Stefanie dengan setelan kemeja bermotif dan celana panjang berwarna hitam melangkah dengan buru-buru memasuki rumah sakit besar berlabel Rumah Sakit Los Angeles. Dia mendapat pesan dari manager Daniel yang mengatakan bahwa kekasihnya itu mengalami kecelakaan saat melakukan sesi pemotretan untuk cover majalah.
Dia bergegas mencari lift yang dapat mengantarkannya ke kamar perawatan Daniel. Dalam lift menuju lantai tiga dan lima, di mana Stefanie menuju lantai tiga. Belakangnya hanya terdapat seorang wanita tua terlihat ramah. Mata menyipit karena senyuman, namun terlihat jelas perhatiannya tertuju pada tas hitam berukuran sedang yang ia bawa. Daniel memintanya membawa baju ganti.
"Apakah kau sedang menjaga orang tuamu ?"
"Ah bukan," Stefanie berusaha keras menyembunyikan kernyitan di dahinya. Sedikit lucu ketika membayangkan Daniel adalah orang tuanya.
Wanita tua dengan wajah ramah itu terkekeh, "Oh, menjenguk teman rupanya."
Stefanie masih terdiam. Dia bingung harus mengatakan dari bagian mana.
" Sungguh perhatian. Sungguh beruntung orang yang mendapat teman cantik dan baik sepertimu ya," Kedua alis Stefanie bertaut. Wanita paruh baya yang berdiri di belakang gadis itu terkekeh ringan dan Stefanie hanya tertawa. Secara dipaksakan tentunya.
"Ah, maaf, sebenarnya saya ingin menjenguk kekasih saya."
Pintu lift terbuka. Tepat di lantai tiga, lantai tujuan Stefanie.
"Saya duluan," Stefanie bergegas berpamitan. Meninggalkan wanita tua yang tadinya menyipit ramah ganti terbelalak kaget.
Begitu pintu lift tertutup Stefanie menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Di sudut hatinya ia merasa bersalah. Apakah memang wajahnya terlihat semuda itu?
536 VIP
Daniel Parker.
Stefanie menghela napas dalam-dalam malahan terkesan berat seolah ia sedang membawa sebuah beban berat di kedua pundaknya. Mengetuk pintu dengan nomor tujuannya sebanyak tiga kali membuang napasnya mencoba menenangkan jantungnya yang nyaris copot itu selagi menunggu jawaban.
Dia berjalan masuk di ruangan luas dengan cat putih ala rumah sakit. Di dalam ruangan itu terdapat ranjang pasien yang sedang di tempati Daniel, sofa bed yang berada di dekat jendela , televisi, dan kamar mandi. Karena termasuk paling eksklusif, kamar ini memiliki dua ruangan untuk tamu yang terdiri dari kitchen set, meja makan, sofa, kursi, dan meja tamu, televisi, serta kamar mandi untuk tamu.
Stefanie melihat Daniel yang sedang duduk di atas ranjang. Dengan perban membalut tangan kirinya. Seorang dokter dan dua orang perawat baru saja meninggalkan ruangan itu setelah selesai memberikan obat.
Untuk sesaat Stefanie merasa membawa baju ganti Daniel adalah pilihan yang salah. Beberapa kali ia menangkap basah berbagai reaksi pandangan dari orang-orang yang penasaran. Tak jarang ia melihat para perawat yang terpesona, kemudian saling bergosip pada sesama perawat dengan nada iri dan juga tak lupa kedua pipi yang memerah bak tomat matang. Stefanie dapat merasa ada yang salah sungguh amat salah dari pandangan mereka. Terlebih dari tas yang ia bawa. Terasa berat sekali tangannya membawa tas itu. Ditambah dengan omongan orang membuat tas itu makin berat.
Stefanie berjalan mendekat. Begitu sampai di sebelah ranjang Daniel, dia meletakkan tas yang dia bawa di atas nakas. Dia melihat pria itu secara keseluruhan. Kepala Stefanie seperti sedang memindai tubuh Daniel. Dia mendongak untuk melihat atas kepala lalu perlahan turun hingga ke bawah ujung jari kakinya. Kemudian dia bertanya.
"Bagaimana keadaanmu ?"
Daniel menunjukkan tangan kirinya yang di balut perban. "Hanya sedikit retak, tidak ada patah tulang. Selebihnya tidak ada masalah serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Girl 🔞
RomanceVersi lebih rapi dan enak di baca ada di My Girl. Sengaja tidak diedit karena sudah ditulis ulang 😁✌️ karena mau hapus di larang oleh pembaca pertama 😂🤣 WARN ! : - ADULT ROMANCE - AGE GAP - SENSITIVE ISSUE - EXPLICIT Highest Ranks : #1 di kateg...