16. Kecupan

8.1K 805 38
                                    

Haiiii~
aku membawa updetan.
rencananya mau up pas tanggal 16 kemarin. tapi dikarenakan ada Indonesia Masters 2020, streamingan mulu. lupa updet hehe.
tanggal 16 kemarin tepat 1 tahun cerita ini.
makasih yang setia nungguin. makasih yg udah vote & komen.
yang lupa gimana alur ceritanya bisa baca ulang ya hehehe

Jangan lupa vote & komen.

Silent readers tap bintang oren di kiri bawah okay 😉

oh iya kalo ada typo jangan lupa ditandain ya

HAPPY READING

Aku baru saja selesai memarkirkan Moku dengan baik di parkiran kantor. Begitu aku keluar dan menutup pintu Moku, ponselku bergetar. Ada sebuah chat.

Rania :

Mbak Titaaaa🙌

Ternyata chat dari Rania. Kok aku jadi kangen sama dia.

Aku :

Yess, Ran. Ada apa ?

Rania :

Nanti malem dinner sama gue, ya ?

Kangen pengen ketemuuu 😯

Aku :

Boleh. Mau makan di mana ?

Rania :

Nanti gue kasih tau tempatnya

Aku :

Oke 😊

Aku pun bergegas masuk ke kantor karena pagi ini sebelum briefing, Pak Radi meminta data yang dia perlukan.

Setelah mengetuk pintu ruangan Pak Radi, aku pun dipersilakan masuk.

Pak Radi sedang duduk di kursinya lalu menyuruhku duduk di kursi yang ada diseberang mejanya.

"Ini data yang Bapak minta." Aku menyodorkan data tersebut dan meletakkannya di meja.

"Terima kasih, Ta."

Aku mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak."

"Tunggu sebentar, Ta."

Aku yang tadinya telah memegang kenop pintu membalikkan badan.

"Rania meminta saya untuk mengajak kamu dinner malam ini."

"Eh sama Bapak juga ?" tanyaku. Pasalnya tadi Rania tidak bilang jika Pak Radi juga akan ikut.

"Rania sudah menghubungi kamu ?" tanya Pak Radi.

"Sudah, Pak. Tapi nggak bilang kalau Bapak juga ikut." Balasku.

Pak Radi menghela napasnya.

"Maksud saya, kita bertiga dinner." Jelasnya.

Aku hanya ber-o saja. Padahal dalam hati senang banget kalau cuma berdua aja. Hahaha..

"Maafin adik saya kalau mengganggu kamu. Anak itu dari kemarin merengek ingin bertemu kamu."

"Nggak papa kok, Pak. Saya nggak merasa terganggu. Malah saya senang, seperti punya adik perempuan." Cengirku.

Pak Radi tersenyum.

"Kamu bawa mobil ?"

Aku mengangguk.

"Kalau begitu pakai mobil kamu saja. Hari ini saya nggak bawa Ranger."

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang