2. Apesnya Mas Langit

14.7K 1.2K 70
                                    

Mulmednya jadul ya ? Ga apa-apa gue suka lagunya soalnya.

Happy Reading!

Aku melihat The Bujang's sedang berkumpul di kubikel Bang Ridwan ketika baru saja aku tiba di kubikelku.

"Pak Agus udah dateng belum ? Tumben jam segini belum briefing." Kataku.

"Belum, Ta. Mungkin sebentar lagi." Jawab Bang Ridwan sambil melihat jam tangannya.

Beginilah kegiatan para sales jika manajer belum datang. Ada yang main game, sarapan, ngegosip, dan yang paling utama bagi cowok-cowok yaitu ngopi. Katanya nggak ngopi nggak laki.

Oh iya sampai lupa jelasin apa itu The Bujang's.

The Bujang's terbentuk sebelum aku masuk di perusahaan ini. Tadinya The Bujang's beranggotakan para lelaki single. Tapi makin lama ada anggotanya yang menikah, mereka nggak mau mengganti nama The Bujang's karena biar selalu menjadi bujang.

Contohnya Bang Ridwan. Umur sudah kepala tiga kumpul tetap dengan para bujang. Saat ditanya mau out dari The Bujang's atau tidak, jawabannya seperti ini

'biarin gue paling tua diantara kalian tapi jiwa gue masih bujang.'

Gaya lo Bang! Untung udah nikah. Untung aja dia kagak ganjen. Kan kasian bininya di rumah.

"Bang, beneran Pak Agus mau dimutasi minggu depan ?" Putra bertanya dengan Bang Ridwan.

FYI guys, Bang Ridwan adalah Supervisor aku dan dia lumayan dekat dengan Pak Agus.

"Ya katanya sih gitu. Gue kan kemaren dipanggil ke ruangannya waktu kalian pada cabut."

"Terus ?"

"Pak Agus bilang beliau di rolling dengan salah satu staff terbaik yang ada di kantor pusat. Kemungkinan besok calon bos baru kita udah masuk."

"Ya ampun susah loh dapet manajer sebaik Pak Agus. Gue nggak rela banget Pak Agus pindah." Ujarku.

"Udah yang penting kita kerja terus dapet duit." Gandi dan Putra kompak melempar gumpalan kertas ke arah Ridho. Dasar mata duitan.

"Oh iya kemarin Pak Agus bilang Sabtu besok kita diundang ke rumahnya acara perpisahan gitu."

"Yuk patungan guys buat beli kado perpisahan." Kata Ridho.

"Elah. Udah mata duitan pelit pula, Dho." sahut Gandi dengan mulut nyinyirnya.

***

"teruuusss.... iyaaa... dikit lagi..."

"ih iyaaa.."

"terusss..."

"dikit lagi... teruss..."

"ih ya ampun Kevin tengil amat balikin bolanya."

Nah ini salah satu keunikan The Bujang's yaitu nobar streaming badminton.

Mereka nobar tapi di hape masing-masing. Andai stasiun TV nasional menayangkan pertandingan olahraga yang selalu mengharumkan nama bangsa ini pasti lebih seru nonton via TV.

Aku yang baru saja kembali dari lapangan langsung ikut nobar. Pertandingan kali ini Kevin/Marcus vs ganda putra Jepang yang hobinya selalu lompat-lompat.

Mereka telah kutularkan virus badminton. Dulu mereka mau menularkan virus sepakbola. Tapi aku sudah menyukai sepakbola saat masih SD.

Salahkan kedua kakakku yang selalu menonton liga-liga sepakbola di dunia. Soal kedua kakakku nanti akan kuceritakan tentang mereka berdua.

Titanium (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang