Buat kalian yang menanti dan sudah menagih, ku persembahkan part ini untuk kalian 💋
Maaf kalo feelnya ga dapet ya
Gue tuh nggak enak sebenernya udah lama banget nggak updet ya 😅
Kalo ada salah englishnya bantu koreksi ya
HAPPY READING
"Kamu harus banyak istirahat, Dek. Mama mau ke ruangan dokter Harun dulu." Mama membantuku berbaring lalu menyelimutiku. Aku hanya mengangguk mendengarnya.
Setelah Mama pergi dan menutup pintu, aku menatap nyalang langit-langit ruangan yang kutempati ini. Aku nggak bisa memejamkan mata karena sudah terlalu banyak tidur.
Tangan kananku patah jadinya harus digips. Kepalaku saja masih diperban. Wajahku sepertinya tak tertolong, pasti banyak luka dan memar. Karena saat kecelakaan, kaca depan Moku pecah dan mengenai wajahku. Belum lagi kakiku ada beberapa luka dan memar juga.
Pagi ini hanya Mama yang menemaniku. Papa dan kedua kakakku punya kesibukan yang harus dilakukan.
Rasanya aku hanya ingin tidur, setiap kali sendirian aku selalu terbayang raut sedih, kecewa, dan marahnya Mas Radi. Sudah tiga hari sejak aku sadar dan mengusir Mas Radi, aku tak pernah melihat kehadirannya lagi.
Sejujurnya aku sangat merindukannya. Aku ingin memeluk dan menangis di dadanya.
Mama, Papa, Mas Dewa, Mas Langit, dan Mbak Nou tak pernah menyinggung soal keputusan sepihak yang aku katakan pada Mas Radi. Mereka seakan mengerti kalau aku butuh waktu.
Aku baru tahu kalau Reno yang menolongku dari kecelakaan itu. Saat aku diculik Guntur, Reno baru saja keluar dari kafe itu. Dia habis meeting dengan pemilik kafe itu.
Akhirnya Reno mengikuti aku dan Guntur. Pantas saja saat sebelum aku pingsan aku mendengar suara yang memanggilku. Ternyata itu Reno.
Reno pun segera membawaku ke rumah sakit dan menghubungi Mas Radi dan Mas Dewa.
Reno sempat menjengukku kemarin bersama Winda.
Aku berterima kasih padanya karena telah menyelamatkanku. Tapi Reno bilang, perbuatannya sebagai penghapus kesalahannya padaku.
Bagaimana dengan Guntur ? Ah si bajingan itu sekarang hanya memiliki satu kaki. Kaki sebelah kanannya diamputasi karena terjepit saat kecelakaan itu. Sampai sekarang dia masih koma.
Dia ternyata salah satu karyawan Reno yang bekerja sebagai cleaning service. Reno juga telah memecatnya karena berbuat kriminal padaku.
Mas Dewa juga melaporkannya ke polisi agar aku mendapat keadilan.
Dari mana aku tahu semua tentang Guntur ? Aku tak sengaja mendengar obrolan Mas Dewa dan Mas Langit saat menjagaku. Saat itu aku sudah terbangun tapi karena aku mendengar nama Guntur disebut, aku tak membuka mata. Akhirnya aku mendengar semuanya.
Aku tentu saja senang. Kalau kalian bilang aku jahat karena senang di atas penderitaan orang lain, aku nggak peduli. Toh dia pantas mendapatkannya.
Aku menatap jemari manisku yang dilingkari cincin bermata biru dari Mas Radi. Aku mengusap cincin itu perlahan. Lalu dengan terpaksa aku melepas cincin itu.
Cincin cantik itu ku tatap dengan nanar.
Air mataku mengalir deras. Sungguh berat sekali rasanya.
"Kenapa kamu lepas kalau masih terasa berat ?" suara berat itu mengagetkanku. Sejak kapan dia ada di sampingku.
Aku mengusap kedua mataku yang berair.
Dia adalah Mas Radi. Penampilannya nampak kacau. Biasanya bulu-bulu tipis di rahangnya dicukur bersih tapi kini tampak tak terurus. Kantung matanya makin menghitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titanium (TAMAT)
General FictionTitanium Elaksi Paramesti Menjadi sales executive sebenarnya bukan keinginan Tita. Tapi demi keberlangsungan hidup yang nggak abadi ini Tita rela menjadi sales executive rokok di salah satu perusahaan rokok ternama. Tapi bukan SPG loh ya. Kalau SP...