9. Ekspektasi ≠ Realita

9.5K 913 41
                                    

Holaa ! Bonsoir !

maap updet jam kalong lagi.

maapin jg updetnya agak lama 🙏

Kemarin ada yg protes dikira updet part baru. monmaap yak itu kepencet unpublish. Kadang jg suka eror akun gue nih🙏

Makasih sebelumnya yg udh voments💙

HAPPY READING!!!

"Gandi, tambahan kunjungan hari ini 9 KR, ya."

"Untuk Pak Anton cukup tambahkan 7 KR saja."

"Tita, kamu tambah 10 KR, ya."

Bla bla bla. Pak Radi memberi arahan di setiap meeting pagi.

Selama hampir dua minggu ini pasca mutasinya Pak Agus, Pak Radi dengan semena-mena menambahkan kunjungan kami setiap hari. Dia pikir menawarkan dan merayu para pemilik KR dan warung itu mudah apa.

Awalnya aku senang begitu mendapatkan bos baru yang masih muda seperti Pak Radi. Lumayan bisa sekalian cuci mata.

Tapi dia semakin hari seperti menindas kami. Walaupun ini demi penghasilan kami juga sih.

Aku tau harusnya lebih semangat bekerja. Namanya juga kacung ya nurut aja apa kata bos. Kalau mulai jenuh aku selalu ingat gaji dan Pak Radi.

Kenapa Pak Radi ? Karena dia jadi salah satu alasanku buat semangat kerja. Lumayan pagi-pagi lihat orang ganteng meskipun dia selalu memberikan target yang membuat kepalaku sakit setiap hari.

Aku berjalan ke pantry begitu tiba di kantor setelah sholat maghrib. Di pantry terlihat Mbak Ines sedang membuat teh.

Mbak Ines adalah salah satu back office (BO) dan ia sedang mengandung anaknya yang kelima. Biasanya ia selalu membuat kopi saat tidak hamil.

"Belum pulang, Mbak ?" tanyaku. Aku mengisi botol minumku dari dispenser yang ada di pantry.

"Belum nih, Ta. Kayaknya gue lembur lagi deh." Ia menghela napas.

"Ya ampun Mbak kasian ini babynya. Udah izin suami kalo pulang telat, Mbak ?" tanyaku sambil mengelus perutnya yang sedikit membuncit.

"Udah, Ta. Tenang aja soal itu mah. Biasanya gue ditemani sama suami lemburnya." Ia terkikik.

Enak banget yang udah punya suami ya, lembur aja ditemani.

Aku menenggak kembali air mineral sambil menemani Mbak Ines menghabiskan tehnya.

Mbak Ines mengeluhkan soal Pak Radi yang memberikan tambahan pekerjaan pada semua divisi. Apalagi hari Jumat begini biasanya para BO akan pulang sampai larut malam.

Dulu sebelum dipindahkan ke bagian sales, aku berada di bagian BO saat awal masuk perusahaan ini. Setiap hari hampir pulang larut malam. Aku sampai sering jatuh sakit.

Drrttt ddrrrtt...

Ponselku tiba-tiba bergetar. Ada satu pesan whatsapp dari Razi.

Razi :
Ta, di mana ?
Udah pulang ?

Aku :
Masih di kantor.
Ntar lagi.
Kenapa, Zi ?

Razi :
Ke sini dong. Gue lagi bete nih😩

Aku :
Siapin es krim sama wafel ya😆

Razi :
Iye 😒

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang