EXTRA 1

7.6K 578 6
                                    

Aloha !

Maaf ya baru posting. Draf yang kemarin ilang huhu.

Jadi harus buat lagi. karena sibuk selama puasa baru sempat sekarang.

Sehat selalu yaa teman-teman supaya puasanya (bagi yang menjalankan) lancar, bisa lebaran sama keluarga tapi tetep patuhi prokes ya.

tandain kalo ada typo atau salah bahasa enggresnya

So, cekidot !

HAPPY READING

Selamat Puasa !

"Mas, mau burgernya."

Mas Radi mengambil satu buah burger dari dalam paper bag dengan logo restoran cepat saji terkenal yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Lalu membukanya dengan diam dan memberikan burger itu padaku.

"Mas mau iced tea-nya juga." Mas Radi pun mengambil satu cup iced tea lalu memberikannya padaku masih dengan mode diam.

"Kenapa sih, Mas ? Kok diem aja dari tadi ?" tanyaku begitu selesai menghabiskan satu buah burger.

Sedari berangkat ke bandara sampai kami masih menunggu boarding, Mas Radi lebih banyak diam. Kalau ditanya cuma jawab singkat dan dingin. Ya walaupun dia tetap memperhatikanku.

Padahal kayaknya aku nggak buat salah apapun deh. Sewaktu sarapan Mas Radi masih mesra kayak biasa.

"Nggak papa." balasnya datar.

Tuh kan jawabnya aja singkat bener. Macem cewek lagi kesel. Bilang nggak papa tapi sebenernya ada apa-apa.

"Kalo jawab nggak papa berarti aku ada salah."

Mas Radi menghembuskan napas dengan kasar. Sepertinya dia lelah terus menerus dituntut jawaban olehku.

"Siapa Fauzan ?" tanyanya dingin.

"Hah ? Fauzan yang mana, Mas ?" tanyaku.

Pasalnya temanku yang bernama Fauzan ada banyak. Sewaktu SMP ada satu orang. Sewaktu SMA ada dua orang. Sewaktu kuliah ada empat orang yang bernama Fauzan. Fauzan kakak tingkat di kuliah, Fauzan adik tingkat kuliah, bahkan teman seangkatanku saja ada dua orang yang bernama Fauzan.

Yaelah ribet banget kan. Perkara nama Fauzan aja jadi rempong.

"Fauzan Rahman." jawabnya masih dengan ekspresi datarnya.

"Oh yang itu. Dia kakak tingkat di kampus, Mas. Dia tiga tingkat diatasku waktu kuliah. Dulu jadi mentor aku waktu PKL di tempat kerjanya dia."

Aku memang PKL di perusahaan di mana dia bekerja.

"Emang kenapa, Mas ? Mas Kenal dia ?"

"Tiap kamu buat instastory selalu di komen sama dia, kan ? Dia mantan kamu ?"

Aku terkejut mendengar penuturan Mas Radi. Hmm tercium aroma cemburu di sini pemirsa.

"Jangan bilang Mas cemburu sama dia." kataku sambil  menaik-turunkan alisku menggodanya.

Mas Radi mendengkus lalu melengos enggan menatapku yang menggodanya.

Duh gemesin banget suami aku kalo lagi cemburu. Jadi pengen cium hahaha.

"Dulu memang dia coba deketin aku. Pernah ngajak pacaran juga. Tapi aku nggak mau. Trus malah ngajakin aku nikah karena aku nggak mau pacaran. Yaa jelas aku tolak. Kuliah belum selesai, belum pernah bahagiain Mama dan Papa masa nikah."

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang