warning: bagi yang puasa, lebih baik part ini dibaca setelah buka puasa
.
wallflower"Lo nggak punya ketua kelas? Ngapain nyuruh orang random yang ketemu lo di jalan buat nemenin lo pergi?"
"Ah, oh...."
"Ah, oh. Ah, oh. Tiba-tiba gagu lo?"
"Gama udah...." Aku menarik Gama untuk segera pergi. Semakin lama Gama bicara di hadapan cowok itu, semakin Gama akan berbuat lebih jauh. Gama tidak akan berhenti jika aku tidak menariknya.
"Dia itu nggak sengaja nabrak lo terus manfaatin keadaan karena lo menarik di matanya." Gama mulai cerewet. "Biasalah. Cowok. nggak bisa lihat yang bening dikit."
Aku menoleh, memandangnya. "Lo juga cowok, kan. Nggak bisa nggak lihat yang bening dikit?"
"Bisa, lah," katanya percaya diri.
Selama ini aku sadar. Gama hanya selalu berada di dekatku. Aku tidak pernah mendengarnya dekat dengan cewek lain. Sebaliknya, yang aku dengar hanya tentang Gama yang terlalu sadis saat menanggapi cewek-cewek yang berusaha mendekatinya.
Saat libur panjang, dia selalu memberikanku kabar meski aku tidak sering membalas pesannya. Gama tahu aku paling malas bicara lewat telepon. Dia tidak pernah memaksaku untuk mengangkat telepon darinya.
"Kalau lo nerima tawarannya, dia bakalan makin berani modus. Kalau sampai kejadian—"
Aku segera memotong ucapanya. "Mau apa?"
"Nggak...," katanya, nyaris berbisik.
Lihat. Dia seperti itu. Kadang aku berpikir, apakah aku mengontrol Gama?
Tanganku masih memegang lengan Gama sampai tiba di kelas. Aku sadar.
Sangat sadar.
***
gama mahardika
gue mau ngomong, tapi jangan marah
Gue mana bisa marah kalau nggak tahu apa masalahnya?
Lagian lo datang-datang tiba ngomong giniPerasaanku tidak enak, tapi semoga saja tidak ada hal buruk. Aku bersantai di atas tempat tidur. Aktivitas yang tadinya kulalui dengan asyik, tiba-tiba berubah khawatir ketika Gama mengatakan itu.
Aku tidak sabar dengan ungkapannya. Di lain sisi aku takut Gama mengungkapkan hal buruk.
gama mahardika
sebenarnya tadi cewek yang gatau namanya siapa itu masih berusaha dempet-dempetin gue
hampir nyosor
"Hah?" Aku sampai bangkit dan terduduk di atas tempat tidur, memandang isi chat dari Gama yang membuatku shock sekaligus meradang. Cewek itu? Maunya apa, sih?
gama mahardika
Nyosor gimana maksud lo?
mau nyium gue. Di sini
gama mahardika mengirim foto.
Aku membuka foto yang Gama kirim. Senyumku tak sadar terbit. Gama mengirim foto dirinya sedang manyun.
Aneh. Sekaligus membuatku tersenyum.
gama mahardika
ini belum pernah disentuh cewek mana pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wallflower
Teen FictionSELESAI ✔️ "Bersihin semua barang gue yang lo kotorin!" serunya, memandangku dengan mata elangnya. "Sekarang juga, B-ngs-t!" Semua bermula dari ucapannya kepadaku di kantin sekolah, tepat pukul 10.40 a.m. Dia Gama Mahardika. Dan perkenalkan, aku Ma...