Date

1.5K 74 0
                                    

Meski keberadaan Stefanie sudah bisa menimbulkan keriuhan, tetapi dia belum setenar Daniel yang harus bersama Bodyguard ketika berada di tempat umum. Asal tidak ada yang memanggilnya atau setidaknya dia belum memiliki terlalu banyak fans, dia masih aman untuk pergi sendirian.  Mereka mendatangi kedai eskrim yang terletak tidak jauh dari sekolah. Tempat ini cukup terkenal untuk kalangan anak muda.
Mereka memilih mengambil tempat outdor untuk agar bisa menikmati udara segar.

Stefanie memesan eskrim Vanilla kesukaannya, Courtney memesan rasa strawberry dan rasa blueberry untuk Darwin.

Para siswa baru yang mereka temui sebelumnya ternyata juga memilih tempat ini untuk berkumpul setelah pulang sekolah. Mereka datang dengan membawa Burger dari kantin sekolah. Dia tahu betapa mengerikannya rasa dari Burger itu dan Stefanie ingin memperingatkan mereka, namun sialnya juga dia ingin melihat bagaimana mereka akan bereaksi. Courtney dan Darwin menampakan senyum misterius. Merekalah yang paling tidak sabar untuk melihat.  Suara keributan segera terdengar setelah anak-anak itu memakan burger.

"Kau dengar itu?" Courtney berkata dan mengangkat tangan  untuk menutupi telinganya. "Ini lagu sekolah."

Dia berkata dan mendengarkan teriakan siswa yang  di sekitar mereka.

Stefanie menyaksikan dengan ngeri ketika seorang anak perempuan berlari  dengan  menutupi mulutnya. Setidaknya dia bukan orang yang menyuruhnya mencoba burger.   Beberapa anak lain  meludah dan batuk, dan dengan cepat memberikan air mineral yang dia bawa di tasnya.

"Aku sangat menyesal tentang itu, tolong ambil ini dan minum dengan cepat sehingga rasanya bisa menghilang"

Stefanie berkata dan memperhatikan ketika para junior dengan cepat mereguk minuman yang aku berikan kepada mereka.

"Maafkan Courtney dan
Darwin, mereka tidak bermaksud jahat."

Stefanie berkata dan menunggu mereka menghilangkan rasa tidak enak di mulut. Tiba-tiba salah satu dari mereka mendongak dan menatap Stefanie dengan kaget.

"Astaga, itu kau..." Dia bergumam. "Rein..." Dia berkata pada  gadis di depannya.

"Sudah kubilang aku tidak berbohong."

"Oh,hai!"Stefanie tergagap dan memandangi gadis yang sekarang menatapnya. Dia bersikap sebaik mungkin selama mereka tidak mengancam keselamatannya.

"Bisakah aku memelukmu ?" Dia tergagap dan berdiri. "Daniel Parker  adalah idolaku dan filmnya benar-benar membantuku ketika ayahku  meninggal "

Dia berkata dan air mata yang mulai tergenang di matanya. Stefanie yang mendengarnya  langsung memeluk gadis itu dan dibalas dengan pelukan. Stefanie menghela nafas dalam-dalam sebelum perlahan-lahan melingkarkan lengannya sambil menatap ke angkasa. Gadis itu menangis di bajunya.

"Aku ikut bersedih untuk ayahmu, Rein."

"Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang tua "

Meskipun dia berbicara dari hati, rasanya masih seperti berbohong. Dia tahu bagaimana rasanya tumbuh tanpa orangtua. Daniel merawatnya selama 16 tahun dan dia tidak pernah punya ibu.

"Sangat lembut." Tiba-tiba gadis yang bernama Rein itu bergumam. "Sangat  lembut ... Seperti Bayi."

Tiba-tiba wajahnya di sentuh. Rein mengatakan itu saat mengetahui kulit Stefanie yang ternyata sangat lembut. Dia tidak tahu apakah  harus bereaksi senang karena itu merupakan pujian ? Tetapi dia bukan bayi lagi.

"Oke.." Stefanie bergumam. "Ini tidak aneh."

Rein tampak tenggelam dalam pikiran sehingga Stefanie lupa bahwa dia tidak tuli. Dia menarik tangannya dan Stefanie berdiri.

His Girl 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang