Lima bulan sejak dirinya bertemu kembali dengan Ahn Seokjin, sudah berlalu. Sojung menyeruput tehnya sambil melihat tanaman hijau yang tersisa di luar lewat jendela. Omong-omong tentang keberadaannya, dia sedang berada di salah satu kafe teh yang letaknya tak jauh dari gedung apartemennya.
Saat ini dia sendiri, tapi lima menit lagi pasti ada yang datang menemani. Jangan tanya siapa, karena jawabannya adalah Yang Yeonseok juga calon kakak ipar Sojung. Yah ... mereka sudah datang sekarang.
Sojung berdiri untuk menyambut keduanya. Dia membungkuk untuk memberi salam. "Annyeonghaseyo!"
Yeonseok dan kekasihnya duduk. Mereka berbincang bersama sambil menunggu pesanan mereka. Ada banyak hal yang mereka bicarakan. Terutama mengenai kebiasaan Yeonseok yang menyebalkan. Sojung dan calon kakak iparnya super semangat saat membicarakannya.
Dari situ, Sojung diam-diam memahami kepribadian calon kakak iparnya. Dia tersenyum menatap gadis cantik di hadapannya, lalu beralih menatap wajah tersipu Yang Yeonseok. Sojung bahagia, karena Yeonseok memilih bahagia dengan perempuan yang tepat. Sojung berharap semoga keduanya benar ditakdirkan untuk bersama, agar sebesar apapun masalah yang terjadi di masa depan, keduanya tak berpisah dan tak saling melepaskan.
Pembicaraan mereka berlangsung cukup lama. Sekarang calon kakak iparnya harus segera kembali kerja. Jadi Yeonseok sekarang pamit sambil membawa kekasihnya. Dia meninggalkan Sojung sendirian di kafe, karena katanya Yang Sojung masih ingin di tempatnya untuk waktu yang lebih lama.
Alih-alih ponsel, Sojung membuka buku bacaannya. Dia membacanya dengan seksama dan melupakan sekitarnya sejenak. Dia begitu hanyut dalam bacaannya, jadi dia tidak menyadari bahwa ada yang sedang memerhatikannya.
Ahn Seokjin. Laki-laki itu ... ada di sini sekarang. Jauh dari tempat Sojung, Seokjin meletakkan dirinya di sana. Rasanya Seokjin ingin mendekat, berbicara pada mantan kekasihnya. Namun ... Seokjin takut kalau dia akan melukai Sojung lagi. Jadi, laki-laki itu memilih untuk diam di tempat sampai Yang Sojung beranjak pergi dari sana.
Seokjin ikut beranjak ketika Sojung meninggalkan kafe. Dia cukup terkejut saat tahu Sojung masuk ke gedung yang sama dengan tempat tinggalnya. Namun, ketika dia mengikuti Sojung lebih lama, dia dibuat lebih terkejut. Ternyata ... Sojung tinggal di sebrang unit apartemennya. Ini benar-benar di luar dugaannya.
Ya ... ini salahnya. Dia jarang pulang ke apartemen karena lebih suka bermalam di hotel. Namun sepertinya mulai hari ini dia tak akan bermalam di hotel lagi. Dia akan bermalam di apartemennya dan berharap keberuntungan memberinya kesempatan untuk bertemu dengan Sojung.
°・Him; Seokjin・°
Seokjin dibangunkan oleh bel apartemennya. Dia bingung, siapa yang bertamu pagi-pagi begini. Meski begitu, akhirnya Seokjin tetap akan membukakan pintunya. Dengan muka bantal dan setengah sadar, Seokjin membuka pintunya tanpa memeriksa intercom.
Objek yang ada di depan matanya seolah mengejutkannya, dia membuka mata lebih lebar dan Seokjin merasa lebih segar. Sojung berdiri di depan pintu apartemennya, sambil membawa beberapa kotak makan.
"Maaf sudah mengganggumu," kata Sojung. "Aku tahu kau tinggal di sini sejak beberapa bulan lalu. Aku sempat melihatmu beberapa kali, tapi kau tak pernah melihatku―oh, aku sampai lupa. Kotak pertama isinya kue beras, kau bisa olah sesuai seleramu. Kotak kedua isinya hanya roti lapis, namun meski begitu kurasa ini cukup untuk porsi sarapanmu."
Seokjin menerima dua tumpuk kotak pemberian Sojung. Dia tersenyum dan mengucapkan terimakasih. "Aku jadi merepotkanmu begini. Aku terima dengan senang hati, terimakasih untuk semuanya."
Sojung mengangguk. "Kita sekarang adalah tetangga. Seokjin, jangan ragu untuk minta bantuanku kalau kau membutuhkan sesuatu."
Seokjin mengangguk. "Kau juga. Kapanpun itu, jangan ragu untuk meminta bantuanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Him; Seokjin
FanfictionYang Sojung adalah pegawai di salah satu perusahaan penerbit yang ada di Kota Seoul, Korea Selatan. Luka patah hati mengantar atensinya pada pegawai baru―yang beberapa waktu lalu, sebenarnya telah mengatakan perasaannya. Setelah sekian waktu berlalu...