April, 2015
Hari ini kebetulan Sojung bertemu Seokjin di minimarket, yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor mereka. Gadis itu bertanya pada Seokjin, dia naik apa ke kantor. Niatnya hanya basa-basi, agar suasana tidak canggung.
"Naik bus," jawab Seokjin sambil menutup kulkas usai mengambil sebotol kopi instant dari dalam.
"Kalau begitu, mau pergi ke kantor bersama? Kebetulan, hari ini kubawa mobilku," tawar Sojung. Hanya basa-basi awalnya, tapi gadis itu juga tidak enak hati kalau harus membiarkan Seokjin jalan sendirian dari minimarket sini ke kantor.
"Memangnya tidak merepotkan?" tanya Seokjin sambil terkekeh canggung.
"Tidak sama sekali," jawab Sojung. Dia kemudian menggerakkan kepalanya menuju arah kasir. "Ayo, kalau sudah selesai. Kita bisa terlambat kalau terlalu lama di sini."
Seokjin mengikuti langkah kaki Sojung menuju kasir. Mereka membayar semua tagihan atas barang-barang yang mereka beli sesuai tarif yang tertera. Usai itu keduanya keluar dan Sojung memberikan kunci mobilnya pada Seokjin. "Lebih baik laki-laki yang menyetir dibanding perempuan. Bukan begitu, Tuan Ahn?" Sojung berkata sambil terkekeh.
Melihat kekehan menggemaskan Sojung, Seokjin ikut mengangkat kedua sudut bibirnya. Dia membuka pintu mobil, lalu menutup kembali pintu itu.
Sembari memasang seatbelt, Seokjin berseru. "Kita akan jalan sekarang, Nona Sojung. Berpeganganlah yang erat dan pastikan bahwa seatbelt-mu sudah terpasang dengan benar."
"Ne ...," jawab Sojung sambil melagukan intonasinya. "Berkendaralah dengan hati-hati, Ahn Ahjussi!"
Nada suara Sojung yang sebenarnya menggemaskan itu tak lantas membuat Seokjin menarik kedua sudut bibirnya lagi. Laki-laki itu justru menatap Sojung dengan mata membesar dan wajah cemberut. "Umurku bahkan belum genap dua puluh tujuh tahun," protes laki-laki itu setelahnya.
Sojung ikut menoleh, kemudian tertawa. Melihat reaksi Seokjin seperti itu, akhirnya Sojung justru sengaja menggoda Seokjin. "Aigo, uri Ahjussi marah tidak terima. Maafkanlah aku, Seokjin Ahjussi," kata Sojung dengan intonasi yang sengaja dibuat meledek.
Seokjin yang makin kesal lantas menghentakkan tangan di atas pinggiran setir, sambil menatap Sojung dengan mata membola. "Yak!"
Tidak ada kata maaf yang keluar dari mulut Sojung; gadis yang duduk di samping kursi kemudi itu. Gadis itu asyik sekali menertawakan tingkah Seokjin.
Huh, ini hiburan di awal hari. Benar-benar menyenangkan sekali untuk Sojung. Namun, sebaliknya untuk Seokjin.
°・Him; Seokjin・°
Sojung datang ke ruang sekat Seokjin saat laki-laki itu masih berkutat dengan layar monitor di hadapannya. Dia membawa setumpuk kertas, yang merupakan kumpulan naskah satu cerita, juga sebuah flashdisk yang berisi soft copy dari naskah yang Sojung bawa.
"Ahn Seokjin, apa kau sedang sibuk?" tanya Sojung dengan raut wajah setengah memelas. Tujuannya datang kemari adalah untuk meminta bantuan laki-laki itu.
Sambil menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakannya, Seokjin menjawab. "Tidak. Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku." Laki-laki itu kemudian menatap ke arah Sojung, dia dikejutkan tumpukan kertas di atas mejanya yang entah sejak kapan ada di situ.
"Aku yang membawa ini," jelas Sojung sebelum Seokjin bertanya. "Seokjin, apa aku boleh meminta bantuanmu?"
"Apa?" tanya Seokjin sambil membuat kursi berodanya itu mendekat ke sudut meja, tempat Sojung berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him; Seokjin
FanfictionYang Sojung adalah pegawai di salah satu perusahaan penerbit yang ada di Kota Seoul, Korea Selatan. Luka patah hati mengantar atensinya pada pegawai baru―yang beberapa waktu lalu, sebenarnya telah mengatakan perasaannya. Setelah sekian waktu berlalu...