18. You Broke My Heart

7.6K 818 34
                                    

Selamat malam senorita~

Apa kabar semuanya ? semoga sehat semua ya

Jaga kondisi yaa teman-teman. Makan yang teratur, banyak minum air mineral, cuci tangan setiap sebelum makan, yang masih aktivitas di luar begitu pulang langsung mandi ya. Oh iyaa vitamin dan buah-buahan juga harus konsumsi ya biar daya tahan tubuh tetap fit.

Semoga wabah covid-19 ini cepet ketemu vaksin atau obatnya. Biar kita bisa aktivitas seperti biasa.

Jangan ngeluh bosan #dirumahaja . Itu semua buat kebaikan kita bersama.

Biar nggak bosan nih gue updet demi kalian aku tuh. Gue tau gimana bosannya di rumah doang. so plis jangan lupa vote dan komen okeyyy


Happy Reading !


"Jadi lo mau curhat apa sih, Zi ?" aku sedang duduk dengan Razi di teras belakang rumah Mas Dewa. Malam minggu untuk tidur cepat itu terlihat seperti jomblo ngenes. Ya walaupun aku jomblo tapi jangan diperlihatkan dengan jelas. Lulu sudah tidur saat aku dan Razi menghabiskan makanan yang dibawa oleh Razi.

Tawa Razi pun pecah.

Ah elah ini anak aku tanya malah ketawa.

"Gue nggak pengen curhat sih sebenarnya. Cuma pengen ngobrol aja sama lo. Udah lama kan kita nggak ngobrol apa aja." Ucap Razi setelah meredakan tawanya.

"Sialan." Gerutuku.

"Yang abis dicium jangan ngomong kasar dong." Razi menyeringai.

"Ih apaan deh. He is not kiss me." Balasku.

"Apaan nggak cium. Itu mah modus dia aja tangan lo ditutup di depan mulut lo." Kali ini Razi terbahak.

"Nggak mutu banget bahasan kita soal ini." Cibirku.

"Siapa yang cium lo, Dek ?"

Tiba-tiba Mas Dewa datang dan duduk bersama kami.

"Itu loh Mas, bosnya Tita." Sahut Razi. Seketika aku melotot.

"Heh mulut lo ya minta dicabein. Nggak Mas, gue nggak dicium kok." Jawabku cepat.

"Tadi lo abis dari apartnya Radi ?" Mas Dewa menatapku dengan tatapan menyelidik.

"Ma..Mas tau dari mana ?" Gini nih kalo aku lagi dekat dengan cowok pasti Mas Dewa galaknya keluar.

"Bener lo deket sama dia ?" nah kan malah nanya lagi.

"Emangnya nggak boleh ya, Mas ?" tanyaku takut-takut.

"Ck ! Selera lo gitu amat sih, Dek." Aku bengong tapi Razi malah cekikikan.

"Lah emangnya kenapa ?" tanyaku.

"Enak banget si Radi entar kawin mau dua kali. Gue aja satu kali nggak abis-abis."

WHATTTT ???!!!!

Eh ini beneran Mas Dewa bukan sih. Aku sampe speechless. Mas Dewa tuh nggak pernah ngomong kayak begini loh.

Si Razi malah makin terbahak dia. Ck itu anak minta dicubit.

"Dapet perawan pula, Mas. Menang banyak dia. Hahahaha." Celetuk Razi.

"Kampret emang Zi. Kalah banyak gue." Mas Dewa cemberut.

BUK ! BUK !

"Adaw !"

"Aduh !"

Kupukul perut mereka berdua tapi kok malah tangan aku yang sakit. Itu perut mereka berdua kok kayak dinding. Keras.

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang