36. Buka Mulut

16.6K 1.4K 284
                                    

Ivana sudah geram, sejak tadi ia sudah menahan amarahnya namun kali ini ia tidak bisa diam saja. Ivana menghampiri Fino dengan langkah penuh amarah. Ia mencengkram kerah baju Fino kasar. Dirinya sudah menjadi pertontonan, namun ia tetap tidak peduli.

"Sampah lu apain temen gue sampai dia nangis begitu ha?!"

"Kalau dari awal lu gak bisa setia, gak usah ngasih harapan ke temen gue!!"

"Brengsek lo ya!"

Bugh

Ivana meninju rahang Fino cukup keras, sampai-sampai lelaki itu jatuh tersungkur hingga meja cafe yang ia duduki tadi jatuh karena tersenggol tubuhnya.

"Gue udah minta maaf sama dia. Jadi udah selesai kan? Kenapa lu yang ribet?"

"Eh monyet lo ya! Temen gue itu baik! Lu kira kata maaf lu bisa nyembuhin hati dia yang sakit karena kelakuan lu itu? Nyadar goblok dari pagi sampai siang dia itu nungguin lu, tapi lu malah seneng-seneng sama cewe lain? Punya hati gak?!"

"Awas lu ya dateng lagi ke kehidupan temen gue, gue bakar lu hidup-hidup. Sekarang pergi lu dari cafe gue! PERGI BRENGSEK!" Nada bicara Ivana sangat meninggi, emosi nya terus bertambah ketika melihat wajah lelaki itu. Key datang untuk menghampirinya dan menenangkan Ivana,"Udah Na, udah..."

"Kenapa lu liat-liat hah?!" Sentak Ivana, ia mulai menghampiri salah satu pengunjung cafe yang sejak tadi terus mengamatinya intens.

"Ini kenapa makanan gak habis?" Tanya Ivana pada pengunjung itu. Pria itu sedikit bergetar lantaran takut akan amukan Ivana.

"Diluar sana banyak orang yang butuh makan! Dan lu, bisa-bisanya lu buang-buang makanan. Habisin cepet! Cepet habisin!"

"Orang ini gak tau cara bersyukur ya" emosi Ivana mulai mereda. Namun rasa kesalnya kembali memuncak ketika dirinya melihat seorang pengunjung cafe yang sejak tadi hanya memesan minuman saja. Entah mengapa siapapun yang ada di depannya seakan membuat Ivana kesal.

"Ini lagi nih. Sedot terus! Sedot terus! SEDOT TERUS!!"

"Dari cafe buka sampai sekarang lu cuma beli air putih?!"

Brakk

Ivana menggebrak meja cafenya. Membuat semua temannya terkesimak kaget. Alex memilih untuk menghampiri wanita itu,"Na, udah Na. Kasian anak orang entar nangis,"

"Diem lo!"

Ivana kembali menatap tajam pengunjung itu. Sedangkan pria itu menatap Ivana dengan tatapan takut dan terus menggigiti sedotannya.

Sementara itu Ivana kembali menatap salah satu pengunjung cafe yang sejak tadi tidak memesan apapun. Pengunjung itu hanya menumpang untuk mengisi baterai ponselnya. Dari posturnya Ivana yakin jika pria itu masih duduk di bangku SMA sama seperti nya.

"Anak ini! LIAT ANAK INI!" tunjuk Ivana ke semua orang.

"Kesini cuma numpang ngecas doang, beli makan kenapa?! Sono pesen!" Paksa nya. Pria itu sudah berkaca-kaca lantaran dirinya terkena amukan Ivana yang bergulir.

"Na udah, kasian anak orang ini. Heh lu anak orang apa bukan?" Tanya Alex ke pengunjung itu.

"Anak orang lah!"

"Siapa tau yee"

"KESINI ITU BAWA UANG!" Ivana kembali membentak pria itu. Emosinya saat ini sudah tidak bisa di kontrol.

"Na, kasian. Anak orang ini, pulang sono lu tong" ucap Kelvin ke pengunjung itu. Pria itu mengangguk. Ia berjalan keluar cafe dengan langkah gemetar.

Tidak hanya ia, semua pengunjung yang tadi sudah mendapat amukan Ivana juga ikut keluar dari cafe ini. Mereka lebih memilih pulang lantaran takut jika dirinya akan terkena amukan lagi.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang