2: Pengganggu

317 51 12
                                    

Sekembalinya Seokjin dan Sojung di kantor, keduanya berjalan beriringan dengan Seokjin yang mengarahkan pandangannya ke lantai. Mereka melewati banyak rekan kerja mereka, tapi hanya Sojung yang menyapanya, sementara Seokjin diam dan terus menatap lantai.

Sojung yang bosan memerhatikan Seokjin begitu lantas menghentikan langkah kakinya dan memutar bola mata malas. "Hei, Ahn Seokjin. Apa kau akan terus berjalan menatap lantai seperti itu? Angkat kepalamu!"

"*Joesonghamnida," kata Seokjin sambil membungkukkan badannya sedikit. Selanjutnya dia menunjukkan senyuman canggung pada Sojung.

Gadis itu lantas mendecak, "Astaga."

"Hei, Yang Sojung." Teman satu kantor Sojung yang depan ruangan kecilnya menjadi tempat perhentian gadis itu dan laki-laki pemalu ini, menyapa Sojung karena penasaran. "Apa dia pegawai baru di kantor ini?"

"Ne." Seokjin yang menjawab pertanyaan teman Sojung. Laki-laki itu tersenyum ramah, sambil memperkenalkan dirinya. "Ahn Seokjin."

"Chae Yerin," balas perempuan pemilik senyuman manis berdimple itu.

Sojung tak berbicara apapun. Dia hanya memerhatikan Yerin dan Seokjin bergantian. Sampai akhirnya gadis itu mendapat pertanyaan lagi dari Yerin. "Dia menduduki posisi apa?"

Sojung mengangkat bahunya. Dia lantas menoleh pada Seokjin. "Kau dapat posisi apa di kantor ini?"

"Copy editor," jawab Seokjin dengan tanggap.

Yerin tersenyum antusias. "Astaga, dia teman seprofesimu!" kata Yerin yang ditunjukkan untuk Sojung.

"Begitu?" Seokjin bertanya pada Yerin, detik berikutnya dia menatap Sojung sambil tersenyum. "Mohon bantuanmu, Yang Sojung," kata Seokjin pada Sojung.

Sojung mengangguk-angguk sambil mengulum bibirnya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam jas. "Kapanpun, kalau kau butuh bantuanku, segera katakan padaku."

Seokjin ikut mengulas senyumannya. Kemudian dia diajak untuk segera kembali oleh Sojung. Mereka berdua pamit, pergi dan menghilang dari hadapan Yerin untuk saat ini.

"Kau lihat di sini, ada tiga sekat," ujar Sojung sambil menunjukkan ruangan yang berada pada posisi paling sudut ruangan besar ini. "Ini sekat bagian posisi copy editor," lanjut jelasnya.

"Ini tempatku," kata Sojung sambil menunjuk sekat ruangan yang berada di tengah. "Pojok kiri tempat Taehyung dan berarti ...?"

Sojung mengangkat mulutnya, menatap ke arah Seokjin seolah meminta laki-laki itu untuk melanjutkan kalimatnya. "... pojok kanan adalah sekat bagianku," ujar Seokjin akhirnya.

"Aigo, pintar sekali anak Ibu ...."

"Aish ...," desis Seokjin setengah tertawa. Sebenarnya dia tidak terlalu suka dengan lelucon sekelas ini, tapi berhubung yang melakukan lelucon ini adalah seorang perempuan ... yang memiliki karisma tegas dan manis sekaligus, Seokjin mengurungkan niatnya untuk protes.

°・Him; Seokjin ・°

"Yang Sojung!" Taehyung berteriak, memanggil nama temannya dengan kencang karena takut gadis itu tak mendengarnya. Mereka cukup dekat, hanya dibatasi oleh sekat kaca transparan yang memiliki motif dari tengah hingga ke bawah.

"Astaga, aku sama sekali tidak tuli!" Wajar sekali jika Sojung marah. Selain mengganggu pekerjaannya, Taehyung juga membuat telinganya hampir pekak.

"Dikemudianhari atau di kemudian hari dengan spasi di antara tiga kata itu?" tanya Taehyung.

"Spasi!" jawab Sojung cepat tanpa menoleh dan menghentikan pekerjaannya. Sementara Taehyung di sana mendecak, "Astaga, dia salah lagi," keluh Taehyung.

"Banyak sekali kata yang salah dalam dua ribu kata terakhir," ujar Taehyung dengan suara agak keras supaya Sojung dengar. "Siapa yang sudah meloloskan naskah seperti ini?"

Him; SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang