Star

1.9K 66 0
                                    

Daniel Parker duduk dengan tenang di dalam kursi kulit yang nyaman dari sebuah mobil mengenakan pakaian kasual dari brand ternama dunia. Dengan gaya yang elegan, tangannya membuka lembaran kertas putih dari buku tebal. Dia sedang mempelajari skrip dari film terbarunya. Dia bukanlah orang yang suka membuang waktu percuma, selagi ada kesempatan dia lebih memilih untuk mengenal karakter seperti apa yang akan dia mainkan kemudian mempelajarinya lebih dalam. Gips yang membalut tangan kirinya tak menjadi halangan untuknya tetap beraktivitas. Baginya ini hanya masalah kecil yang perlu di dramatisir. Mobil itu akan membawanya menghadiri sebuah acara penggalangan dana untuk kesejahteraan tunawisma dan anak-anak panti asuhan.

Bersamanya ada Jenny dan Simon, sebagai orang yang menginspirasi di bidang masing-masing duduk di hadapan Daniel. Dilihat dari posisi mereka mobil yang membawa Daniel adalah minibus eksklusif dengan fasilitas seperti hotel mewah yang ada di dalamnya.

"Aku dengar dari managermu, kau menolak tawaran untuk iklan yang akan syuting di Rio "

"Aku sudah mengatakan jika bukan untuk syuting film aku harus bisa pulang ke rumah setiap hari."

"Kau tipe laki-laki yang menyayangi keluarga,huh" Simon berkomentar mengamati Daniel sambil menopang dagunya.

"Atau karena ada yang menunggunya dirumah." Jenny menyenggol tangan Simon dan mengedipkan matanya.

"Hey Dan, bagaimana kabar si mungil itu ?Dia sudah lama tidak muncul sejak premier film."

Daniel masih sibuk membaca naskah. Dia menjawab tanpa melihat mereka. "Dia baik-baik saja. Kalian tidak perlu mencemaskannya."

"Kau sangat protektif padanya. Setidaknya biarkan dia mengenal teman-teman kita."
Ucap Simon seperti mengeluh. Banyak yang tertarik menjadikan gadis muda itu bintang iklan atau mengundangnya kembali bermain film namun mereka tidak bisa melakukannya karena gadis itu tidak terikat kontrak dengan Agency manapun, dia bahkan tidak memiliki manager. Satu-satunya akses untuk mencarinya hanya akan kembali kepada Daniel.
Simon tahu Stefanie berbeda. Bagi Daniel dia spesial. Tapi bukan berarti dia harus menyembunyikannya. Lalu untuk apa dia membawanya casting waktu itu ?

"Itu benar. Bawalah dia ke acara tv. Aku ingin merias wajahnya yang lembut seperti bayi."

Jenny berkata sambil membayangkan saat dia memegang wajah yang bersih dan kenyal. Menyapukan berbagai macam riasan untuk membuat kecantikannya semakin terpancar. Bagaikan mengerjakan sebuah mahakarya.

Daniel menganggat kepala untuk melihat wajah teman-temannya. Kemudian menampilkan sebuah senyuman tanggung. "Tidak." Satu kata yang singkat, jelas dan tegas. Menandakan tidak ada penawaran lagi bagi mereka. Kemudian Daniel kembali mempelajari naskahnya.

Jenny dan Simon hanya menghela napas panjang dan menggelengkan kepala mereka.

Ketika sampai, mereka di sambut oleh wartawan yang berlomba-lomba membidik objek incarannya sebanyak mungkin. Dan suara riuh dari fans yang berteriak berharap mendapat perhatian. Daniel tampak santai dengan keadaan itu karena dia sudah terbiasa. Ada tahapan prosedur khusus jika orang-orang itu ingin mendekatinya. Daniel hanya melambaikan tangan dan tersenyum sesuai porsinya.

...

Acara itu adalah sebuah acara amal. Yang ada disana adalah beberapa tuna wisma dan anak-anak panti asuhan. Tidak ada gaya modis dan merek terkenal. Pakaian yang mereka kenakan begitu sederhana namun dipastikan sudah cukup rapi.

Audrey sedang melihat balita berambut keriting yang sedang di gendong oleh seorang pengasuh. Beberapa tamu undangan, fans yang beruntung dan reporter juga berada disana. Mereka ingin melihat momen langka seorang aktris cantik dan paling populer itu berinteraksi dengan anak-anak panti asuhan.

His Girl 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang