12: Jangan Khawatir

135 28 13
                                    

Sojung dituntun naik ke dalam mobil oleh Taehyung. Jaket laki-laki itu masih Sojung kenakan, untuk menyelimuti sekujur tubuhnya yang mulai terasa dingin.

Sebelum menginjak pedal gas di bawah, Taehyung menghela napas dan menatap Sojung dengan tatapan sendu. "Kupikir kau sudah pulang ... dan beristirahat di tempat tinggalmu."

Sojung balas menatap Taehyung, menolehkan wajahnya ke samping. "Jangan antar aku pulang. Bawa aku berkeliling."

"Kau kelihatan tidak baik-baik saja, kau harus segera istirahat," kata Taehyung.

"Taehyung-ssi ...," lirih Sojung.

Taehyung mengerti. Akhirnya dia menuruti keinginan Sojung. Dia menekan pedal gasnya, lalu melaju, membawa mobilnya membelah langit kota malam ... tanpa tahu tujuan yang sebenarnya.

Sojung memang selalu marah padanya, membuatnya jengkel hampir di setiap kesempatan saat mereka bertemu. Tapi di saat seperti sekarang ini, Taehyung selalu merasa kasihan pada Sojung.

Taehyung pikir, Sojung tidak mungkin begini saat ada tempat untuk gadis itu bersandar. Menceritakan semua keluh-kesahnya. Namjoon harusnya yang berperan di saat seperti ini.

Tapi Taehyung yakin, sekarang justru Namjoon yang menjadi penyebab Sojung terluka. Gadis itu tak akan seperti ini, kalau masalahnya bukan berasal dari Namjoon. Gadis itu tak akan menangis di pinggir jalan,

beristirahat sejenak di halte,

meringkuk sendirian,

dan menangis puas meluapkan segala keputus-asaannya.

Gadis itu tampak menyedihkan ... Taehyung benci keadaan itu. Taehyung benci masalah yang mengganggu gadis itu. Taehyung juga benci, kalau keadaan Sojung tidak baik-baik saja.

°・Him; Seokjin・°

Usai menghubungi Seokjin, Taehyung membawa Sojung yang akhirnya terlelap dalam tidurnya menuju apartemen gadis itu.

Sojung baru saja pindah, tiga sampai empat bulan yang lalu. Taehyung juga belum pernah sekalipun berkunjung ke apartemen Sojung yang baru. Itu sebabnya, Taehyung bertanya pada Seokjin. Karena hanya Seokjin―yang dia tahu―yang tahu di mana letak apartemen Sojung.

Berupaya sebaik mungkin, Taehyung menidurkan tubuh Sojung di atas ranjangnya. Dia menyelimuti tubuh Sojung kemudian. Kembali berdiri tegak, lalu mengamati baik-baik, bagaimana Sojung yang terlelap dalam tidurnya yang nyaman.

Dibalik kenyamanan itu, Taehyung yakin sudah banyak energi yang Sojung keluarkan untuk menangis ... serta menahan emosinya. Taehyung memang tidak tahu pasti, apa sebab Sojung seperti ini. Taehyung hanya berharap, semoga gadis ini segera pulih ... secepat mungkin.

Kakinya melangkah mundur, mencari kertas kecil lalu menulis beberapa kalimat di sana.

Aku pulang. Besok, manfaatkan waktumu untuk istirahat. Jangan khawatir, aku yang akan membuat surat izin.

― Cho Saeki

Keesokan harinya saat Sojung sadar dan menemukan kertas kecil itu di nakasnya, dia bergegas untuk segera membacanya. Duduk di atas ranjang, bersandar pada kepala ranjang, Sojung tertawa saat Taehyung menulis namanya sebagai Bajingan.

"Dia bahkan mengakui julukannya," gumam Sojung pelan sambil menaruh kembali kertasnya di atas nakas.

Atas perintah otaknya, tangannya bergerak untuk mengambil ponsel di sebelah kertas itu. Hampir pukul dua, ternyata dia bangun terlalu siang.

Him; SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang