40. Akhirnya Sah ! (END)

9.5K 649 48
                                    

Olla olla...

aku membawa updetan.

Nih aku kasih warning yak.

KOREKSI KALAU ADA TYPO DAN ENGLISH YANG SALAH !

Dah gitu aja.


HAPPY READING


Tita

"Iya aku sempetin soalnya dari pagi sibuk banget. Maaf ya Mas baru ngabarin."

"..."

"Aku baru aja selesai makan, Mas."

"..."

"Iya janji nggak diulang lagi. Hari ini tuh beneran sibuk banget. Kalo bukan Mbak Nou yang ambilin makan tadi, aku nggak akan makan."

"..."

"Mas kenapa belum tidur ? Ini udah jam setengah sebelas, loh."

"..."

"Iya ini aku juga mau tidur."

"..."

Aku mematikan sambungan telepon dari Mas Radi.

Seharian ini aku benar-benar sibuk. Lebih sibuk dari kemarin dan dua hari yang lalu.

Banyak saudara dan tetangga yang datang ke rumah untuk membantu acara pernikahanku.

Padahal aku menginginkan acara pernikahan ini digelar secara sederhana. Hanya mengundang tetangga, saudara, dan kerabat dekat saja agar suasana kekeluargaannya lebih terasa. Walaupun sederhana tetapi masih tetap sibuk juga mengurus segala macam perihal pernikahan.

Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Kepala Mas Langit muncul setelah membuka pintu kamarku.

"Dek, udah tidur ?" tanyanya.

"Belum. Belum ngantuk padahal udah hampir jam sebelas."

"Gue masuk, ya ?" tanyanya.

"Yaelah pake nanya. Biasanya juga langsung masuk kagak pake ijin."

Mas Langit pun masuk ke kamarku dengan memegang sebungkus besar keripik kentang. Lalu duduk disebelahku.

"Mulai malem ini harus gue biasain ijin dan ketuk pintu dulu. Takutnya besok gue masuk kamar lo pas lagi ena-ena sama Bang Radi."

"Anjir omongan lo Mas !"

Aku mendelik lalu memukulnya dengan bantal yang dibalas cengiran ala Mas Langit.

"Tidur lo, besok harus bangun pagi banget." ujarnya.

"Dari tadi gue pengen tidur. Badan gue capek tapi mata gue nggak mau merem, Mas. Mungkin saking excitednya."

"Gaya lo, Dek." Mas Langit menoyor kepalaku. Aku hanya cengengesan.

"Lo deg-degan nggak, Dek ?" tanyanya tiba-tiba setelah hening beberapa saat.

"Banget. Kayak yang 'wow besok gue nikah. besok udah resmi jadi istri'." jawabku.

"Heh ngapain kalian pada belum tidur. Lo juga Dek, besok mau kawin malah belum tidur."

Suara Mas Dewa membuat aku dan Mas Langit kompak menoleh kearah pintu.

Mas Dewa lalu masuk ke kamarku dan menutup pintunya. Lalu dia duduk di sebelah kiriku.

Jadilah di tempat tidurku, aku duduk di antara kedua kakakku.

"Ada apaan nih pada ke kamar gue ?" tanyaku.

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang