"Mau aku antar ke kamar ?"
Suara Audrey terdengar penuh perhatian seolah begitu khawatir dengan keadaannya. Namun Daniel tahu, dia pasti senang karena Daniel akan jatuh dalam perangkapnya.
Daniel memutuskan untuk memberi sedikit pelajaran. Dia akan mencoba mengikuti permainan yang Audrey ciptakan. Dia ingin tahu sejauh mana wanita itu melakukannya.
"Baiklah." Daniel mencoba berdiri, namun bagian bawahnya terasa sakit. Tubuhnya seolah mendesak agar dia melakukan sesuatu untuk melepas penderitanya. Tangan pria itu terkepal. Dia marah dan kesal. Tapi Daniel mencoba kembali tenang. Wow. Dia pasti sudah pantas untuk menjadi biksu. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Daniel hanya bersikap seolah badannya tidak nyaman karena kepalanya pusing.
Audrey segera bangkit dari kursi lalu berjalan menuju Daniel, mencoba untuk membantunya. Hatinya bersorak senang saat melihat rencananya berjalan lancar. Terbukti dengan bagian bawah Daniel yang sedikit membesar saat dia melihatnya.
Meskipun tertatih karena Daniel kesulitan berjalan, mereka akhirnya sampai di dalam kamar dengan lift khusus. Keadaan Daniel terlihat sedikit kacau saat Audrey melihatnya. Dan tanpa aba-aba wanita itu langsung menempelkan bibirnya.
Reaksi Daniel sendiri jangan ditanya. Ia sangat terkejut, Bahkan matanya masih melotot horror di saat Audrey menciumnya, dan sekarang wanita itu sendiri sudah memejamkannya. Damn, Jika dia tidak melatih dirinya, Daniel benar-benar tidak dapat menahan hasratnya terhadap godaan itu. Tubuhnya seolah bergejolak ingin segera merasakan bibir lembab itu.
Ciuman ringan kedua bibir tersebut, lama kelamaan berubah menjadi ciuman yang lebih panas.
Daniel tidak main-main ketika melumat bibir merah alami milik sang rival. Bahkan ketika Audrey mendesah kecil, ia langsung memasuki lidahnya dan mengobrak-abrik seisi mulut hangat itu.
Pikiran berkecamuk. Ketika Audrey mencoba mengelus bagian dadanya, Daniel melepas ciumannya hingga Audrey terdorong ke belakang.
"Pergilah, kau bau!" Daniel bergumam seperti orang mabuk.
"Apa ?" Audrey sangat terkejut dengan perkataan Daniel. Dia memeriksa keadaan pria itu. Wajahnya memerah dan matanya sayu. Pria ini sedang mabuk.
"Kau seperti ikan mati!"
"Daniel ?" Audrey semakin membelalakkan matanya, tak percaya Daniel bisa berkata seperti itu. Kemudian pria itu berhenti sebentar. Kepalanya tertunduk begitu dalam hingga wajahnya tak terlihat.
"Hentikan semua ini Audrey. Aku tahu kau ingin menjebakku."
Suara Daniel dalam, sarat akan peringatan. Begitu tajam, sehingga orang akan langsung berlari ketika mendengarnya.
Menyadari hal itu ekspresi Audrey berubah. Kini, dia kembali menampilkan wajah aslinya. Seperti yang dia tunjukkan pada Stefanie.
"Kau ... Bahkan tidak ingin menyerah dengan keadaan seperti itu ?"
"Menjebakku dengan trik murahan seperti itu ? Kau terlalu meremehkanku."
"Kenapa ? apa yang kurang dariku?" "Apa hal yang tidak kumiliki sehingga kau tidak menyukaiku ?" Audrey mulai meraung. Segala emosinya meluap, tidak sanggup di tahan lebih lama lagi. Berbagai cara dan rencana dia lakukan untuk pria itu tidak pernah berhasil. Kini, dia telah kehilangan pengendalian dirinya.
"Kecantikan tidak cukup untukku. Dan kau terlalu memikirkan dirimu sendiri."
"Jangan munafik Daniel!" Audrey membantah argumen itu dengan tajam. Dia tahu seperti apa wanita yang pernah menjadi kekasih Daniel. Dia cantik, meskipun tidak setinggi dirinya. Audrey tidak tahu apa yang terjadi dengan wanita itu. Tapi yang jelas hubungan mereka berakhir sebelum Audrey sempat berpikir untuk menyingkirkannya. Cukup lama Daniel tidak berkencan dengan wanita lagi hingga Audrey merasa akan memiliki kesempatan. Namun harapannya kembali pupus ketika Daniel memperkenalkan gadis muda itu sebagai kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Girl 🔞
RomanceVersi lebih rapi dan enak di baca ada di My Girl. Sengaja tidak diedit karena sudah ditulis ulang 😁✌️ karena mau hapus di larang oleh pembaca pertama 😂🤣 WARN ! : - ADULT ROMANCE - AGE GAP - SENSITIVE ISSUE - EXPLICIT Highest Ranks : #1 di kateg...