15

18.8K 2.8K 1.1K
                                    

wallflower

Walaupun tadi Kak Daru mengirimkan pesan, tetapi aku tidak membalas karena mengantuk dan memutuskan tidur di mobil. Sampai tiba di rumah, aku baru terbangun dan beristirahat sebentar sebelum membalas pesan dari Kak Daru.

kak daru

Udah tidur, ya?

Belum, Kak. Ada apa, ya?

Enggak. Gue tadi nitip bingkisan. Barusan.

Bingkisan apa?

Suara pintu diketuk dari luar, lalu Bibi muncul membawa sebuah tas karton. "Katanya ada bingkisan buat Masha. Tadi satpam yang ambil."

Aku merosot turun dari tempat tidur untuk menerima bingkisan itu. Ini yang dimaksud Kak Daru? Sebuah cokelat yang diikat dengan pita merah. Aku memandang Bibi yang tersenyum.

"Sama cowok yang waktu itu, ya?"

Aku menggeleng-geleng. "Bukan, Bi." Kutatap Bibi yang wajahnya sedang penasaran. "Kakaknya Sandra."

"Woah? Yang sempet Bibi lihat tadi pagi itu?" tanya Bibi. Aku mengangguk. Meski tak ikut melihat Kak Daru pagi tadi saat dia menjemput Sandra.

Aku melihat sesuatu yang lain di dalam tas itu dan menemukan sebuah kartu catatan.

Gue nggak tahu lo sukanya apa, tapi cokelat makanan favorit termainstream cewek-cewek, kan?

"Bener juga," gumamku saat mengetik balasan kepadanya di ponsel. Aku bingung mengapa Kak Daru tiba-tiba menghubungiku dan mengirimkan cokelat. Bukankah lewat pesan yang aku baca semalam dia tidak tertarik untuk mendekatiku?

Aku menghela napas. Apa karena penampilanku yang berubah? Aku tidak mau berpikir ke sana, tetapi hatiku mengatakan demikian.

kak daru

Ini atas dasar apa Kak Daru ngasih?

Sogokan :)

Gue pengin lo jadi model gue lagi

Setelah gue pikir-pikir, penampilan lo unik. Jarang-jarang nemu yang kayak lo di sekolah.

Bukan jarang lagi, tapi nggak ada. Cuma lo doang

Gue pengin ngelukis full badan. Waktu itu cuma muka sampai bahu, kan.

Serius? Berarti nanti gue dapat lukisan gratis?

Pasti.

Makasih, yaa

Aku merenung. Apa aku yang terlalu berlebihan dalam menuduhnya? Sepertinya Kak Daru memang niat untuk berkarya. Aku tidak terpengaruh perasaan dengan sogokan kecil itu dan berpikir bahwa wajar Kak Daru memberikanku cokelat, seperti katanya itu sebatas suap dalam tanda kutip.

Aku memotret cokelat yang pitanya bahkan belum aku bongkar dan mengirimkannya kepada Sandra.

Sandra

Dari kakak lo.

Bersamaan dengan itu, Kak Daru mengirimkan pesan lagi.

kak daru

Jangan bocorin ke sandra, ya?

Eh? Apa?

WallflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang