11. Beraninya keroyokan

18.6K 1.9K 60
                                    

Sudah tepat tengah malam. Sekelompok anak Bradiz sudah berada di area balapan liar seperti biasa nya. Kali ini Anya yang mengikuti pertandingan.

"Inget pesen gue, jangan terima uang hasil balapan liar dari siapa pun, walaupun lu menang!" ucap Asya mengingat kan. Karena tujuan mereka hanya untuk bersenang-senang saja, "Siap ibu negara, laksanakan"

"Kalau gitu gue ke sana bentar" Asya berjalan menuju minimarket, ia hanya ingin membeli beberapa cemilan. Setelah ia selesai membayar, Asya seperti mendengar suara keributan tak jauh dari tempat nya berdiri sekarang. Suara itu terdengar samar-samar.

"Salah denger doang" Asya kembali menghampiri teman-temannya yang sedang menikmati tontonan malam ini.

"Heh lu tau gak, kemarin gue abis mergokin Fino jalan sama cewe lain" ucap Ivana dengan tatapan serius.

"Masak sih? dimana emang?" sahut Key.

"Di taman gede yang deket komplek itu"

"Jangan suudzon dulu dodol, cari bukti dulu" Asya melempar keripik nya tepat mengenai kepala Ivana.

"Jangan kasih tau Anya dulu dah, kita mah cari bukti dulu" jawab Key. Pertandingan balapan liar sebentar lagi akan segera mulai, tapi Asya sama sekali tidak melihat keberadaan lawan Anya malam ini.

"Om"

"Om, Om pala lu soak!!"

"Eh mas maksudnya, siapa lawan dia malem ini?" Tanya Asya kepada salah satu penonton, "Sama si Kelvin katanya"

Kelvin?

Ternyata si bandel itu ikutan balapan lagi Batin Asya.

"Terus kemana orang nya?" tanya nya lagi.

"Gak tau, katanya sih tadi udah dateng, tapi tiba-tiba ilang, tuh mau di gantiin sama temen nya" tunjuk penonton itu kepada seorang pria yang menjadi pengganti lawan Anya malam ini.

"Perasaan gue ga enak" monolog Asya.

"Gue pergi bentar ya, ada urusan"

"Asya! Mau kemana lu?!" Asya sudah berlari jauh meninggalkan para sahabatnya. Ia berlari menuju jalanan yang nampak sepi, jalanan yang tepat di sebelah minimarket, tempat ia membeli cemilan.

Samar-samar ia kembali mendengar suara keributan itu. Dari kejauhan Asya melihat seorang pria sudah terkapar lemah tengah di keroyok oleh segerombolan orang tak dikenal. Asya segera mempercepat lariannya, sampai jarak mereka sudah sangat dekat.

Prok prok prok

Asya bertepuk tangan ketika melihat perkelahian yang tampak tak adil. Bagaimana bisa dikatakan adil? Jika mereka berjumlah lima orang sedang melawan satu orang saja dan orang itu pun sudah lemah tak berdaya.

Dan benar saja, ternyata seseorang yang tengah mereka keroyok adalah Kelvin.

"Berani nya cuma keyorokan," Kelima pria itu langsung menatap Asya yang kini tengah meremehkan nya.

"Gausah ikut campur lu! Inget lu cewek, gue sentil kalik udah pingsan!" ujar salah satu dari kelima pria itu.

"Berani banget lu dateng kesini sendirian, nyari mati?" Ucap pria satunya yang memiliki tato di bagian tangan kanan.

Asya mulai mendekat, ia menepuk pundak pria itu masih dengan tatapan remeh, "Kita cuma beda gender, bukan beda nyali!"

Asya langsung membenturkan kepala pria itu dengan helm keras nya yang sengaja ia kenakan. Mereka tampak terkejut dan mulai berdiri melingkari Asya.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang