Aku pernah melihat senyuman itu,
senyuman yang mampu mengalihkan perhatianku
-AsyaGubrak!
"Baguss"
"Bagus ya gue di tinggal sendirian di base camp!" ucap nya penuh rasa kesal, gebrakan itu membuat semua sahabat Asya terkejut.
"Salahin Anya noh" tunjuk Ivana.
"Dih, lu juga mau-mau aja tadi" ucap Anya tidak terima, Asya langsung menatap kedua teman nya dengan tatapan elang, "Berdiri!" tegas Asya. Mereka hanya bisa mengikuti apa yang di ucapkan oleh nya.
"Maaf Sya" ucap kedua wanita ini dengan tatapan menunduk.
"Beliin gue bakso dong, hehehe" Asya langsung mengubah nada bicara nya, ia segera duduk di sebelah kanan Key yang masih fokus membaca buku pelajarannya.
Anya tercengang, "Sya, lu gak marah?"
Bagaimana bisa Asya marah? berkat mereka juga Asya bisa menghabiskan waktu bersama Kelvin.
"Kagak elah, becanda gue" Ivana merasa lega, ia kembali mendarat kan bokong nya di kursi kantin, tapi Asya kembali berucap, "Eitss, mau ngapain?"
"Duduk lah"
"Kan tadi gue suruh beliin bakso dulu"
"Buset dah ni bocah, gak sopan banget sama orang tua" Anya dan Ivana berjalan menuju penjual bakso yang berada di kantin sekolahannya. Dengan jurus andalan Anya, ia berhasil menerobos antrian yang sedang berdesak-desakan. Tak sia-sia Ivana memiliki teman yang berbadan mungil, tapi lucu.
"Lu tadi bolos?" Key bertanya, dengan mata yang terus menatap ke arah buku bacaannya.
"Iyalah, lu liat gue di kelas emang?"
"Kagak sih, eh tuh si Kelvin kesini" Asya melirik, ia melihat Kelvin bersama antek-antek nya sedang berjalan kearah meja yang sedang ia tempati.
"Key, gue boleh duduk sini gak?" ucap Aland meminta ijin, dengan mata sedikit memohon menatap Key.
"Gak, meja sebelah masih kosong" tolak Key.
"Tapi kita mau nya disini"
"Gak"
"Sebentar doang dah janji" Aland terus saja kekeh untuk duduk di meja Asya, padahal masih banyak meja kantin yang kosong. Aland juga tahu bahwa ujung-ujungnya dia tetap akan di tolak. Tapi bukan Aland namanya jika langsung menyarah begitu saja.
"Gak"
"Gue beliin es krim deh nanti"
"Kagak"
"Gue beliin nasi goreng"
"Berisik!" Ketiga pria itu langsung duduk ketika Asya memilih angkat bicara.
"Eh Sya, kenapa Adik lu gak duduk disini juga?" tanya Kelvin untuk memecahkan suasana yang begitu tegang.
"Gak tau"
"Lah, lu kan Kakaknya"
"Gue gak tau"
"Kenapa gak lu panggil aj-" Asya langsung memasukkan sesendok sambal ke dalam mulut Kelvin, "Kebiasaan, bawel bener" spontan ia melotot menatap Asya, rasanya lidah Kelvin langsung mati rasa seketika.
"ASYAA"
"PEDESSS!!" Kelvin menyeruput minuman salah satu murid yang berada di sebelah meja Asya. Diteguk nya sampai tak tersisa setetes pun. Awal nya Asya melihat ekspresi itu dengan lucu, tapi lama-kelamaan ia merasa kasihan terhadap Kelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]
Fantasía"Kelvin, terimakasih dan sampai jumpa..." Ini tentang Zatasya Louvina. Wanita yang banyak sekali memiliki musuh dihidupnya. Bagaimana seorang Asya bisa memiliki musuh? Itu terjadi karena peristiwa dua tahun yang lalu. Asya sendiri termasuk salah sa...