimana ia bisa bertemu dengan wanita itu.

Ia menemukan wanita itu saat berada dijalanan tengah hutan. Awalnya titik keberadaan Asya hilang secara tiba-tiba, dan itu mampu membuat Aland maupun Alex sangat panik karena kehilangan jejaknya. Tapi tiba-tiba saja seorang gadis mengejutkan mereka, ia berdiri tegap didepan mobil Aland dengan wajah pucat, dan baju yang sudah basah kuyup.

Awalnya Alex ragu untuk turun dari mobil karena ia takut jika wanita itu akan menyerangnya secara mendadak. Namun Alex memberanikan diri untuk turun dan menghampiri gadis itu.

"Maap nih neng, ada apaan yak?" tanya Alex ragu-ragu, sementara Aland hanya menatap sahabatnya yang sedang berinteraksi dengan gadis itu.

"Disana" ucap gadis itu singkat. Ia mengulurkan tangannya dan menunjuk kearah hutan. Kedua pria itu saling menatap satu sama lain lantaran masih merasa bingung dengan apa yang diucapkan gadis itu.

"Land, dia nunjuk apaan dah?"

"Mana gue tau" balas Aland. Alex menatapnya datar, ia mencoba menatap gadis itu kembali. Tangan gadis itu masih tetap terulur dan menunjuk kedalam hutan.

"Oh iya neng, gue mau nanya nih. Lu liat dua orang-"

"Eh buset, gue ditinggal" lanjutnya. Wanita itu segera melangkah maju kedalam hutan. Aland masih menatapnya bingung, namun ia memutuskan untuk mengikuti gadis itu bersama Alex dibelakangnya. Sampai akhirnya mereka menemukan Asya yang hampir dilecehkan oleh seorang pria tidak dikenal disebuah kebun.

Namun dari cerita itu yang masih membuat Aland maupun Alex bingung adalah saat mereka menemukan Asya gadis itu sudah hilang dengan sekejab. Sungguh aneh bukan?

Tapi mereka sangat berterimakasih dengan wanita itu. Karena tanpa bantuannya, mereka mungkin saja telat dalam menolong Asya. Tetapi mungkin Tuhan juga masih sayang dengan gadis baik seperti Asya.

"Sya, kita udah sampai" ucap Aland tiba-tiba.

"Kalian turun duluan aja, gue mau bangunin Kelvin dulu" balas Asya. Mereka mengangguk dan turun dari dalam mobil terlebih dahulu. Sedangkan Asya masih sibuk untuk membangunkan Kelvin yang sangat nyenyak dalam tidurnya.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang