Sojung langsung turun dari mobil Seokjin dan masuk ke gedung apartemennya. Dia berjalan masuk, menekan tombol lift agar bisa segera tiba di unit apartemennya. Pikirannya menghitung detik waktu yang ia butuhkan untuk menunggu lift siap.
Saat Seokjin tiba di sampingnya, Sojung spontan bertanya. "Berapa sisa waktu yang kita punya?"
Seokjin menjawab dengan tanggap, setelah melihat jam di pergelangan tangannya. "Sembilan belas menit."
Tepat saat itu lift tiba. Sojung langsung naik dan menekan tombol lantai di mana unitnya berada. Saat denting lift sampai unit yang diuji akhirnya berbunyi, Sojung segera berlari ke luar untuk bisa sampai ke apartemennya.
Dengan buru-buru, Sojung menekan pin apartemennya. Dia masuk dan disambut oleh laungan anjing peliharaannya. "Eo, Meonji-ya. Ibu bukan datang untuk mengajakmu bermain. Kita bertemu malam nanti!"
Sojung tak memedulikan lagi laungan anjing peliharaannya. Dia mengangkat telunjuknya, sambil mengingat di mana terakhir dia meninggalkan ID Card-nya.
Jarinya dipetik dengan bagus, saat mata gadis itu mampu melihat ID Card yang jatuh di bawah meja makan. "Kau! Akhirnya aku menemukanmu!"
Sojung tersenyum untuk sesaat, dia mengambil benda yang ia cari lalu kembali ke luar. "Meonji-ya, annyeong! Bertemu saat malam nanti! Ibu mencintaimu!"
Begitu pintu apartemen sudah tertutup, Sojung memberikan senyumannya pada Seokjin. Dia menunjukkan ID Card yang ia dapatkan, lalu menepuk bahu Seokjin dan mengajak laki-laki itu berlari lagi.
Seokjin menunjukkan deret giginya sambil mengangkat kedua sudut bibirnya, lalu berlari secepat yang ia bisa. Mereka turun menggunakan lift, lalu bergegas masuk ke dalam mobil. "Lima belas menit lagi menuju waktu kerja. Kita jalan sekarang, mohon bersiap."
Sojung dengan sepenuhnya percaya pada Seokjin bahwa laki-laki itu akan membawanya kembali ke kantor dengan selamat, meski dia harus membawa mobil dengan kecepatan yang tak sewajarnya.
Begitu tiba, Sojung menggunakan kartu identitasnya yang ia pegang untuk membuka jalan masuknya dan Seokjin. Mereka lagi-lagi harus berhadapan dengan lift. Harus menunggu beberapa saat sebelum lift siap digunakan.
Ketika mereka sudah berada dalam lift yang mengantar mereka, Sojung menghela napas lega, meski belum sepenuhnya. "Seokjin-ssi, berapa waktu kita yang tersisa?"
"Lima menit," jawab Seokjin.
Mereka belum bisa bernapas lega sebelum mereka masuk ke dalam ruang rapat sebelum rapat besar dimulai. Keduanya kembali berlari, menuju meja masing-masing. Mengambil beberapa bahan dan alat yang dibutuhkan selama rapat berlangsung.
Sojung dan Seokjin saling menatap dan berdiri tegak dengan senyuman penuh bangga. "*Jarhaesseo!" ucap Sojung pada Seokjin.
Laki-laki di hadapannya menelengkan beberapa derajat kepalanya. "Belum berhenti sampai di sini." Sekarang matanya mengarah pada ruang kosong namun luas di hadapan mereka. Menuju ke arah ruang rapat besar divisi khusus. "Berlari lagi, Yang Sojung?"
Sojung terkekeh untuk sesaat. "Sepertinya, kita yang akan menjadi juara bila ikut kejuaraan lari."
Seokjin memberikan telapak tangannya di depan Sojung. Gadis itu kira, Seokjin akan menjabat tangannya, makanya ia ikut mengulurkan telapak tangannya ke depan. Namun, alih-alih begitu, Seokjin justru menepuk cepat telapak tangan Sojung. "Lari!" seru laki-laki itu setelahnya.
Sojung tertawa, meski tak berkelanjutan. Sebab kakinya mengikuti langkah kaki Seokjin, yang dengan cepat membawanya sampai ke ruang rapat besar.
°・Him; Seokjin・°
KAMU SEDANG MEMBACA
Him; Seokjin
FanfictionYang Sojung adalah pegawai di salah satu perusahaan penerbit yang ada di Kota Seoul, Korea Selatan. Luka patah hati mengantar atensinya pada pegawai baru―yang beberapa waktu lalu, sebenarnya telah mengatakan perasaannya. Setelah sekian waktu berlalu...