HAPPY READING!
Aku baru saja tiba di kantor setelah seharian berkeliling menambah stok rokok di beberapa KR dan warung-warung kecil.
Sore ini tidak seperti sore-sore kemarin. Tidak terdengar old song memories kesayangan Gandi.
Begitu melihat Gandi aku bertanya,"Tumben nggak putar lagu kesukaan lo, Gan."
"Nggak berani gue, Tit." Katanya sambil nyengir. Aku mendelik tak suka, Gandi terkekeh.
"Lah kenapa takut biasanya juga lo putar lagu segede nggak suaranya."
"Elah lo mah, gue kan belom deket sama bos baru. Nanti gue kena SP kan bahaya, Ta."
"Tapi sama Pak Agus lo berani."
"Beda cerita dong kalo sama Pak Agus. Bos baru ini keliatannya kalem tapi gue takut tau-tau nanti gue dianak-tirikan."
"Lebay amat." Aku mencibir.
"Eh tapi gue punya hot gossip dong soal bos baru." Kataku bangga.
"Apa emang ? Kalo lo cuma mau bilang dia pas lagi pup mukanya jelek nggak usah bilang deh." Aku tertawa.
"Ya nggak lah. Nggak penting amat." Kataku sambil mengibaskan tangan.
"Ya udah cepetan kasih tau gue."
"Bos baru itu duda tau, Gan."
"Eh yang bener lo ? Tau dari mana emang lo ?"
"Tau dong, Tita gitu loh."
"Ah no proof is hoax."
"Gue dikasih tau sama Mas Dewa, dodol."
"Emang Mas Dewa kenal sama Pak Radi ?" tanyanya sangsi.
"Kenal lah. Mereka kan satu jurusan dan angkatan waktu kuliah."
"WOY NGERUMPI NGGAK NGAJAK-NGAJAK!" Ridho yang datang bersama Valdo mengagetkan aku dan Gandi.
"Sini Bro, ikutan rumpi." Gandi terkikik.
"Ngerumpi apaan kalian ?" tanya Bang Ridwan yang tiba-tiba datang.
"Ini Bang, kata Tita bos baru itu duda."
"Mantul ! Gaspol, Ta !" seru Valdo.
Aku hanya tersipu.
"Lah kok lo bisa tau, Ta ? Terus urusan motor dia gimana ?" tanya Bang Ridwan.
"Si bos kan temen Mas Dewa, Bang."
"Loh emang apa urusan Tita sama motor si bos, Bang ?" tanya Ridho.
"Motor Radi yang rusak kemarin kan ditabrak sama Tita."
"Woaaahh keren lo, Ta bisa nabrak motor bagus." Kata Valdo sambil bertepuk tangan.
"Terus gimana ceritanya lo bisa tau dia temen kuliah Mas Dewa ?" Gandi dan kekepoannya yang tak pernah luntur.
"Gue sama Mas Langit kan kemarin ketemuan sama si bos abis pulang kerja ngomongin masalah tabrakan itu. Kan sebenernya yang nabrak itu Mas Langit pake mobil gue. Karena gue tau bakalan awkward, jadi gue whatsapp Mas Dewa buat nemenin gue dan Mas Langit. Ternyata mereka teman lama."
"Kans lo besar dong, Ta buat deketin si bos." Bang Ridwan mengedipkan sebelah matanya.
"Eh ntar dulu Bang. Kalau dia duda berarti kemarin bukan istrinya dong." Kataku.
"Pacar kali, Ta." Sahut Ridho.
"Iya kali ya. Yah layu sebelum berkembang dong gue."
"Emang cantik, Ta ?" tanya Valdo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titanium (TAMAT)
General FictionTitanium Elaksi Paramesti Menjadi sales executive sebenarnya bukan keinginan Tita. Tapi demi keberlangsungan hidup yang nggak abadi ini Tita rela menjadi sales executive rokok di salah satu perusahaan rokok ternama. Tapi bukan SPG loh ya. Kalau SP...