36: Ketakutan

132 34 8
                                    

Yang Sojung menghela napasnya. Berusaha menyetabilkan emosinya dengan susah payah. Ketika dirasa cukup, gadis itu mulai angkat bicara lagi. "Ahn Seokjin-ssi, aku senang ternyata kau mengingatku. Tapi kumohon ... jangan pernah ungkit masa lalu kita berdua lagi, kapanpun itu."

Ahn Seokjin membalas, "Tapi hari itu kau hampir celaka karena aku. Kau tenggelam karena kakimu keram, padahal seperempat langkah lagi kau bisa jadi juaranya. Itu semua terjadi karena aku. Aku yang terus-menerus menyuruhmu mencoba berenang cepat, beberapa saat sebelum waktu kompetisi tiba. Aku―"

"AKU TAK MAU MEMBAHAS HAL ITU!" Sojung menekan setiap katanya. Dia menatap Ahn Seokjin dengan pandangan tajam. "Terlalu banyak luka, jika aku kembali ke masa itu. Kedatanganmu yang membawa perubahan padaku, hingga akhirnya selalu kunantikan. Sekarang, aku sudah menemukanmu dan aku tak perlu kembali ke masa lalu untuk bersama denganmu lagi."

Ahn Seokjin menghela napasnya. "Aku tahu pasti sulit bagimu. Tapi kau harus berdamai dengan masa lalumu, Yang Yeonsoo. Kau tak boleh membenci dirimu, karena keadaan memaksa. Kau juga harus bisa merelakan ayahmu, melupakan memori tak menyenangkan yang dia beri. Lupakan semua kalimatnya ... yang terus menyakiti hatimu."

Yang Sojung menggeleng dengan mata berkaca-kaca. Dia mengambil tas dan mantelnya, lalu berjalan keluar meninggalkan Seokjin tanpa mengucap sepatah kata.

Ahn Seokjin ikut berdiri. Dia mengeluarkan sejumlah uang, menaruhnya di atas meja lalu pergi mengejar Sojung setelah membawa barang bawaannya. "Yang Sojung!"

Seokjin berlari saat tahu kekasihnya itu juga berlari di depan. Dia berusaha menggapai bahu Sojung. Berusaha menahannya sebentar, setidaknya untuk bicara sedikit lagi. "Yang Sojung, kumohon!"

Sekali lagi, Seokjin berusaha. "SOCHIE, BERHENTI!"

Seokjin membuang napas dan merasa menyesal setelah membentak Sojung, walau akhirnya kini gadis itu sudah berdiri di hadapannya dengan mata berlinang air mata. "Maafkan aku," lirih Seokjin.

Sojung membalas, "Aku benci saat kau bertindak begitu!" Tangisan Sojung pecah tiba-tiba. "Kau tidak tahu bagaimana rasanya, pun kau tak pernah tahu betapa sulitnya aku menjalani kehidupan masa lalu! KAU TAK PERNAH TAHU BANYAK TENTANG KESULITANKU, JADI MENGAPA KAU MENYURUHKU BERDAMAI DENGAN MASA LALUKU? KENAPA AKU HARUS MELUPAKAN SEMUA KALIMAT JAHAT YANG AYAHKU SELALU LONTARKAN KEPADAKU? KENAPA KAU MENYURUHKU MELAKUKAN ITU?"

Ahn Seokjin berusaha meraih tubuh Sojung. Membawa gadis itu ke dalam dekapan hangatnya. Tapi Yang Sojung menolak dengan keras, dia mendorong tubuh Seokjin ketika tangan laki-laki itu menariknya. "JANGAN MENYENTUHKU!"

Ahn Seokjin meruntuhkan dirinya di atas aspal. Kepalanya terangkat untuk menatap wajah Sojung di atas. "Aku memang tak tahu betul apa yang kau rasakan. Tapi melupakan dirimu yang sebenarnya, adalah kesalahan besar ... Yang Yeonsoo."

"JANGAN PANGGIL AKU DENGAN NAMA ITU!" tukas Sojung.

"Yeonsoo-ya ...," lirih Seokjin. Laki-laki itu kembali berusaha berdiri, walau kakinya terasa sangat lemas. "Tatap mataku."

Sojung justru membuang tatapannya ke arah lain, dibanding memenuhi perintah kekasihnya. Namun ternyata, kekasihnya kembali berbicara, memaksanya untuk melihat manik tajam yang menyimpan banyak pesan di dalamnya. Akhirnya Yang Sojung terpaksa ... menatap mata Ahn Seokjin.

"Kau tak bisa selamanya hidup begini," kata Seokjin. "Bukan aku tak suka Yang Sojung masa kini ... tapi Yang Yeonsoo masa lalu, juga bagian dari kehidupanmu. Kau tak bisa melupakannya begitu saja, menganggap masa lalu pahit itu tak pernah terjadi dalam kehidupanmu. Kau masih bisa membuka hatimu. Aku tahu, masih ada sedikit ruang dalam hatimu ... untuk Yang Yeonsoo masa lalu tempati."

Him; SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang