37 - END

33K 2.8K 1.2K
                                    


Wallflower

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wallflower

"Nggak. Kok lo ke sini, sih? Ngapain?" Meski aku sudah tahu tujuannya, aku tetap bertanya.

"Jemput lo, kan." Dia berhenti di depanku dan memandangku lamat-lamat. "Kan udah libur juga. Terus kenapa lo kelihatan marah, Masha?"

"Ya..., lo kayak enggak ada kerjaan lain aja. Ngapain ke sini jemput gue? Kan gue nggak minta. Gue juga bukan anak kecil dan bisa pulang sendiri—"

"Bawel," potongnya, membuatku makin kesal. "Gue kan emang nggak ada kerjaan. Ayo. Gue udah pesanin tiket. Mana barang-barang lo? Kok nggak lo bawa?"

Setelah aku pikir, kami bisa pergi liburan bersama. "Gue belum mau pulang. Ayo ke hotel nginep. Mama pergi jadi gue sendirian di kamar."

Kata-kataku membuatnya terdiam sambil melihatku kaget. Aku menaikkan alis bingung.

"Jangan lah. Masa ke hotel...," katanya.

"Memangnya mau tinggal di mana lagi kalau bukan di hotel?" Aku mengernyit dan terpikirkan sesuatu yang mengganjal dari ekspresi terkejutnya. Atau kata-kataku ada yang ambigu?

"Ya..., ta—tapi nggak nginep barengan juga...." Dia gagu. Pikiranku semakin ke mana-mana sampai wajahku rasanya panas.

"Lo ... mikirin apa, sih? Lo mikir kita tidur di kamar yang ... sama?"

Gama memalingkan wajah. Benar. Setelah aku ingat lagi, kata-kataku membuatnya salah paham.

"Kan pesan satu kamar lagi buat lo. Masa bisa pesen tiket pesawat, pesen satu kamar hotel aja nggak bisa?"

Gama menggaruk kepala belakangnya sambil tersenyum salah tingkah. "Gue pikir lo ngajak gue tidur bareng, gantiin nyokap lo. Sori...."

***

Disaat Mama pergi, aku bisa menghabiskan waktu liburan bersama Gama. Aku ingat setelah dua setengah tahun pacaran, kami tidak pernah liburan bersama.

Ya..., tapi memangnya apa yang dilakukan orang-orang pacaran? Harus apa?

Selama Gama pacaran denganku, aku pikir Gama bosan menjalani hari-hari yang terus sama. Aku juga pernah berpikir, bagaimana orang-orang bisa berpacaran, menjalani hari-hari dengan orang yang sama tanpa bosan? Setelah aku perhatikan lebih jauh, banyak yang liburan, sering ke tempat wisata, menjelajahi tempat makan bagi pecinta kuliner.

Aku? Jarang keluar rumah. Sekalinya keluar rumah hanya ke tempat yang itu itu saja. Mal. Bioskop. Sekolah.

Sampai aku di titik berpikir bahwa suatu saat pasti Gama akan bosan, menghabiskan hari-hari yang membosankan, bersama cewek yang membosankan pula.

Aku menunggu Gama di lobi untuk ke rumah makan. Setelah dari bandara kami langsung pergi ke toko pakaian. Gama menyuruhku menunggu di sini sementara dia ke kamarnya untuk membawa barang belanjaan.

WallflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang