22: Segera

129 28 15
                                    

Juni, 2020

Sojung bangun dari tidur nyenyaknya semalam. Menyantap sup tahu dengan Yeonseok, cukup membuatnya merasa puas dan akhirnya tidur nyenyak tadi malam.

Dia segera turun dari ranjang. Gadis itu mencuci wajahnya, menyikat giginya, lalu kembali masuk ke dalam kamar, untuk memberi sedikit perawatan pada wajahnya.

Memerhatikan wajahnya setiap hari, tentu saja Yang Sojung sadar, bahwa wajahnya semakin terlihat tak menarik. Di usianya yang sekarang ini menginjak angka tiga puluh, membuat dirinya semakin tak percaya diri.

Apalagi lima tahun belakangan ini, hidup Yang Sojung sangat menderita. Dia menjadi penipu untuk dirinya sendiri juga teman-temannya, berpura-pura memastikan bahwa dirinya baik-baik saja ... padahal, Yang Sojung sangat rapuh.

Semua terjadi karena kesalahannya. Dari awal, kalau Sojung mengakui semuanya, pasti rasanya tidak akan semenyakitkan ini. Beberapa tahun belakangan, hidupnya dipenuhi rasa kehilangan, juga penyesalan.

Sungguh ... betapa menyedihkan Yang Sojung.

Pintu kamarnya terbuka, gadis itu spontan menoleh ke arah pintu. Dia tersenyum, saat yang ditemuinya adalah wajah manis Yeonseok. Laki-laki itu memberikannya senyuman manis, di awal paginya. "Selamat pagi," ujar Yeonseok sambil menatap mata Sojung.

Sojung dengan bahagia, menarik kedua sudut bibirnya. "Selamat pagi," balas Sojung.

Yeonseok mendorong pintu kamar Sojung, agar terbuka lebih lebar. Dia kembali mengulurkan tangannya, meminta untuk Sojung ambil dan mereka akan pergi sarapan bersama. "Ayo sarapan. Aku sudah lapar."

Sojung bangun dari duduknya, tertawa kecil karena ulah Yeonseok. Tangan Yeonseok berhasil ia gapai, lalu tangan Yeonseok yang lain bergerak untuk menutup pintu kamar sesudah mereka keluar.

"Aku hanya punya roti dan sari buah di kulkas. Kau mau makan itu saja, atau kita perlu order tambahan dari luar?" tanya Sojung.

"Itu saja tidak masalah," jawab Yeonseok. Laki-laki itu melepas Sojung, agar gadis itu meneruskan jalannya ke dapur. Sementara Yeonseok berjalan ke arah kandang Meonji. Anjing kecil milik Sojung itu, sibuk bersuara sejak saat mereka melewati kandang Meonji.

"Ah, kau tahu kami sudah bangun, ya?" Yeonseok tertawa, sambil menggendong Meonji dan membawanya berjalan. "Kau mau ikut sarapan bersama kami?"

Meonji bersuara dengan semangat, lalu menjilati wajah Yeonseok. Mendapat perlakuan seperti itu, Yeonseok tertawa karena merasa geli. "Astaga, lihatlah anjing pintar ini!" Yeonseok memberi Meonji kecupan, lalu membawa anjing poodle itu ke dalam pelukannya, lebih erat.

°・Him; Seokjin・°

Sojung tak bersama Yeonseok lagi setelah sarapan. Laki-laki itu kembali sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Tentu saja, Sojung juga akan begitu. Tapi nanti, setelah ia merapihkan apartemennya.

Dia menyapu, menata barang-barang, membersihkan kandang Meonji, lalu mengepel lantainya. Tanpa sadar, Sojung menghabiskan waktu hampir satu jam, untuk melakukan itu semua.

Setelah kandangnya selesai dibersihkan, Meonji kembali berada di dalam karena Ibunya sudah tak mengizinkannya untuk bermain di luar. Meonji harus menurut, kalau dia tak mau membuat Ibunya lebih kesulitan.

Sojung memasang sepatunya, lalu berjongkok di hadapan Meonji yang ada dalam kandang. Dia tersenyum, memerhatikan wajah Meonji yang ceria hari ini.

"Ibu harus pergi ke kantor. Ada beberapa hal yang masih harus ku-urus, sebelum acaraku akhir pekan nanti," kata Sojung. "Meonji-ya, gomawo. Aku harus akui, kalau aku tak memilikimu, aku mungkin bisa putus asa dan memilih mengakhiri semuanya. Tapi berkatmu, aku masih bisa berdiri dan sanggup melanjutkan kehidupan, walau merasakan hal yang sangat signifikan."

Him; SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang