Flight

4.6K 199 20
                                    


Minggu-minggu telah berlalu, dan  shooting  untuk film baru sudah dimulai.  Kedua pasangan beda usia itu sudah kembali tinggal di pusat kota Los Angeles.  Stefanie sudah meninggalkan sekolahnya. Daniel yang mengurusnya karena dia tidak mau datang ke sekolah apalagi jika harus mengucapkan salam perpisahan. Dia tidak mau membayangkan wajah Courtney dan Darwin begitu tahu tahu dia akan pergi.

Stefanie telah membaca semua kalimat yang akan dia ucapkan  dan menghafal hingga di luar kepala. Jack memberitahu  bahwa pengambilan gambar untuk perannya akan memakan waktu  bulan atau kurang.

Adegan Daniel  jauh lebih sulit. Dia harus syuting setidaknya selama 5 bulan. Cerita film itu memiliki tema gelap dengan alur yang rumit.  Bagian Stefanie sudah  cukup sulit,  tetapi tidak ada apa-apanya dibanding bagian Daniel.

Dia adalah awal cerita. Bagian Stefanie adalah untuk menunjukkan protagonis dalam sudut pandang  yang berbeda lalu apa yang akan terjadi.
Meskipun Stefanie sudah  tahu cerita lengkapnya, dia  tidak tahu bagaimana hasil akhirnya. Tulisan itu luar biasa.  Rasanya aneh dan tidak adil bahwa Stefanie baru saja diberi kesempatan untuk berperan di film ini.  Namun itu juga membawa beban tanggung jawab yang besar. Dia harus berusaha maksimal agar nantinya  tidak terperangkap dalam bayang-bayang nama besar Daniel Parker. 

"Stacy !" Dean memanggil. Mereka berada di bandara dalam perjalanan ke Verona.  Stefanie berjalan disisi Daniel dari toko suvenir.  Mereka pergi dengan jet pribadi bersama Simon dan Jeny, tetapi pertama-tama, Mereka  harus terbang ke New York.
Mereka  menggunakan kursi kelas satu yang sangat mewah di dalam pesawat-pesawat besar yang terparkir di bandara .  Ini pertama kalinya Stefanie pergi ke tempat yang sangat jauh dan dia selalu punya masalah takut terbang  sehingga  Daniel  memberinya  obat anti kecemasan yang diresepkan untuknya.

"Seperti apa itu Eropa?" Tanya Stefanie sambil menarik koper yang dibawanya.

"Aneh "  Daniel terkekeh.

"Terutama di Italia . Selalu ada sekelompok lelaki tua bertelanjang dada duduk di luar toko-toko merokok dan mereka tidak pernah  mengatakan apa-apa. Mereka hanya menatap "

Daniel membungkuk dan menepuk bahu Stefanie.

"Tapi gadis-gadis disana.." Dia terkekeh. "Mereka lumayan ..."  Stefani merasakan wajahnya memanas lalu mendorong Daniel ke samping. Dia hanya tertawa.

"Kau tahu, aku hanya bercanda " Daniel berkata ketika dia meletakkan lengannya di leher Stefanie dan menariknya ke dalam sebuah  ciuman.

"Kau menyebalkan "

"Dan kau sangat manis." Jawab Daniel meraih tangan Stefanir.

"Sooo cheesy ..." Stefanie bergumam ketika menyandarkan kepala di bahu Daniel . Mereka  berjalan dan berpapasan dengan  seorang wanita tua dengan  suaminya yang menatap mereka berdua.  Stefani cepat-cepat membuang muka dan meremas tangan Daniel. 

"Aku agak lelah ." kata Daniel  begitu mereka melewati pasangan tua itu. Stefanie tidak berpikir dia memperhatikan mereka.

"Oh  ..." gumam Stefanie "Ingin aku memberimu blowjob cepat?"

Daniel menyeringai dan menatap Stefanie. "Maksudku, kalau kau mau ...," gumamnya. Stefanie mendorongnya ke samping terapi  dia menariknya kembali lebih dekat kepadanya.

...

Mereka  tiba di New York saat  hujan sedang  turun. Kilat dan Guntur bergantian  mengganggu langit,  Stefanie semakin takut setiap menit.  Mereka akan  naik jet bersama Simon dan Jenie dalam waktu kurang dari 90 menit  dan badai sepertinya semakin memburuk.  Bukan saja dia sudah kurang tidur, tetapi dia juga mulai kesulitan bernapas. Dia begitu  takut akan guntur dan kilat di tanah sehingga dia  hanya ingin  lebih dekat dengan mereka .

His Girl 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang