28. Suapan Pertama

13K 1.2K 3
                                    

Dipertengahan jalan Anya tiba-tiba saja terhenti ketika ia melihat Fino yang sedang melintas didepannya, "Fino!"

Pria itu hanya menatapnya sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya. Anya marasa aneh. Sebelumnya Fino terlihat baik-baik saja bersamanya. Bahkan tadi malam ia sempat berjalan-jalan bersama kekasihnya itu. Tetapi saat di perjalanan pulang, Fino memeng sedikit berubah. Ia banyak diamnya malam tadi. Anya pikir mungkin lelaki itu hanya kelelahan jadi ia menganggap acuh berubahan dari sikap nya.

Anya sudah mengirim begitu banyak pesan untuknya tapi tidak ada satupun yang Fino balas. Tidak seperti biasanya kekasihnya seperti ini. Apa iya, ia telah membuat kesalahan? tetapi sejak semalam ia tidak melakukan hal apapun.

"Kenapa pacar lu?" tanya Key.

"Gak tau, gue juga bingung"

"Berantem?"

"Nggak, udah lupain aja bentar lagi pasti udah baikan"

Ketiga inti Bradiz sampai didalam kelasnya, mereka mulai menghampiri Asya yang tengah duduk termenung. Ivana mengambil kursi dihadapan gadis itu yang tengah memejamkan matanya, "Eh dia malah molor"

"Woy Sya! Bangun"

"Berisik, gue ngantuk" keluh Asya. Ia kembali menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangan yang ia jadikan sebagai penumpu tidurnya. Asya sangat mengantuk sekali hari ini. Dan juga sedikit kelelahan.

"Anya, kaki lu gapapa?" Asya menanyakan keadaan Anya dengan mata yang masih terpejam.

"Gapapa sih, kok lu bisa ngerjain Andra kek gitu sih?"

Perlahan gadis itu mulai membuka kelopak matanya, ia kembali menegakkan tubuhnya menghadap Anya, "Dia mau ngerjain lu awalnya, tapi gue keburu tau. Yaudah gue kerjain balik"

"Baik banget sih temen gue" Anya mencubit kedua pipi Asya sampai memerah. Ia merasa bersyukur karena cairan itu tidak jadi mengenai dirinya.

"Sya, lu dipanggil guru BK noh" ucap Liora, ia adalah salah satu teman kelasnya.

"Makasih ya" Asya segera berdiri sambil menahan rasa kantuknya seraya merapihkan pakaiannya yang sedikit berantakan. Ia berjalan menuju ruang BK dengan langkah gontai. Namun perut laparnya seperti sedang tidak berpihak padanya, pagi tadi Asya memang tidak sempat sarapan. Dipikirannya orang lain dulu yang harus makan, ia bisa belakangan.

Setelah berbincang banyak dengan Bu Puji, yaitu salah satu guru BK disekolahnya Asya hanya mengangguk dan menjalankan hukumannya. Bu Puji sangat baik padanya, ia sudah mengenal Asya lumayan lama. Perkataan guru itu selalu halus dan lembut. Dan hanya dirinya yang selalu memberi perhatian lebih kepada Asya.

Asya melangkahkan kakinya menuju lorong-lorong koridor dengan tubuh yang sedikit lemas, ia diperintahkan untuk membersihkan bekas-bekas cairan yang tadi sempat ia gunakan untuk mengguyur tubuh Andra.

Terlihat jelas jika lantai koridor sangat lah kotor dan memiliki aroma yang sangat menyengat. Asya mulai membersihkan bekas-bekas itu hingga bersih. Bahkan ia sudah membersihkan lantai itu berulang sampai tiga kali. Bekas cairannya memang mudah dihilangkan namun aromanya yang membuat Asya kewalahan karena tidak mudah hilang padahal ia sudah menggunakan banyak sekali macam pewangi lantai. Entah cairan apa yang Andra bawa, Asya tidak tahu.

Namun lagi-lagi Andra datang menemuinya. Entah apa yang Andra dan Ketrin lakukan, mereka terus bermondar-mandir dihadapannya. Asya berdiri dengan tangan yang ia lipat didepan dada sembari memperhatikan mereka dengan satu alis yang ia angkat, "Mau sampai kapan lu mondar-mandir begitu?"

"Sampe bikin lu kesel" serkas Andra masih sibuk membuat lantai itu kembali kotor.

"Lu seneng banget bikin gue kesel, jangan-jangan lu suka kan sama gue?" tegur Asya. Ia hanya ingin mengajak Andra bercanda saat ini.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang