His Girl 🔞

Making Love

Daniel mengemudi dengan kecepatan aman yang dia bisa. Pikirannya jelas tidak bisa berkonsentrasi karena ingin segera menyentuh Stefanie bahkan sejak detik pertama ia bertemu kembali dengan gadis itu di restoran. Hanya Stefanie yang membuat tubuhnya bereaksi seperti ini.  Sementara Stefanie sendiri memilih diam meski masih banyak yang ingin dia katakan. Atmosfer sensual di dalam mobil itu membuatnya sesak nafas. Merasakan gairah dan kerinduan yang begitu kuat hingga nyaris membuat nyeri. Dia tahu Daniel sedang berusaha keras menahan diri. Satu suara saja yang keluar dari mulut Stefanie dapat membuat Daniel kehilangan pengendalian dirinya dan mereka akan berakhir dengan bercinta di dalam mobil di tepi hutan.

Setelah melalui jalan sekitar lima belas menit, mereka akhirnya sampai di tempat Daniel menginap.

Dengan tak sabar Daniel berjalan mengitari sisi lain dan membuka pintu mobilnya kemudian menarik Stefanie lalu menyeretnya ke dalam rumah. Daniel merasa seperti binatang karena saat ini karena tidak bisa memikirkan hal lain, hanya seks.

Begitu pintu tertutup, Daniel memerangkap Stefanie ke dinding kemudian menciumnya dengan hasrat yang menggebu seolah tidak ada hari esok dan ini adalah saat terakhir mereka untuk bersama. Stefanie mengerang, hawa panas muncul diantara mereka. Dia melupakan niatnya untuk mengomeli Daniel karena langsung mengajaknya bercinta di hari pertama mereka bertemu.   Segala yang ada di diri Stefanie seakan meleleh,membuatnya gila karena mendamba. Dia berpegangan di pundak Daniel. Bersyukur atas tubuh kekar dan kokoh itu sehingga dia bisa tetap berdiri tegap.

Suara-suara erangan kecil, desahan yang tidak begitu jelas terdengar, dan suara kecupan yang basah memenuhi ruang tamu Daniel.  Hangat lidah masing-masing terus saling beradu dalam gerakan liar yang tidak beraturan, suara erangan kecil terdengar dari mulut Stefanie ketika lidah ahli Daniel menyapu langit-langit mulutnya. Pakaian bermotif floral yang dikenakan Stefanie sudah tidak terpakai dengan benar, dengan dua kancing teratas terbuka membuat penampilannya semakin eksotis di mata Daniel.

Stefanie memperdengarkan suara merdunya ketika tangan Daniel dengan gerakan yang kasar merobek blousenya dan melemparkannya ke sembarang tempat. Membuat Stefanie mengernyit disela ciuman.  Daniel tidak peduli. Dia dendam pada baju terkutuk itu dan memastikan Stefanie tidak bisa memakainya lagi. Persetan. Dia akan membelikan Stefanie lebih banyak baju baru sebanyak yang diinginkan.

"Dan" Suara erotis Stefanie terdengar dengan jelas karena bibirnya kini sudah lepas dari ganasnya bibir Daniel. Dengan gerakan nakal Daniel meraba dada putih milik kekasihnya sambil sesekali mencubit titik kecoklatan di sana.

"Mari kita nikmati tahapnya, sayang."

Bisa saja mereka berakhir di lorong atau lantai ruang tamu, lagipula tidak ada orang yang akan datang kesini. Tapi Daniel masih memikirkan  punggung Stefanie yang akan lebih banyak berada dibawahnya. Stefanie istimewa dan harus diperlakukan dengan spesial.  Dengan mudah Daniel membopong Stefanie ke dalam kamarnya kemudian menendang pintunya hingga terbuka. Dia membaringkan Stefanie dengan perlahan di ranjagnya. Dengan napas  memburu Daniel kembali mencium bibir Stefanie. Ciuman itu panas, menuntut dan sensual. Tubuh mereka saling menempel. Daniel menegang dan siap di balik celana Jins. Stefanie tidak bisa bernapas.

Selama beberapa saat Daniel masih tetap melakukan kegiatannya, dengan bibir yang melumat bibir Stefanie, tangan yang masih terus menjelajah, dan pinggul yang masih terus bergerak untuk memberikan kenikmatan pada kekasihnya, dan juga pada dirinya.

Setelah puas dengan pembukaan, Daniel mengangkat wajahnya dan memandang wajah Stefanie yang sedikit bersemu.

Begitu manis. Begitu cantik.

Daniel menurunkan kepalanya untuk menggantikan kerja tangannya yang  sempat terhenti. Dengan gerakan yang indah lidahnya menari-nari di dada Stefanie. Sesekali menggigit di sana-sini untuk memberikan tanda bahwa gadis itu adalah miliknya.