Surprise

1.4K 72 2
                                    

"Kau harus mengundang temanmu untuk makan malam!"

Daniel  berkata mengganti jinsnya di kamar. Stefanie perlahan menoleh ke arah Daniel. Dia terlihat seperti orang mabuk karena masih mual setelah turun  rollercoaster. Hal itu yang membuat Daniel harus menggendongnya masuk setelah mereka kembali hampir tengah malam.

"Jangan melihatku seperti itu! Kau benar-benar menyebalkan!"

Stefanie mengerang kesal ketika mengingat Daniel yang menjebaknya naik rollercoaster. Pria itu hanya  menyeringai dan merangkak di atas Stefanie.

"Bukan salahku kau memiliki perut yang sensitif"

Dia mencibir. Stefanie memelototinya dan Daniel mencium keningnya.

"Seharusnya aku tidak makan permen kapas itu" Stefanie mengerang dan membalikkan badan di tempat tidur.

"Atau corndog ?" Daniel tertawa dan menggodanya.

"Itu menjijikkan"

"Kau bilang ingin mencobanya" Daniel terkekeh.

"Tapi aku tidak menyukai rasanya."

"Kau terlalu pilih-pilih makanan Stacy"

...

Stefanie terbangun dan melihat Daniel duduk di ranjang dengan memangku laptopnya. Tanpa mengenakan atasan dan hanya mengenakan celana boxer yang memperlihatkan badan atletis yang dipastikan membuat wanita meneteskan air liurnya. Seandainya Daniel tahu, bahwa wajah Stefanie masih saja memanas setiap kali melihat keadaan Daniel yang seperti itu. Tak peduli meskipun dia melihatnya setiap hari, atau meskipun dia telah berkali-kali dipuaskan oleh tubuh itu, rasanya akan sama seperti saat pertama kali dia secara tidak sengaja melihat Daniel berganti baju ketika  umurnya masih dua belas tahun. Saat itulah mungkin hormon remajanya mulai aktif.

"Kau sudah bangun?" Tanya Daniel begitu melihat pergerakan dari orang di sampingnya.

Tanpa banyak bicara, Stefanie menempatkan dirinya disamping Daniel.

"Ada sesuatu?"

Daniel menggeleng.
"Aku memeriksa e-mail untuk pekerjaan, dan manajerku meminta aku datang untuk pertemuan dengan klien."

Stefanie hanya diam dan mengamati Daniel di sampingnya. Sebagai aktor berpengalaman dengan jam terbang tak terhitung, Daniel sudah ditunggu oleh proyek film berikutnya padahal film yang mereka bintangi saja belum melakukan premier. 
Memang terkadang Daniel harus pergi di hari liburnya untuk bertemu dengan klien mereka yang bisa jadi adalah investor untuk film terbarunya. Orang-orang penting itu, mereka  bukanlah orang menghabiskan banyak waktu di rumah untuk bersantai. Pertemuan mereka pastilah terjadi di sela-sela rutinitas mereka yang super sibuk.
Tapi itu tidak masalah karena dia sudah terbiasa dengan jadwal tiba-tiba milik Daniel, lagipula mereka sudah mendapatkan penggantinya kemarin di Disneyland.

Yang keluar dari pikiran Stefanie melalui gerak tubuh hanyalah angkatan bahu dan senyuman.

"Mau tidur lagi? Sekarang baru jam enam pagi."

Stefanie tahu ia tak perlu jawaban ketika Daniel menariknya berbaring di sampingnya mengunci kaki mereka bersama dan menyelipkan kepalanya dibawah dagu Daniel. Itu semua sudah cukup.

Sambil menghirup aroma maskulin Daniel yang paling disukainya, Stefanie membiarkan rambutnya dimain-mainkan oleh lelaki yang lebih tua darinya.

"Pulang jam berapa?"

"Mungkin sebelum makan siang."

Pelukan Daniel terasa hangat dan nyaman. Membuat mata Stefanie kembali mengantuk. Dia ingin kembali tidur jika suara Daniel tidak mengganggunya.

His Girl 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang