34: Tim

110 29 23
                                    

Mereka berempat menikmati makan siang dari menu yang tersedia di kantin. Hari ini, kantin perusahaan menyediakan jokbal; kaki babi yang direbus dan diasinkan. Disajikan bersama sedikit nasi, gomguk; sup kaldu sapi, juga kimchi.

Seungkwan sengaja duduk di hadapan Sojung, padahal harusnya itu adalah tempat Yerin atau Umji. Sementara di sebelah Sojung, ada Seokjin yang sudah siap-siap untuk mengantisipasi segala bentuk kelakuan aneh Seungkwan yang berusaha menggoda Yang Sojung.

Ketika jokbal di baki Sojung sudah habis sementara nasi Sojung belum disentuh sama sekali, Seungkwan menawarkan jokbal yang ada dalam bakinya. "Sunbae, kau butuh lebih banyak jokbal? Aku akan berikan untukmu."

Sojung menahan Seungkwan dengan tangannya di depan. Dia menggeleng lalu berkata, "Tidak perlu. Kau saja yang makan. Itu hak yang kau miliki, aku sudah cukup makan jokbal."

Seungkwan tadinya mau membujuk Sojung lagi untuk menerima tawarannya. Tapi dia berhenti saat Ahn Seokjin datang mengganggu waktu mereka. "Sayang, harusnya kau makan lebih banyak sup alih-alih kaki babi. Kau mau aku memberikannya untukmu?"

Sojung menatap Seokjin kebingungan. Tapi lambat laun dia cukup mengerti. Ahn Seokjin begitu lantaran tak bisa menahan diri lagi karena terlalu jengkel melihat Seungkwan yang berusaha mendekati Yang Sojung.

Seungkwan kembali pada posisi awalnya. Melihat Seokjin memberikan suapan untuk Sojung, sejujurnya membuat Seungkwan merasa iri. Dia tidak mengerti apa yang salah dengan seniornya. Seokjin sampai berani menyuapi Sojung dan memperlakukan Sojung selayaknya kekasih laki-laki itu.

Cho Taehyung di samping Seokjin berdehem. Dia menarik satu sudut bibirnya ke atas. "Dulu ada yang terganggu, saat aku dan Yerin berdua menikmati waktu kami di jam makan siang. Tapi sekarang ... dua orang yang terganggu itu malah mengulang hal yang sama, mengganggu kenyamanan orang lain yang melihat kalian berdua bersama."

Sojung menatap Taehyung dengan mata marahnya, sementara Ahn Seokjin memilih untuk menyahuti sindiran laki-laki itu. "Kenapa? Kalau kau juga mau melakukan hal yang sama dengan Yerin, lakukan saja. Aku dan kekasihku tak akan mengganggumu."

Yerin ikut bergabung. "Memangnya kau dan ... Sojung Eonnie benar-benar berkencan?" tanya Yerin.

Ahn Seokjin mengangguk. Tatapan Yerin beralih pada Taehyung. "Kau tahu kalau mereka memiliki hubungan?" Yerin mendapat balasan berupa anggukan kepala lagi.

"Wah! Kau bilang padaku kalau kau tak percaya bila mereka berkencan. Kau juga bilang bahwa mereka mustahil untuk punya hubungan sejauh itu. Tapi ternyata kau―wah! Apa kau bekerja sama dengan mereka untuk menutupi hubungan mereka berdua?" tanya Yerin.

Taehyung membulatkan matanya lalu menggeleng dengan cepat. "Aku berani bersumpah, aku pun baru tahu dua hari lalu!" katanya pada Yerin.

Melupakan Yerin dan Taehyung sejenak, Ahn Seokjin dan Yang Sojung mengalihkan fokusnya kembali pada Seungkwan. Mahasiswa magang itu dengan canggung memohon maaf pada Seokjin juga Sojung. "Aku tak tahu kalau ternyata Seokjin Sunbaenim adalah kekasih Sojung Sunbae. Aku benar-benar minta maaf, atas kelancanganku."

"Ah, gwaenchana. Lupakan saja. Mari kita bersikap professional, demi kemajuan perusahaan. Aratji?" Sojung mengajukan kesepakatan pada Seungkwan, untuk menganggap hal yang sudah terjadi seolah tak pernah terjadi. Gadis itu juga berpesan pada juniornya, untuk bersikap professional dan mengesampingkan masalah pribadi demi kinerja maksimal dan kualitas perusahaan.

°・Him; Seokjin・°

Seminggu sekali, Kepala Editorial rutin mengadakan rapat evaluasi pekerja. Kepala Editorial meminta semua pegawai melaporkan apa yang sudah mereka kerjakan, tak terkecuali pada Sojung, Seokjin, dan Taehyung selaku pegawai yang bertugas sebagai copy editor.

Setelah rapat evaluasi selesai. Kepala Editorial menyampaikan bahwa perusahaan mereka akan mengadakan kompetisi naskah terbaik tahunan menuju musim panas. Siapapun berhak bekerjasama, membuat naskah mereka serapih mungkin, menyesuaikan dengan tema dan genre yang ditentukan. Kemudian beberapa di antara mereka maju di hadapan para petinggi, menjelaskan keunggulan naskah mereka dan alasan kenapa para petinggi harus memilih naskah mereka sebagai naskah terbaik.

Yang Sojung langsung ditunjuk oleh Kepala Editorial, untuk menjadi penggerak. Dirinya diharapkan untuk ikut kompetisi tahunan, mengingat selama ini Sojung banyak berkontribusi dalam naskah-naskah penulis yang akhirnya menjadi produk best seller di banyak kota.

Sekembalinya dari ruang rapat, Sojung langsung merenungkan tawaran dari Kepala Editorial. Hadiah berlibur ke Pulau Jeju saat musim panas ... adalah tawaran yang cukup menarik. Dia bisa mengajak rekannya untuk ikut bekerjasama dan menikmati liburan gratis walau itu hanya kalau mereka menang.

"Kepala bilang, satu group berisi lima sampai enam orang anggota," gumam Sojung. Gadis itu langsung memanggil rekannya yang berada di dekatnya; Taehyung, Seokjin, juga para mahasiswa magang; Umji dan Seungkwan.

"Umji dan Seungkwan, karena kalian tidak ikut rapat tadi, aku mungkin hanya akan memberitahu inti alasan kenapa aku memanggil kalian di sini," kata Sojung. Umji dan Seungkwan berdiri tegak, memasang telinganya baik-baik. "Perusahaan kita mengadakan Kompetisi Naskah Terbaik tahunan sebelum musim panas. Beberapa pegawai di sini mungkin akan ikut serta, mengingat hadiahnya kali ini tak main-main. Kita akan dapat kesempatan berlibur ke Pulau Jeju, jika berhasil menduduki peringkat pertama."

"Cho Taehyung dan Ahn Seokjin, tanpa penolakan, kalian harus bergabung dengan timku!" tukas Sojung pada Seokjin dan Taehyung. Matanya beralih pada mahasiswa magang setelahnya. "Kalian berdua ... apa tidak keberatan kalau juga bergabung dengan timku?"

Umji akan membuka mulutnya, tapi Yang Sojung menyela dengan cepat. "Baik. Kuanggap kalian tak keberatan. Terimakasih sudah mau bergabung dan kuharap kita bisa saling berkontribusi untuk mendapatkan tiket liburan musim panas bersama!"

Sojung mengangguk-anggukan kepalanya lega. Dia akan kembali bekerja lagi. Tapi, dua rekannya serta dua mahasiswa magang yang tadi berkumpul di depan sekatnya, belum kembali ke tempat masing-masing. "Kenapa masih di situ? Kembalilah ke tempat masing-masing. Silakan!"

Semua langsung bergerak, kecuali Cho Taehyung. Alih-alih kedua kakinya, laki-laki itu malah menggerakan mulutnya. "Yang Sojung. Kau bilang satu tim berisi lima sampai enam orang anggota. Bagaimana kalau aku ajak Yerin juga?"

Sojung menatap ke arah Taehyung. Memikirkan kalimat yang baru saja terucap dari mulut laki-laki dengan julukan 'menyebalkan' itu. Tak lama, Yang Sojung segera mengangguk. "Kau bisa mengajaknya, kalau dia memang belum bergabung dengan tim manapun."

Cho Taehyung menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Dia tersenyum dengan puas, setelah mendengar jawaban yang cukup memuaskan dari Sojung.

"Tapi perlu kau ingat. Jangan coba-coba kau paksa dia untuk bergabung, bila dirinya sudah bergabung dengan tim lainnya. Kalau kau melakukan itu, kau tahu aku akan melakukan apa 'kan, Cho?" Sojung melanjutkan kalimatnya lagi, "Aku akan mengeluarkanmu dari tim!"

"Aku mengerti!" Cho Taehyung kembali ke mejanya dengan senyuman cukup puas di wajahnya.

Melihat hal itu, Yang Sojung hanya bisa menggelengkan-gelengkan kepalanya. Dia lantas memakai kaca matanya, lalu kembali memulai pekerjaannya yang sempat tertunda.

°・Him; Seokjin・°

A/N:
ea auranya mak sojung😆😆😆

oh ya, kita buka pintu gerbang (konflik) besok ya!🙌
yang penasaran konfliknya kayak gimana, yuk tekan bintangnya!🌟⭐ kita ketemu secepatnya! see you!😉

Him; SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang