Forever Happiness

6.1K 142 12
                                    

Stefanie membalik halaman buku yang dia baca dengan ditemani coklat panas yang diletakkan di atas meja kayu yang terletak disampingnya. Terdapat bobot asing karena cincin berlian yang melingkar di jari manisnya. Pondok yang di beli Daniel untuk tinggal di Maine dikelilingi oleh hutan pinus dan memiliki gazebo yang terletak di samping rumah menghadap pemandangan danau yang indah. Meskipun sekarang puncak musim dingin menyebabkan pohon hanya menyisakan batang dan ranting yang tertutup butiran salju, juga membuat permukaan danau membeku, namun tidak mengurangi rasa damai yang dirasakannya.

Percintaan panas berulang-ulang seperti hewan dalam masa kawin saat reuni emosional mereka waktu itu menghasilkan dua kehidupan mungil di dalam perut Stefanie, dan Daniel tak perlu berpikir lama untuk melamarnya. Stefanie tentu menyambutnya dengan penuh haru. Ini adalah impiannya yang menjadi kenyataan, dia akan mendampingi Daniel selama sisa umurnya dalam suka dan duka.

Pernikahan mereka berlangsung sederhana di taman belakang restoran dengan pemandangan bunga musim panas yang indah. Di hadiri oleh teman-temannya, juga Robert dan Catherine yang sudah menganggapnya anak sendiri sehingga mereka meneteskan air mata haru ketika dua insan itu mengucap janji pernikahan. Memang bukan pesta yang meriah dan mewah namun itu adalah pernikahan yang sakral dan membawa kebahagiaan, meskipun saat itu terdapat hati yang terluka. Saat menjabat tangannya dan mengucapkan selamat untuk mereka berdua, Ekspresi wajah Darrel tampak berbeda. Meskipun dia mencoba menyembunyikan perasaannya, tetapi terlihat jelas bahwa dia sedih. Jika Stefanie tahu perasaan Darrel sejak awal, mungkin dia akan lebih berhati-hati dan memberi dukungan penuh pada Darrel agar mencari gadis lain. Dia juga memikirkan perasaan Alina yang menyimpan perasaan pada Darrel namun pria itu tidak menyadarinya, malah memendam perasaan pada orang lain.

Stefanie menghela napas memikirkan situasi aneh ini. Akan lebih baik jika mereka berdua dijodohkan saja.

Daniel baru saja pulang dari pertemuan dengan rekannya. Dia memarkirkan mobil hitamnya di halaman pondok yang di belinya untuk tinggal di Maine. Dia melihat Stefanie yang sedang duduk di gazebo di samping rumah mereka, dia terlihat cantik seperti peri yang sedang singgah. Saat mengetahui Daniel membeli pondok itu, Stefanie sempat protes karena menurutnya itu membuang uang. Tapi bagi Daniel itu tidak masalah, lagipula dia suka memiliki rumahnya sendiri tanpa gangguan. Biasanya saat musim panas mereka akan lebih senang menghabiskan waktu di tepi danau untuk melihat matahari terbenam.

Setelah membersihkan dirinya dan berganti pakaian, Dia menyusul Stefanie yang saat ini tengah duduk dengan mengenakan sweater hangat dan menutupi kakinya dengan selimut. Baju itu sudah tidak mampu menyembunyikan perutnya yang sudah membesar seperti bola basket. Tinggal menghitung hari sampai anak-anak mereka lahir.
Setelah semua masalah yang pernah dia alami selama tiga puluh tujuh tahun hidupnya di dunia ini, melalui Stefanie dia belajar bahwa hidup masih bisa membawanya pada kebahagiaan dan keajaiban. Gadis itu bagaikan cahaya mentari yang datang untuk menghangatkan dunianya yang beku. Tidak ada yang mampu memberikannya ketulusan dan cinta sebesar yang Stefanie berikan padanya.

Daniel duduk di samping Stefanie kemudian mencium keningnya.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Punggungku nyeri."

"Apa kau butuh sesuatu?"

"Aku ingin makan seafood." Stefanie berkata dengan mengerutkan bibirnya. Pandangannya penuh harap.

"Kau tahu itu tidak bagus untuk wanita hamil kan?" Daniel tidak menyembunyikan raut wajah khawatir sambil mengelus perut Stefanie.

Stefanie menunjukkan senyum pengertian."Aku tahu, aku akan menahannya."

Daniel menghela napas. "Jangan membuatku khawatir."

Sejak hari pertama dia mengetahui ada kehidupan di dalam tubuh Stefanie Daniel semakin ketat mengawasi keadaan istrinya selama dua puluh empat jam. Dia tidak bisa meninggalkan Stefanie terlalu lama karena wanita itu sendirian di rumah. Dia bahkan sering mengantar Stefanie saat awal kehamilan.

His Girl 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang