"Annyeong!"
Yang Sojung melangkah mundur setelah menutup pintu apartemennya. Tangannya ia letakkan di dada. Semua itu ia lakukan karena dia terkejut.
Sementara pelaku yang mengganggu Sojung pagi-pagi begini, justru tertawa melihat kekasihnya menahan amarah. "Kau terkejut, Sojung-ssi?"
Sojung mendesis, dia memukul lengan Seokjin dengan keras. "Jantungku bisa jatuh kalau kau mengejutkanku seperti tadi!"
Seokjin makin tertawa, tawanya puas sekali. "Kupikir semangatku sudah kembali pagi ini, karena aku sudah mendapatkan yang kucari."
Sojung sama sekali tak memasang senyum di wajahnya. Dia menatap Seokjin dengan kesal. Tangannya ia lipat di depan dada. "Memangnya apa yang kau cari?"
Seokjin menepuk-nepuk lengannya yang dipukul Sojung. Dia dengan senang hati menjawab, "Pukulan penuh cinta dari kekasihku!"
"P-pukulan penuh cinta?" tanya Sojung tak percaya. "Wah. Kau bilang itu pukulan cinta? KALAU BEGITU APA KAU MAU KUPUKUL LAGI? HA!"
Seokjin menarik kedua sudut bibirnya, dia memberikan lengannya pada Sojung. "Dengan senang hati. Ayo lakukan untukku."
Sojung mendecak, dia membuang wajahnya. Kemudian matanya menatap Seokjin dengan jengkel. Gadis itu bisa saja memukul lengan Seokjin―dengan tenaga super ekstra yang bisa ia lakukan. Tapi Yang Sojung terlalu malas, untuk bertengkar di pagi yang cerah begini.
Jadi gadis itu hanya memukul lengan Seokjin pelan, lalu memasukkan tangannya ke dalam lengan Seokjin. Menarik lengan laki-laki itu agar dia berjalan. "Ayo! Jangan terlalu lama di sini, nanti bisa terlambat."
Seokjin menarik kedua sudut bibirnya. Dia membenarkan tangan Sojung yang melingkar di lengannya, menepuk-nepuk jemari gadis itu dengan manis. "Kau menggemaskan!" celetuknya tiba-tiba.
"Kenapa tiba-tiba berkata begitu?" Sojung mengangkat kepalanya, menatap wajah Seokjin di sampingnya.
Seokjin melirik tangan gadis itu yang melingkar di lengannya. "Benar-benar manis!"
Sojung menyenggol tubuh Seokjin hingga laki-laki itu hampir oleng. Dia mendesis juga tertawa kecil. "Kau puas?" Senyuman Sojung terukir tipis. "Kau membuatku kesal, tapi aku malah berbaik hati dengan memuaskan hatimu. Bukankah kau pikir aku perlu dapat timbal balik akan itu?"
"Geureom!" kata Seokjin. "Katakan apa yang kau inginkan. Aku akan berikan untukmu."
Sojung mengangkat bahunya. "Aku hanya menginginkan hadiah. Tak tahu barang atau hal macam apa yang kuharapkan dari hadiah itu," kata Sojung. Mereka berdiri di depan lift, menunggu lift tiba dan membuka pintunya.
"Kalau begitu bagaimana dengan makan malam romantis?" usul Seokjin.
Sojung menatap Seokjin dengan tawanya. "Makan malam romantis?"
"Eo! Kau tak suka hal seperti itu?" balas tanya Seokjin.
Sojung mengangkat bahunya. "Tak ada yang tahu. Aku belum pernah melakukan itu. Kalau kau berhasil membuatku terkesan, mungkin aku akan suka dengan hal itu. Namun sebaliknya, aku tak akan suka kalau kau melakukan hal ... aneh yang mengganggu kenyamananku."
"Okay!" kata Seokjin mantap. "Tapi biar kuatur dulu. Tak ada yang tahu pasti seberapa banyak pekerjaan kita di perusahaan. Aigo, ck ck ck ... pekerjaan selalu jadi penghalang kita."
Sojung tertawa kecil, melihat Seokjin yang protes begitu. Seokjin cukup menggemaskan di matanya. Melihat Seokjin yang kekanak-kanakan dan mengeluh begini, membuat Sojung merasa bahwa laki-laki itu benar menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him; Seokjin
FanfictionYang Sojung adalah pegawai di salah satu perusahaan penerbit yang ada di Kota Seoul, Korea Selatan. Luka patah hati mengantar atensinya pada pegawai baru―yang beberapa waktu lalu, sebenarnya telah mengatakan perasaannya. Setelah sekian waktu berlalu...