14. Ngi-dam(n)

7.9K 826 31
                                    

Hola Halo Haiii...

Maapin yaa lama nggak updet.

Ini 1800an kata tanpa cuap-cuap

biasanya nggak pernah sampe segitu. tapi ini demi kalian readers terzheyeng

Tapi pasti nggak ada yang nungguin cerita ini kan ? *so sad*

Kalo ada typo atau bahasa inggrisnya ngaco kasih tau ya😂

Happy Reading

"Satu, dua, tiga, empat, lima! Yeaay gue menang !"

"Ck! Masa kalah lagi sih." Gerutuku.

"Mbak itu sebelas dua belas dengan abang. Kalau main ular tangga dengan aku pasti kalah mulu." Sahut Rania jumawa.

By the way yang memergoki Pak Radi yang sepertinya nyaris menciumku tadi adalah Rania. Kalian udah tahu kan siapa itu Rania ? Yes, dia adiknya Pak Radi.

Aku telah bermain ular tangga sebanyak tiga kali dengannya dan aku selalu kalah. Poor me.

"Jago ya lo, Ran." Pujiku.

"Jelas. Rania gitu loh." Sahut Rania sambil menepuk dadanya pelan.

"Abaaaangg!! Lama amat sih bikin mie instannya. Keburu kenyang karena laper tau." Teriak Rania.

"Iya sebentar. Ini abang lagi ambil sendok. Nggak usah teriak-teriak kayak di hutan deh, Dek. Kebiasaan ah."

Jadi, Pak Radi sekarang sedang memasakkan mie instan untuk Rania dan aku. Awalnya Pak Radi menolak disuruh Rania memasak mie instan. Tapi Rania dengan cara mengancam 'adek bilangin bunda tadi abang ciuman eh ralat hampir cium anak gadis orang', jadilah Pak Radi menurut dengan setengah terpaksa. Ck! Anak itu pintar sekali mengancam kakaknya.

Setelah insiden nyaris ciuman itu Pak Radi menjelaskan pada Rania apa yang terjadi. Lalu Rania mengajak aku dan Pak Radi untuk bermain ludo sembari Pak Radi menghabiskan mie instannya.

Begitu mie instan Pak Radi habis, Rania menyuruh Pak Radi memasakkan mie instan. Selagi Pak Radi memasak mie instan pesanan Rania, aku dan Rania melanjutkan permainan.

"Nih dihabiskan." Pak Radi meletakkan semangkuk mie rebus di meja. Rania langsung menyantap tanpa menawarkan padaku maupun Pak Radi. Rania memang gadis yang unik.

"Pelan-pelan makannya, Dek." Tegur Pak Radi.

"Iyhaa hinii hudah phelan...uhuuk uhuukk... huh phanasss..."

Ck! Cantik tapi barbar.

Aku memberikan segelas air minum pada Rania yang langsung disambarnya.

Sudah tahu mienya masih panas ya langsung dimakan.

Tiba-tiba hapeku bergetar.

Aku membuka satu pesan whatsapp di hapeku.

Kakak Ipar Paling Cantik :
Dek, lo di mana ?

Kalian mau tau siapa yang mengetik caller id kakak iparku itu ? Yap, dia sendiri. Dia melakukan itu semata-mata karena menantu Mama yang perempuan hanya dia. Astaga benar-benar absurd.

Aku :
Di apartnya Pak Radi...
Ada apa, Mbak ?

Kakak Ipar Paling Cantik :
WHAT !!!???? 😱
Ngapain Lo berduaan di apart dia ?????
PULANG SEKARANG DEK !!!

Astaga ! Aku menepuk dahiku pelan. Punya kakak ipar drama banget.

Aku :
Gue nggak berduaan sama Pak Radi, Mbak.
Ada adik perempuannya juga 😫

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang