Mulmednya emang nggak nyambung. Tapi gue ngetik sambil denger lagu ini. Gue lagi demen sama ini lagu.
Karena gue belum ketemu sama jodoh jadi gue updet buat nemenin malem minggu kalian yang sama kayak gue.
Enjoy it!
HAPPY READING!
Aku sedang duduk di kubikelku menunggu briefing yang biasanya dimulai setiap pagi.
Ketika tiba-tiba Gandi yang baru saja sampai di kantor, kemudian bertanya pada kami.
"Guys itu di parkiran ada motor baru deh kayaknya. Ada yang ganti motor emang ? Tapi bagian belakangnya penyok."
"Gue dianter Mas Langit, Gan."
"Kayaknya nggak ada yang ganti motor deh, Gan." Kata Ridho.
"Itu motor bos baru kita. Kalian lupa kalo bos yang baru udah masuk hari ini ?" tanya Bang Ridwan.
"Kasian banget itu bos baru motornya penyok bagian belakang. Motor bagus tapi penyok."
"Emang motor apaan sih, Gan ?" tanya Valdo.
"Motor sport gitu Val. Bagus banget gila. Tajir melintir itu bos baru kayaknya."
"Bang, itu si bos baru masih single apa udah taken. Lumayan buat Tita, Bang."
Aku mendelik kesal pada Gandi bisa-bisanya dia menjodohkan aku dengan bos baru.
"Konon katanya masih single loh, Ta." Ujar Bang Ridwan sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.
"Awas kalo bos baru masih muda terus jadi pacar gue, nggak ada pajak jadian pokoknya."
"Yailaahh pelit amat lo mah, Tit." Kalian pasti tau ini ucapan siapa.
"Iss Gandi! Udah gue bilang jangan panggil Tit." Seruku.
Gandi terkekeh.
"Trus sekarang bos baru ada di mana Bang ?" tanyaku pada Bang Ridwan.
"Ada di ruang meeting. Mungkin sekalian kita dibriefing Pak Agus sama perkenalan bos baru."
"Berarti minggu depan Pak Agus udah nggak di sini lagi dong."
"Ember cyin. Yuk capcus ke ruang meeting eke nggak sabar lihat bos baru." Gandi emang jago gaya ngondek.
Tak lama Pak Agus menyuruh kami untuk memasuki ruang meeting.
***
Begitu memasuki ruangan meeting mataku menyapu ruangan untuk melihat bos baru.
Tapi yang ada hanya teman-teman kantor, Pak Agus, dan tiga orang yang sepertinya petinggi dari kantor pusat. Aku bertanya pada Bang Ridwan.
"Bang, yang mana bos baru ?"
"Lagi ke toilet kayaknya, Ta. Orangnya ganteng banget, Ta. Lo jangan sampe mangap pas lihat dia ya."
"Yee lo mah Bang kayak hombreng aja bilang laki-laki lain ganteng." Kataku sambil terkekeh.
"Kalo gue hombreng anak gue nggak ada sampe dua ya, Ta."
"Iya juga. Lumayan tokcer juga lo, Bang."
"Oh jelas. Ridwan." Katanya sambil menepuk dadanya bangga.
Di meja paling depan duduk tiga orang petinggi dari kantor pusat bersama Pak Agus.
Di sebelah Pak Agus masih tersisa satu kursi kosong mungkin itu kursi yang akan di duduki oleh bos baru nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titanium (TAMAT)
General FictionTitanium Elaksi Paramesti Menjadi sales executive sebenarnya bukan keinginan Tita. Tapi demi keberlangsungan hidup yang nggak abadi ini Tita rela menjadi sales executive rokok di salah satu perusahaan rokok ternama. Tapi bukan SPG loh ya. Kalau SP...