Senyuman Seokjin dan Sojung tadinya begitu lebar. Namun, sayangnya itu berubah dengan cepat, setelah Ahn Seokjin menyadari bahwa dahi dan seluruh tubuh Sojung memanas. "Sochie, kau demam!"
Sojung menaikkan sebelah alisnya. Tangannya menyentuh dahi dan lehernya sendiri, dia juga menyentuh wajah Seokjin, untuk memastikan suhu tubuhnya. "Sepertinya begitu. Tapi aku baik-baik saja, kau jangan khawatir."
Seokjin menggeleng. Dia menarik lengannya yang menjadi bantal Sojung dengan perlahan. Dia bangun dari ranjang dan segera menghubungi seseorang yang dia kenal. "Ah, Cho Taehyung-ssi."
"Aku butuh bantuanmu. Tolong buat surat izin atas namaku dan Sojung. Dia demam dan aku harus menjaganya. Kau pasti mengerti apa yang kurasakan 'kan?"
Seokjin berhenti berbicara untuk beberapa saat. Lalu melanjutkan lagi setelah mendapat jawaban, "Ah, aku senang sekali mendengarnya. Terimakasih. Lain kali aku akan mentraktirmu dengan menu enak."
Ketika Seokjin kembali ke kamar Sojung, dia melihat gadis itu sudah bangun dan duduk di atas ranjang pembaringan. Ahn Seokjin berjalan lebih cepat untuk bisa sampai di tepi ranjang. "Kau harus istirahat. Jangan paksakan dirimu untuk bangun."
"Tapi aku baik-baik saja," balas Sojung. "Kau jangan mengkhawatirkanku, kau harus pergi kerja."
Seokjin tak mengindahkan tiap kata yang Sojung ucapkan. Dia malah duduk di tepi ranjang, merebahkan diri kemudian sambil menarik tangan Sojung agar gadis itu jatuh ke dalam dekapannya. "Aku tak akan melepasmu sampai kau berjanji untuk tidur dengan tenang padaku."
Sojung menarik kedua sudut bibirnya, dia tersenyum begitu tipis. "Arasseo, Ahn-ssi. Aku berjanji untuk tidur dengan tenang dan tak akan banyak bergerak."
"Benar?" ulang Seokjin.
"Kalau kau tak mendengarku tadi, kurasa aku perlu meralat ucapanku. Bukan begitu?" Sojung sengaja mempermainkan kekasihnya.
"Tidak. Aku dengar dan aku sudah memastikan bahwa apa yang kau ucapkan adalah benar." Ahn Seokjin melepas tubuh Sojung. Dia membenarkan bantal yang akan menyangga kepala Sojung terlebih dahulu, lalu menarik selimut hingga dada gadis itu sementara dirinya turun untuk mengambil alat kompres. "Aku akan ambil kain dan air. Apa kau juga punya obat penurun demam?"
Sojung mengangguk. "Di samping kotak P3K. Ada di dinding samping kanan pintu menuju dapur."
Seokjin mengangguk mengerti. Dia berjalan meninggalkan Sojung di kamarnya sendirian, untuk mengambil kain, air hangat, juga obat penurun demam.
Saat Seokjin kembali, dahinya spontan mengerut khawatir lantaran dia melihat Sojung menutup matanya dan menggeram ketakutan. Tangannya juga meremas ujung selimut. Seokjin dibuat khawatir karena itu. "Sochie, apa yang terjadi?"
Sojung kembali membuka matanya, lalu menggeleng untuk memberikan jawaban. "Gwaenchana."
Dada gadis itu jelas naik turun dalam tempo cepat. Bulir keringat juga terlihat dengan jelas di dahinya. Tapi Yang Sojung ... memilih jawaban baik-baik saja untuk diberikan pada kekasihnya.
Sementara sebenarnya, Ahn Seokjin jelas tahu bahwa kekasihnya berbohong. Di dalam dia kembali merutuki dirinya. Keadaan Sojung memburuk semenjak pertengkaran mereka, saat Ahn Seokjin membujuk Sojung untuk tidak melupakan Yang Yeonsoo.
Seokjin benar-benar merasa bersalah.
°・Him; Seokjin・°
Semalam akhirnya Seokjin kembali ke rumah, karena Sojung sendiri yang meminta. Dia dibuat yakin dan percaya bahwa kondisi Sojung sudah jauh lebih baik sejak sore hari kemarin. Semuanya berkat Ahn Seokjin, karena kemarin laki-laki itu benar-benar menemani Sojung dan mengalihkan perhatiannya dari suara-suara menyakitkan lama yang mungkin datang menghantui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him; Seokjin
FanfictionYang Sojung adalah pegawai di salah satu perusahaan penerbit yang ada di Kota Seoul, Korea Selatan. Luka patah hati mengantar atensinya pada pegawai baru―yang beberapa waktu lalu, sebenarnya telah mengatakan perasaannya. Setelah sekian waktu berlalu...