54: Gangguan

96 22 14
                                    

"Han Minkyung-nim, kenapa kau mengatakan bahwa itu bukan dirimu?"

Kepala Han kembali melemaskan bahu dan menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi. Dia dengan santai menatap mata wakil yang dikirim CEO sambil menjawab pertanyaan yang ia terima. "Kau jelas-jelas tahu bahwa email itu bukan email pribadiku. Itu adalah email yang diberikan perusahaan, pun bukan hanya aku yang memiliki akses pada akun tersebut."

"Bisa kau berikan buktinya?" tanya Wakil CEO.

Kepala Han menertawakan pertanyaan wakil. Dia menyungingkan senyumannya. "Yak, kenapa tidak percaya padaku? Kau jelas-jelas bisa bertanya pada Kepala lain. Tanyakan pada mereka, apakah akun email yang diberikan perusahaan hanya dapat diakses oleh orang yang bersangkutan?"

"Ada beberapa orang yang bisa mengakses akun itu di perusahaan kita," lanjut Kepala Han. "Bisa saja orang yang mengirim email itu ... adalah suruhan orang yang membenci karirku di sini."

"Geutji, bisa jadi itu adalah jebakan yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan Kepala Han, juga aku," tambah Nayeon. Mata gadis itu menatap lurus ke arah mata Sojung, senyuman sungging sesekali juga ia berikan pada gadis yang lahir dengan marga Yang itu.

Yang Sojung yang duduk di sebrang Nayeon lantas mendecih, senyuman sungging menyusul kemudian. "Kurasa kau harus menunggu bukti berikutnya, Im Nayeon-ssi. Buka matamu dan lihat apa yang akan segera tampil di layar proyeksi nanti."

"Ouw ... kau sedang mengancamku, Yang Sojung-ssi?" tanya Nayeon.

"Kurasa bukan begitu," jawab Sojung. "Aku hanya ingin kau memerhatikan layar proyeksi setelah bukti ini selesai diusut dengan tuntas."

"Geurae," sahut Im Nayeon dengan angkuh. "Aku akan memerhatikan layar proyeksi dengan baik."

Satu sudut bibir Yang Sojung terangkat sempurna. Ketika tampilan di layar proyeksi menunjukkan apa yang dia maksud saat berbicara dengan Nayeon tadi.

"Aku merasa puas, aku harap Yang Sojung dan timnya akan kalah karena ini." Wakil yang dikirim CEO membaca caption yang tertera pada tangkapan layar close friend instastory akun pribadi milik Im Nayeon.

"Im Nayeon, kau mengambil tangkapan layar percakapanmu dengan Kepala Han, lalu mempostingnya di instastory dengan caption demikian. Lantas, apa maksudmu melakukan hal itu?" tanya Wakil yang dikirim CEO.

"Aku tidak menulis itu," jawab Im Nayeon dengan yakin. "Akun instagramku diretas sejak pagi hari, tanggal tujuh belas bulan ini."

"Tangkapan layar ini diambil di tanggal yang sama. Namun instastory dibuat pada pukul dua belas siang, yang artinya akun instagram Im Nayeon sudah diretas," papar Wakil CEO.

Taehyung bersuara, "Bagaimana kami bisa percaya kalau instagrammu diretas? Bisa jadi, itu hanya alasanmu untuk pergi dari tuduhan bukti yang kami temukan. Geutji?"

"Aniya, Taehyung-ssi." Im Nayeon tertawa sambil mengambil ponselnya dari dalam tas. "Jangan terburu-buru. Aku jelas akan tunjukkan buktinya."

Nayeon memberikan ponselnya pada Wakil yang menangani masalah mereka. "Aku mengambil tangkapan layar saat aku menyadari bahwa akunku diretas. Lihat tanggal dan jam saat tangkapan layar itu diambil. Itu cocok dan jauh sebelum instastory close friend itu dibuat. Bukan begitu?"

Taehyung dan Sojung membesarkan mata mereka. "Apa? Tidak mungkin," gumam Taehyung. "Kau pasti sudah merencanakan ini dengan baik. Kau pasti sengaja mau menyalahkan Yang Sojung. Benar 'kan?"

Nayeon tertawa satu sudut. "Untuk apa aku melakukan itu? Aku dan Sojung memang tidak dekat, tapi pikiranku belum sejauh itu―maksudku, sengaja mau menjatuhkan dan mengalahkan Yang Sojung dengan cara yang licik." Di akhir kalimatnya, Im Nayeon memberikan Yang Sojung tatapan penuh arti, satu sudut bibirnya terangkat begitu lancip.

°・Him; Seokjin・°

Umji menaruh kembali cangkir kopi usai puas menyeruput isinya. Tatapannya jelas menunjukkan raut kekecewaan, ada rasa marah yang sedikit mengusik hatinya. "Kenapa mereka bisa lolos begitu saja dari bukti yang kita temukan? Kenapa orang yang ditunjuk untuk mengusut tuntas masalah ini ... tidak menekan mereka dan membiarkan mereka pergi begitu saja dari masalah ini?"

Ahn Seokjin menarik napasnya. Dia juga sama seperti Umji―bahkan yang lain, merasa kecewa cenderung marah usai mendengar hasil keputusan di ruang rapat besar tadi. "Ini benar-benar menjengkelkan!"

"Benar! Im Nayeon dan Kepala Han sudah mempersiapkan semuanya. Mereka benar-benar licik," timpal Taehyung.

Sojung yang tampak melamun, menatap kosong cangkirnya yang ada di atas meja, menarik satu sudut bibirnya tiba-tiba. Pun mulutnya bersuara mengucapkan kalimat, "Kurasa ... Kepala Han sudah mengendalikan semuanya."

Mata Sojung terangkat, menatap wajah dari masing-masing anggota. "Dia sudah mengendalikan semua petinggi perusahaan, termasuk Wakil Park yang ditunjuk sebagai pengamat dan pengusut kasus ini."

"Eonnie." Yerin bersuara. Dia menatap mata Sojung tanpa ragu, sudut bibirnya terangkat satu. "Geumanhae. Berhenti mencurigai hal-hal seperti ini. Bukankah yang lain sudah rela meski kita tak menjadi juara dalam kompetisi? Kau sangat berambisi ...."

"Apa?" Mata Sojung terbuka lebar.

"Chae Yerin!" tukas Taehyung.

"Apa?" balas Yerin sambil menatap mata kekasihnya dengan berani. "Kau mendukung ambisi Yang Sojung? Apa untungnya untukmu? Kenapa kau berani berprasangka―"

"Aniya, Yerinie." Sojung memotong ucapan Yerin dengan sengaja. "Aku tidak berambisi. Aku juga menerima dengan lapang dada kekalahan ini."

"Geuraeseo?" tanya Yerin.

"Geuraeseo ..." Sojung menggantung kalimatnya. "... aku―aku memberitahu kalian berdasarkan apa yang aku lihat. Bukankah ini tidak adil untuk kita? Bahkan untuk tim yang lain."

"Tapi apa yang kau lihat, nyatanya tak pernah terjadi," kata Yerin. "Im Nayeon tak pernah tertangkap kamera CCTV berada di sekitar ruang Kepala Han, apalagi masuk dan tertawa karena berhasil mengalahkanmu."

"Apa?" Chae Seungkwan bertanya.

Yerin menatap ke arah Seungkwan untuk sejenak, tapi gadis itu tak berniat menjawab pertanyaan Seungkwan. "Eonnie. Apa kau benar-benar mengarang cerita? Kau berbohong?" tanya Yerin.

"Yak, Chae Yerin! Kenapa kau berbicara begitu?" tanya Ahn Seokjin. Ekspresi wajahnya tak menipu, lantaran dengan jelas Ahn Seokjin menunjukkan lewat wajahnya kalau dia sangat tersinggung atas apa yang terucap dari mulut kekasih Cho Taehyung itu.

"Wae?" Tatapan Yerin beralih pada Seokjin. "Kau tidak tahu, bahwa rumor Yang Sojung berbohong dan bersandiwara, sudah menyebar luas di perusahaan?"

Yerin kembali menatap Sojung usai puas menatap Seokjin. "Eonnie, aku tahu belum lama ini kau melakukan kunjungan rutin ke dokter psikiatri. Apa kau mengalami gangguan mental? Apa ini ... salah satu efek dari gangguan yang kau alami?"

"Yak, Yerin-ssi! Berhenti di sini karena kau sudah keterlaluan!" Ahn Seokjin langsung berdiri usai berkata demikian. Dia mengajak Sojung juga untuk meninggalkan perkumpulan anggotanya.

°・Him; Seokjin・°

A/N:
sebel banget, hpku masih mati sampe sekarang😭😭😭 siapapun doain hpku yang mati segera nyala🙏🏻 udah pw banget soalnya nulis di sana:(

bye, kita ketemu lagi secepatnya! jaga kesehatan dan jangan lupa tekan bintang!🌟

Him; SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang