Bonsoir ! Selamat malam ! Konbanwa !
👋👋👋
Kemarin tuh gue cuma nanya aja sebenernya. Abisnya kalian kok jaraaaaanggg banget vote & comment macem cerita ini yg jarang updet 😄Terus gue tuh ngerasa cerita ini nggak pede aja kalo diupdet terus 😁
Plis banget jangan jadi silent reader. vote & comment kalian sangat berarti buat akyuuu.
Udah segitu aja curhatnya...
Monggo dibaca yaa. Ini ide lagi banjir dan moodnya lagi bagus buat ngetik. Oh iya sampe lupa.Karena gue mau ikut tes CPNS, jadi harap dimaklumi ya kalo bakal lama updetnya🙏
Happy Reading !
Aku baru saja meninggalkan kantor setelah berpamitan pulang dengan Pak Radi setelah Reno pergi. Aku mengendarai Moku dengan kecepatan sedang. Aku masih nggak habis pikir dengan Reno. Kenapa dia ingin mempertahankan hubungan aku dengan dia yang telah lama kandas.
Tuh kan jadi keinget lagunya mbak inces. Cintaku kandas....
Kalau saja dulu dia tidak tergoda mungkin sekarang aku dan Reno masih bersama. Aku teringat dengan permintaan Reno ketika baru beberapa bulan berpacaran dengannya. Dia menginginkan tubuhku sebagai bukti tanda cinta. Tentu saja dengan tegas aku menolak. Bagiku sex before marriage itu haram hukumnya. Katakan aku masih kolot soal seks meskipun di luar sana banyak yang telah melakukannya.
Bagaimana jika kita menyerahkan sesuatu yang paling berharga dan paling kita banggakan diberikan sebelum menikah. Belum tentu dia adalah jodoh kita. Belum tentu nanti akan mnjadi suami kita. Belum lagi dosa yang kita tanggung.
Aku boleh dikatakan memiliki sahabat. Dia cantik, populer, pintar, dan berbagai macam hal yang baik ada pada wanita itu. Namanya Winda. Dari awal masuk kuliah kami memiliki kecocokan satu sama lain. Saat memasuki semester akhir perkuliahan, aku dan Reno mulai dekat dan akhirnya kami berpacaran. Reno laki-laki yang baik dan anak dari seorang pengusaha kaya. Waktu itu aku masih menyusun skripsi dan sedang sibuk-sibuknya dengan penelitian. Kadang Reno menemaniku dan Winda menyusun skripsi.
Aku nggak tahu bagaimana kedekatan antara Reno dan Winda. Sampai pada saat aku berkunjung ke tempat kos Winda, kala itu Razi yang mengantarku selepas aku dan Razi bimbingan skripsi. Aku hendak membuka pintu kamar kos Winda tapi aku urung melakukannya karena pintu kamar kos Winda sedikit terbuka. Lalu aku membuka pintu itu dengan lebar. Hal yang tak terduga dan nggak aku ingin lihat terjadi. Reno dan Winda sedang uhhmmm apa ya, bahasa kerennya mah 'wikwik'.
Mereka kaget lalu sibuk menutupi diri masing-masing. Saat itu Razi berada di belakangku. Aku yang masih shock ditarik Razi meninggalkan tempat itu.
Reno berusaha menemuiku berulang kali menjelaskan kalau yang aku lihat itu salah paham. Aku tetap nggak percaya sampai akhirnya Reno menyalahkanku dan bilang kalau dia melakukan itu karena aku yang nggak mau menyerahkan tubuhku padanya.
Sejak saat itu Reno menghilang beberapa bulan. Tiba-tiba dia muncul lagi sehari setelah aku sidang skripsi. Aku saat itu sedang mentraktir Razi dan Valdo sebagai perayaan atas suksesnya sidang skripsiku di kedai kopi ternama yang berasal dari Negeri Paman Sam.
Aku ke toilet dengan Razi yang juga sama-sama ingin buang air kecil. Setelah selesai aku yang ingin keluar tiba-tiba didorong dengan kuat oleh Reno. Aku berteriak meminta tolong. Saat Reno ingin mencium leherku, dia ditarik Razi. Razi pun menghajarnya hingga babak belur dan tak sadarkan diri.
Kalau kalian bertanya bagaimana hubunganku dengan Winda jawabannya adalah sama seperti hubunganku dengan Reno. Aku nggak tahu dan nggak mau tahu tentang dia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titanium (TAMAT)
General FictionTitanium Elaksi Paramesti Menjadi sales executive sebenarnya bukan keinginan Tita. Tapi demi keberlangsungan hidup yang nggak abadi ini Tita rela menjadi sales executive rokok di salah satu perusahaan rokok ternama. Tapi bukan SPG loh ya. Kalau SP...