EXTRA 2

7.6K 604 13
                                    

Selamat lebaran 🎉🎉🎉

Minal aidin wal faidzin
mohon maaf lahir batin.

Aku membawa extra part.

Kira-kira mau nambah extra part berapa lagi ?

Btw kemarin senin pagi nonton Miss Universe 2020. Guest Starnya ada Luis Fonsi trus nyanyi lagu Vacío.

Enak juga lagunya haha.

Dah langsung baca ya




HAPPY READING

Sudah hampir lima belas menit aku memperhatikan Tita yang sedang melamun. Kami sedang berada di apartemen tepatnya di sofa bed ruang tengah apartemen. Tita yang menginginkannya.

Aku pura-pura tak tahu kenapa tiba-tiba Tita ingin tinggal di apartemen padahal setahuku dia lebih senang tinggal di rumah kedua orang tuanya dan kedua orang tuaku. Aku hanya menuruti saja keinginannya agar Tita senang.

Awalnya kami sedang menonton film tiga puluh dua menit yang lalu, tapi baru beberapa belas menit yang lalu Tita mulai tak mengikut jalannya film.

Tita yang tiduran dengan lenganku sebagai bantalnya, tampak melamun meski matanya tertuju ke televisi.

Ku ambil remot televisi lalu ku tekan tombol power hingga layar televisi berubah menjadi hitam.

Seketika Tita terkejut dan menoleh padaku.

"Kok dimatiin sih, Mas ?" tanyanya dengan kening yang berkerut menandakan bahwa dia bingung.

Tita bingung karena dia tahu aku sangat ingin menonton film itu.

"Kamunya nggak nonton. Jadi Mas matiin aja. Males nonton sendirian." sindirku.

"Ih aku kan juga nonton, Mas." katanya.

"Oh ya ? Kalo gitu coba bilang tadi udah sampe mana alur ceritanya."

Tita terdiam, enggan menjawab pertanyaanku.

"Kamu ngelamunin apa, hm ?" tanyaku selembut mungkin.

Akhir-akhir ini Tita agak sensitif. Terkadang dia menangis atau marah-marah entah apa penyebabnya.

"Aku nggak ngelamunin apa-apa kok." elaknya enggan menatapku.

"Kamu nggak pinter bohongin Mas, Ta. Kening kamu tuh kalo lagi banyak pikiran kerutannya nampak banget."

"Emang sejelas itu ya, Mas ?" tanyanya dengan lirih.

"Ada apa hm ? Cerita dong sama Mas. Kamu akhir-akhir ini kayak sedih banget. Trus kalo kita lagi berdua, Mas suka dicuekin. Apa bisnis kamu dengan Naya ada problem ?"

Tiba-tiba Tita memeluk tubuhku lalu menyurukkan wajahnya didadaku. Tak lama bahunya bergetar.

Tuh kan nangis lagi. Udah tanggal segini mendekati jadwal Tita menstruasi bikin dia mood swing.

Aku sedikit menjauhkan tubuhku untuk menghapus air matanya.

"Hei, kok nangis ?" tanyaku.

Tita mengeratkan pelukannya. Dia enggan menatapku.

Tapi kupaksa untuk melepaskan pelukannya agar bisa aku menatapnya.

"Mas... hiks... hikss... a..aku minta maaf ya be..belum bisa kasih kamu kebahagiaan." ujarnya dengan tersendat karena bicara sambil menangis.

"Kamu udah bikin Mas bahagia jadi nggak perlu minta maaf." aku mengelap air matanya dengan jemariku.

"Tapi... aku belum bisa kasih kamu anak hikss... padahal kita menikah hampir setahun."

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang